Share

6. Peduli

Author: Author MungiL
last update Last Updated: 2023-10-25 10:00:25

Tanpa permisi Rafan masuk ke dalam dan memberikan bogeman pada adik kandungnya. Ia benci kekerasan, ia tak suka baku hantam, tapi ia lebih tak suka jika ada yang menyakiti wanita. Tak peduli siapa yang melakukan dan wanita mana menjadi korban.

Kedua orang tuanya adalah orang yang baik, keharmonisan rumah tangga mereka dan juga didikan dari ayahnya harusnya sudah cukup menjadi bekal bagaimana cara memperlakukan wanita terutama istrinya. Ibunya pun selalu memberikan kasih sayang yang berlebih pada kedua anaknya, tapi entah kenapa sikap Danish ini berbanding terbalik dengan sang kakak.

Rafan dikenal dengan ketegasan dan kejam saat berada di lingkungan kantornya. Tapi bertingkah sebaliknya saat berada di rumah. Sementara Danish dikenal sebagai pribadi yang humble, humoris, dan hangat. Namun, nyatanya saat di rumah ia berubah menjadi monster bagi sang istri.

"Tidak bisakah kau melawan saat mendapat perlakuan kasar seperti itu? Kau berani padaku, kenapa kau tidak melakukan hal yang sama pada suamimu?"

"Dia suamiku, aku harus menghormatinya."

"Lupakan status saat kau di sakiti. Jika kau selalu diam dengan perlakuan kasar seseorang karena menghargai statusnya, maka kau akan terus diinjak. Sejak kapan dia berani begini?"

Rafan merendam waslap dalam air hangat, ia tidak hanya ingin mengobati luka fisik Yuan tetapi juga ingin memberikan dukungan emosional. Tatapannya yang tulus ke depan mencerminkan tekadnya untuk membantu dan melindungi Yuan dari perlakuan kasar Danish, meskipun harus melakukannya dengan hati-hati agar tidak menciptakan masalah lebih lanjut dalam keluarga mereka. Tidak bermaksud untuk ikut campur, sudah ia katakan ia tak suka tindakan kriminal. Sebelum kelakuan Danish ini jauh lebih parah dan akhirnya tercium dunia luar, ia harus bisa menghentikannya.

Yuan mencoba tersenyum sebagai ungkapan terima kasih, masih terlihat terluka secara emosional. Rafan tahu bahwa luka hatinya mungkin jauh lebih dalam daripada luka fisiknya. Ia berharap dapat memberikan tempat yang aman bagi Yuan untuk berbicara, jika ia ingin berbagi atau mencari dukungan dalam menghadapi situasi sulitnya, ia akan selalu ada.

"Sangat sakit? Biar aku bantu," Rafan merebut kain itu dan mengompres dengan pelan sudut bibir Yuan. Sesekali wanita itu terlihat meringis kesakitan.

"Terima kasih, Rafan. aku harus kembali ke rumah." Wanita itu bangkit hendak meninggalkan halaman belakang rumah.

"Tunggu, Yuan," kata Rafan dengan lembut. Yuan yang sempat melangkah kembali terhenti. "Sejak kapan dia berani begini?" tanyanya, ingin memahami lebih dalam tentang apa yang telah terjadi.

Yuan merenung sejenak sebelum menjawab, "Sudah beberapa bulan terakhir, lebih tepatnya setelah dia pulang dari luar kota. Tapi kami hanya bertengkar di mulut saja, ini adalah pertama kalinya dia melakukan kekerasan fisik. Aku tidak apa-apa, ini hanya luka kecil. Akan sembuh dengan cepat," kata Yuan berusaha untuk mengakhiri obrolan mereka sekaligus menenangkan dirinya sendiri.

