Share

7. Pesta

Auteur: Author MungiL
last update Dernière mise à jour: 2023-10-25 16:00:17

Yuan yang sedang menikmati coklat hangat itu seketika tersedak ketika mendengar suara bariton dari sang ayah mertua. Ia sedikit salah tingkah saat menatap Rafan yang juga terlihat kikuk dan canggung.

"Ke mana Danish?"

"Aku di sini, Yah."

Sahutan dari arah tangga membuat Yuan yang hendak berucap kembali terdiam.

Seperti biasa, sepasang suami istri itu akan terlihat biasa saja saat berada di depan kedua orang tuanya. Tak peduli mereka sesaat sebelumnya terlibat pertengkaran. Hanya Rafan yang melihat apa yang mereka sembunyikan. Entah dirinya yang memang perasa atau dirinya satu-satunya yang mengetahui bahwa keduanya sedang tak baik-baik saja.

Malam itu suasana kantor begitu ramai, penuh sesak oleh orang-orang yang berkedudukan penting dalam perusahaan itu dan ada beberapa kolega besar yang turut hadir memeriahkan acara tersebut.

Dengan berjalan anggun dan tangan yang terpaut di lengan Danish, Yuan menampilkan senyum keramahan pada setiap manusia yang ia lewati. Nampak beberapa dari mereka berdecak kagum dengan keanggunan yang dimiliki wanita itu. Bahkan beberapa kolega dan klien penting secara terang-terangan memuji kecantikannya.

Selesai dengan acara ramah tamah, Danish sedikit menepi dan perlahan menjauh dari kerumunan. Tak ada yang menyadari kepergian pria itu.

Satu-satunya yang menyadari bahwa Danish tidak berada di dekat istrinya adalah Rafan. Entah semesta yang sedang mendukung pria itu, atau memang Dewi Fortuna sedang berpihak padanya. Ia selalu mempunyai kesempatan dekat dengan wanita itu. Meskipun ia sebenarnya tidak ingin berada di sekitar Yuan, tapi tetap saja kakinya melangkah ke arah di mana Yuan berdiri.

"Kau sendirian, ke mana Danish?"

"Pergi ke toilet."

"Kau bosan?"

"Tidak juga, hanya saja merasa tidak terlalu nyaman di tengah-tengah banyak manusia tapi aku sendirian."

"Kalau begitu aku temani."

"Menjauhlah dariku, Rafan. Aku tidak ingin Danish berpikir yang tidak-tidak. Dia terus mengira kalau kau dan aku ada hubungan karena kau terus membelaku."

"Aku tidak harus melakukan sesuatu yang tidak pernah aku lakukan. Kalau kau menjauhiku karena tuduhannya, itu sama saja kau membenarkan apa yang dia katakan. Kau dan aku tidak punya hubungan, kan? Lalu untuk apa kau dengarkan kata dia? Atau jangan kau berharap ada hubungan denganku?"

"Jangan gila." Yuan meletakkan gelasnya dan hendak berlalu sana.

Namun, tangan Rafan tiba-tiba menarik tangan wanita itu sehingga tubuh mereka saling berhadapan dan sangat dekat. Untunglah kedua tangan Yuan berada di tengah-tengah mereka sehingga tubuh mereka tak terlalu menempel.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yuan kesal seraya melihat sekeliling. Ia takut jika ada yang melihat posisi mereka barusan dan terjadi kesalah pahaman.

Rafan hanya menjawab dengan gerakan dagunya. Terlihat seseorang yang sedang menghidangkan makanan di meja. Mungkin jika dirinya tak ditarik oleh Rafan, ia sudah bertubrukan dengan pelayan itu.

"Terima kasih," jawab Yuan sekenanya dan pergi dari sana.

Kakinya melangkah ia bawa untuk mencari di mana keberadaan toilet. Ia tak pernah ke kantor keluarga mertuanya sebelumnya, semua serba asing membuat ia melangkah ke mana-mana. Ia mengubungi Danish pun tak bisa lantaran nomornya yang tak bisa dihubungi.

Sementara laki-laki yang sedang dicari oleh Yuan tengah berada di ruangannya. Ruang kerja yang berada di lantai sepuluh tak mungkin akan di jamah oleh siapa pun malam ini.

Wanitanya sedang sibuk mencari di mana dirinya, sementara ia di ruangannya sedang menikmati malam panas dengan sang sekretaris pribadi. Malam panas yang entah keberapa kalinya setelah mereka menjalin hubungan haram dua bulan yang lalu.

"Kenapa cepat-cepat, Danish? Aku baru saja menikmatinya, tapi kau sudah mengakhirinya. Menyebalkan!" ujar Feli memungut pakaiannya dengan mengerucutkan bibirnya.