Rafan hanya melihat kepergian wanita itu. Meskipun Yuan mencoba meremehkan luka fisiknya, Rafan tahu bahwa masalah ini jauh lebih serius daripada yang diungkapkan oleh adik iparnya. Ia tidak bisa membiarkan situasi ini terus berlanjut. Ia tak mau kejadian ini lama-lama akan tercium oleh kedua orang tuanya dan malah menimbulkan masalah yang lebih melebar. Tidak-tidak, reputasi keluarga adalah segalanya bagi Rafan.

°°°

Hari terus berlanjut, membiarkan dan berlakon seperti tak terjadi apa-apa nyatanya tak membuat situasi menjadi lebih baik. Tetap sama saja, tak ada perubahan baik di antara sepasang suami istri itu. Meskipun secara mata telanjang hubungan mereka terlihat baik-baik saja, mata Rafan bisa melihat luka dan kepedihan di mata Yuan.

Ia tak tahu apa saja yang terjadi di antara keduanya. Yang ia tahu hanya hubungan mereka yang tidak lagi harmonis seperti yang ia lihat dahulu.

Hingga suatu ketika tibalah mereka di momen hari ulang tahun perusahaan. Acara besar yang digelar setiap tahun itu selalu megah dan mewah.

Yuan membenahi dirinya sebaik dan secantik mungkin, ini adalah pertama kalinya ia akan dibawa ke acara perusahaan keluarga Dewantara. Siapa yang tak gugup jika berada di posisinya saat ini? Menjadi bagian dari keluarga yang terpandang dan harmonis di mata setiap orang adalah idaman setiap wanita. Tapi sayangnya, rumah tangganya tak seharmonis yang terlihat.

"Kau terlihat sangat cantik hari ini. Aku harap kau berdandan untuk suamimu. Bukan untuk orang lain," kata Danish memandangi istrinya melalui cermin di lemari.

"Memangnya kau pikir aku berdandan untuk siapa? Siapa orang lain yang kau maksud?"

"Perlindungan yang diperlihatkan Rafan membuat aku curiga. Aku harap kau sedang tidak menyembunyikan hal busuk dariku."

Apa-apaan ini? Pertanyaan konyol macam apa yang sedang di pertanyakan oleh Danish ini? Kenapa Rafan yang hanya berusaha untuk membelanya saja harus dicurigai sejauh itu?

"Danish, tidakkah kau merasa cara berpikirmu ini berlebihan? Sudahlah, aku sudah bosan dengan pertengkaran ini. Kau sudah berubah banyak sejak pulang dari luar kota." Yuan yang tak mau merusak moodnya memilih untuk keluar kamar.

Danish membiarkan wanitanya itu pergi. Ia lebih memilih untuk duduk santai terlebih dahulu dan mengotak-atik ponselnya.

[Kau sudah sampai?] sebuah pesan ia kirim ke nomor kontak bernama Ae-in.

[Sudah, baru saja sampai. Kau kapan berangkat?]

[Sebentar lagi]

Danish yang baru berkirim pesan pada seseorang itu lalu bersiap, ia berdiri di depan cermin meja rias dan menata rambutnya menjadi terlihat lebih tampan.

Sementara di lantai bawah.

"Untukmu. Minumlah sedikit, ini akan membuat kau lebih rileks. Pasti kau sangat gugup mendatangi pesta besar perusahaan keluarga untuk pertama kalinya." Rafan menyodorkan secangkir coklat hangat.

"Terima kasih," kata Yuan menyeruput cangkir yang berisi cairan yang sedikit mengepul itu.

Sejak melihat Yuan duduk di ruang tengah pandangan Rafan sama sekali tidak teralihkan. Penampilan wanita itu begitu sempurna hari ini.

Gaun hitam pendek yang terbuat dari wol halus menciptakan penampilan yang begitu anggun di tubuhnya. Gaun tersebut diberi potongan modern dengan lekukan yang memeluk tubuhnya dengan sempurna, memberikan siluet yang elegan.

Sepatu hak tinggi berwarna senada dan aksesori perhiasan minimalis, menambahkan kesan yang chic dan berkelas. Bagian tubuhnya sedikit terekspos dengan jelas membuat gejolak Rafan kembali berulah.

Dalam hati ia terus membuat dirinya sadar bahwa yang terjadi malam itu adalah sebuah kesalahan. Kesalahan yang jujur saja tidak mampu ia lupakan. Entah apa yang terjadi dengan dirinya yang terus menerus terpaku pada ingatan di malam itu.

"Dia memang terlihat cantik, tidak perlu kau pandang seperti itu. Dia bukan milikmu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Akhir Cerita

    Setelah proses panjang di pengadilan, Rafan dinyatakan bersalah atas pembunuhan berencana dan berbagai tindakan kriminal lainnya yang terkait dengan kematian Alea. Hakim menjatuhkan hukuman penjara selama 20 tahun kepada Rafan.Yuan dan sang ibu mertua hanya bisa menangis sejadi-jadinya, siapa yang menyangka jika hukuman akan selama dan sepanjang ini. Rafan menghampiri keluarganya dengan wajah yang tampak tegar meski lelah, dan ia mencoba tersenyum untuk menguatkan istri dan kedua orang tuanya. Yuan tidak bisa menahan air matanya. "20 tahun, Rafan. Itu waktu yang sangat lama. Bagaimana bisa aku melalui hari tanpamu?" Wanita itu menghambur ke pelukan suaminya. Sayang, Rafan tak bisa membalas pelukan itu lantaran tangannya sudah terborgol. Rafan menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku tahu, Yuan. Ini memang lama, tapi aku akan menjalani hukuman ini dengan tenang. Aku ingin menebus semua kesalahanku. Dan aku butuh kamu untuk tetap kuat di luar sana."Yuan menggengg

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Memaafkan

    Rafan mengulurkan tangan untuk membantu Antoni duduk sempurna. Napas mereka belum kembali normal, masih beradu dengan kenyataan yang tak hanya membuat lelah fisik. Antoni merasakan tubuhnya lemas, tetapi pikirannya terus berputar. Kata-kata Alea terus terngiang-ngiang di telinganya. "Jangan biarkan cinta merubah apa pun dalam dirimu."Ia menatap Rafan dengan pandangan yang penuh kebencian, tetapi di balik kebencian itu, ada secercah kesadaran. Alea benar, ia telah membiarkan kebencian menguasai dirinya terlalu lama. Jika ia terus berjalan di jalan ini, ia akan menjadi apa yang Alea tidak inginkan. "Antoni, tolong dengarkan aku," suara Yuan terdengar lagi, lebih lembut, "Kita bisa mengakhiri ini sekarang. Rafan bersedia menerima hukumannya. Biarkan hukum yang mengadili."Antoni menatap Yuan dengan mata yang penuh dengan emosi yang bercampur aduk. Di satu sisi, ia ingin membalas dendam, ingin Rafan merasakan penderitaan yang ia rasakan. Tetapi di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan p

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Lanjut Atau berhenti?

    Dalam pertarungan itu, Rafan berhasil merebut pistol yang terjatuh saat terjadi baku hantam. Mereka bergulat di lantai, saling rebut senjata. Yuan berteriak memohon agar mereka menyudahi kegaduhan ini. Namun, suara teriakannya tenggelam dalam suara pertarungan sengit itu. "Rafan, lempar pistolnya ke sini! Rafan kau dengar aku? Lempar ke sini, Rafan!" Yuan berteriak sekuat yang ia bisa. Saat ini hanya itu yang bisa ia lakukan. Tak lama kemudian, Rafan melakukan apa yang diminta sang istri, ia melempar senjata itu meski asal. Antoni mengamuk saat senjata itu berada di tangan Yuan. Ia kembali bangkit dengan membawa pukulan dan tendangan yang lebih brutal. Rafan hanya menghindar tak berniat membalas. Ia sedang mengumpulkan tenaga untuk menghentikan ini. Pukulan demi pukulan yang disodorkan tak membuahkan hasil membuat Antoni lelah sendiri. Di saat itulah, Rafan mengerahkan tenaga yang baru ia kumpulkan. Dengan sekali tendang di dada, Antoni tersungkur tak berdaya. "Rafan suda

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Saling Serang

    "Antoni, tolong pikirkan lagi! Apakah ini yang benar-benar diinginkan oleh Alea? Apakah dia ingin kau hidup dengan kebencian dan dendam seperti ini?""Kau tidak tahu apa-apa! Kau mungkin pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang kau cintai, seseorang yang kau sayangi, tapi apakah kau pernah kehilangan seseorang dengan cara yang kejam? Sepertinya ikut melenyapkan mu juga pilihan yang bagus. Rafan juga harus merasakan apa yang aku rasakan. Kehilangan seseorang dengan cara yang kejam."Rafan maju perlahan, melihat Antoni yang kesetanan membuat ia takut hilang kendali dan justru mengikutsertakan Yuan dalam permasalahan masa lalunya. "Dengarkan aku Antoni, aku menyesal. Aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku. Aku akan melakukan apa pun yang kau minta, lakukan apa saja padaku, tapi jangan libatkan Yuan dalam hal ini. Ini murni kesalahanku, bukan?"Antoni tersenyum miring, "Kau pikir aku akan melepaskan orang yang kau cintai begitu saja? Dia ba

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Pertemuan Dua Pria

    "Yuaaann!"Suara Rafan menggema di seluruh ruangan, memecah keheningan yang melingkupi gedung lantai dua itu. Yuan terkejut melihat suaminya muncul, wajahnya penuh kepanikan dan ketakutan, napasnya pun sudah tersengal-sengal. Nampaknya ia berlari dari halaman gedung hingga naik ke titik ini. Antoni menoleh, tatapannya sangat memperjelas bahwa kebencian dirinya terhadap Rafan benar-benar berada di puncak. "Kau!" teriak Antoni mengarahkan pistolnya ke arah Rafan. "Akhirnya kau datang juga, akhirnya aku dengan leluasa bisa melihat wajahmu. Kau adalah awal dari segala penderitaanku. Kau harus membayar semuanya, Rafan. Nyawa, kebahagiaan, waktu, sakitku, dan hancurnya kehidupanku hanya karena kau!"Rafan mengangkat kedua tangannya, berusaha menunjukkan bahwa ia tak bersenjata dan tidak ada niatan untuk melawan. "Dengar aku! Aku dan kau tidak saling kenal, aku tidak tahu di sini kau siapa, tapi aku tahu siapa yang yang kau maksud. Aku tahu yang kau maksud adalah Alea, wanita yang ada di

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Terungkap

    Yuan masih terpaku di tempat. Pandangannya tak lepas dari layar monitor yang terus berjalan menampilkan gambaran masa lalu raffan yang tidak ia ketahui. Dalam waktu beberapa menit itu, slide-slide itu seolah menayangkan hampir setengah kehidupan masa muda sang suami. Semua masih menampilkan wajah-wajah yang sama, tak ada yang aneh. Rafan memang setia dalam menjalin hubungan. Bukankah wajar dan tidak ada keanehan dengan foto-foto yang ditampilkan? Itu bagian dari masa lalu dan apa masalahnya? Hingga akhirnya, pikiran Yuan yang begitu positif itu terkacaukan dengan sebuah chat. Selintas ia membaca kata "gugurkan" dan membuatnya mengatakan... "Stop! Kembali ke slide sebelumnya!"Antoni menurut, ia kembali menampilkan foto sebelumnya. "Sekarang kau tahu kenapa hingga detik ini Rafan tidak punya anak? Karma. Dia sedang menjalani karmanya. Pasti kau bertanya-tanya, siapa perempuan itu, siapa aku, apa hubungannya dengan kekacauan dalam hidupmu? Aku yakin banyak pertanyaan dalam benakmu. K

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Masuk Perangkap

    "Apa maksudnya dia mengirimku ke tempat seperti ini?! Apa aku sedang dibodohi?" gerutu Yuan seraya berjalan kembali ke mobilnya. Wanita itu belum selesai dengan keterkejutannya yang tanpa sengaja mendatangi sebuah rumah aborsi ilegal. Namun rupanya, semesta masih memberinya kejutan dengan kehadiran sosok pria berkulit putih di dalam mobilnya. "Siapa kau?" tanyanya dalam keadaan terkejut. Bagaimana tidak? Pria itu duduk kursi samping kemudi. "Itu tidak penting, yang lebih penting adalah informasi yang aku bawa. Informasi yang bisa menentukan masa depan dan jalan hidupmu selanjutnya. Jalan sekarang! Ikuti petunjuk yang aku berikan! Atau kau ... akan ditemukan menjadi mayat sebelum kau tahu rahasia besar yang dirahasiakan suamimu." Antoni mengarahkan pistol tepat di kepala Yuan. Manusia mana yang tidak gemetar jika dihadapkan dengan senjata tajam sementara dirinya tak menguasai apa pun dalam perkelahian atau menjinakkan senjata tajam, jangankan melakukan itu, memegang dengan benar da

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Tempat Masa Lalu

    Rafan beberapa kali membolak-balikan kertas itu untuk meyakinkan diri. Tak ada apa-apa di benda itu. Bahkan setitik noda tinta pun tak ada. Ia juga dengan teliti memastikan bahwa tak ada apa-apa lagi di kaleng itu. Memang tidak ada, kosong, itulah kenyataan yang ada di hadapannya sekarang. Rasa takut, cemas, dan kekhawatirannya tak terbukti. Ia merasa lega karena tak ada hal apa pun yang menambah kecurigaan sang istri terhadapnya. Namun, kelegaan itu hanya berlangsung sementara saja, ia merasa kembali dikuliti saat mendapati tatapan sang istri yang mengarah padanya. Tatapannya biasa saja, tidak menakutkan bagi Rafan, tapi entah kenapa ia merasa terintimidasi oleh sorot mata wanita itu. Mungkin ini adalah efek lantaran dirinya yang menyembunyikan hal besar dari semua orang. "Sudah puas, Sayang? Tidak ada apa-apa, jadi tidurlah. Aku akan menyusul setelah mandi." Rafan kembali menggulung kertas dan memasukkan ke kaleng lalu ia letakkan benda itu di meja rias.Yuan mengangguk, tetapi ek

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   108. Surat Kaleng

    Rafan hendak membuka mulutnya untuk kembali menjawab pertanyaan dari Frans. Hanya saja, getaran di ponselnya membuat ia mengalihkan perhatian. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal terpampang di layar. Baginya sekarang tak mengherankan lagi ada banyak nomor yang menghubunginya. Si peneror seringkali mengganti nomornya saat menghubungi. Wajah yang semula biasa saja kini mendadak membuat raut tegang, wajahnya pucat, dan ia mulai di serang panik. "Sial! Frans, aku harus pulang." Hanya kalimat itu yang mampu Rafan keluarkan. Ia tergesa membawa dirinya keluar dari apartemen. Pesan dari peneoror ini membuat ia kembali kalang kabut. Rafan meluncur di jalan dengan kecepatan tinggi, hatinya berdegup kencang. Pemandangan di sekitarnya menjadi blur, hanya fokus pada satu tujuan, pulang. Ketegangan memenuhi udara di dalam mobil saat ia meraba-raba kantong saku, mengeluarkan ponselnya dengan gemetar. Layar ponsel terangkat menampilkan foto ancaman yang menakutkan. Rafan merasa napasnya se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status