"Tidak bisa lama-lama, Sayang. Kau tahu kita sedang pesta. Jangan buat semuanya curiga dengan ketidakhadiran kita di lantai bawah."

Kedua pasangan haram itu lalu keluar setelah memastikan dirinya mereka layak untuk kembali ke pesta. Penampilan yang cukup acak adul kini sudah tak lagi terlihat. Dan keduanya keluar ruangan bersamaan dan terpisah di lift. Sungguh manipulasi yang rapi dan luar biasa.

"Ada apa kau menghubungiku?" tanya Danish di sambungan telepon dengan bodohnya.

"Kau bertanya? Apa kau tidak sadar kau berapa lama di kamar mandi? Aku sedang mencarimu!"

"Tunggu saja di sana. Aku akan kembali. Ada urusan sebentar tadi."

Urusan apa yang lebih penting dari istrinya? Perubahan yang kentara tentu membuat kecurigaan Yuan semakin lama semakin bertambah besar. Sungguh ia tak lupa dengan penyebab pertama kali ia bertengkar dengan suaminya.

'Ae-in. Bodoh! Kenapa aku baru terpikir untuk mencari makna dari nama itu?

Nama asing yang tidak mungkin menjadi nama asli dari seseorang.'

Wanita itu pun akhirnya berjalan menuju ke pesta seraya fokus dengan ponselnya. Ia tengah berselancar di internet untuk mencari makna dari kata yang asing di telinganya.

Yuan baru saja akan menekan ikon pencarian, namun fokusnya yang tidak pada jalanan membuat ia tak sengaja menubruk seseorang hingga ponselnya terjatuh.

"Ah, maaf saya tidak sengaja."

"Tidak apa-apa, Bu. Saya juga salah, saya sedang buru-buru, ini ponselnya." Wanita berpawakan tinggi dan semok itu menyerahkan ponsel Yuan.

"Terima kasih"

Yuan hanya menatap kepergian wanita itu dengan sedikit kening yang terlipat.

'Kenapa aroma tubuhnya tidak asing, seperti.... '

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Akhir Cerita

    Setelah proses panjang di pengadilan, Rafan dinyatakan bersalah atas pembunuhan berencana dan berbagai tindakan kriminal lainnya yang terkait dengan kematian Alea. Hakim menjatuhkan hukuman penjara selama 20 tahun kepada Rafan.Yuan dan sang ibu mertua hanya bisa menangis sejadi-jadinya, siapa yang menyangka jika hukuman akan selama dan sepanjang ini. Rafan menghampiri keluarganya dengan wajah yang tampak tegar meski lelah, dan ia mencoba tersenyum untuk menguatkan istri dan kedua orang tuanya. Yuan tidak bisa menahan air matanya. "20 tahun, Rafan. Itu waktu yang sangat lama. Bagaimana bisa aku melalui hari tanpamu?" Wanita itu menghambur ke pelukan suaminya. Sayang, Rafan tak bisa membalas pelukan itu lantaran tangannya sudah terborgol. Rafan menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku tahu, Yuan. Ini memang lama, tapi aku akan menjalani hukuman ini dengan tenang. Aku ingin menebus semua kesalahanku. Dan aku butuh kamu untuk tetap kuat di luar sana."Yuan menggengg

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Memaafkan

    Rafan mengulurkan tangan untuk membantu Antoni duduk sempurna. Napas mereka belum kembali normal, masih beradu dengan kenyataan yang tak hanya membuat lelah fisik. Antoni merasakan tubuhnya lemas, tetapi pikirannya terus berputar. Kata-kata Alea terus terngiang-ngiang di telinganya. "Jangan biarkan cinta merubah apa pun dalam dirimu."Ia menatap Rafan dengan pandangan yang penuh kebencian, tetapi di balik kebencian itu, ada secercah kesadaran. Alea benar, ia telah membiarkan kebencian menguasai dirinya terlalu lama. Jika ia terus berjalan di jalan ini, ia akan menjadi apa yang Alea tidak inginkan. "Antoni, tolong dengarkan aku," suara Yuan terdengar lagi, lebih lembut, "Kita bisa mengakhiri ini sekarang. Rafan bersedia menerima hukumannya. Biarkan hukum yang mengadili."Antoni menatap Yuan dengan mata yang penuh dengan emosi yang bercampur aduk. Di satu sisi, ia ingin membalas dendam, ingin Rafan merasakan penderitaan yang ia rasakan. Tetapi di sisi lain, ia tidak bisa mengabaikan p

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Lanjut Atau berhenti?

    Dalam pertarungan itu, Rafan berhasil merebut pistol yang terjatuh saat terjadi baku hantam. Mereka bergulat di lantai, saling rebut senjata. Yuan berteriak memohon agar mereka menyudahi kegaduhan ini. Namun, suara teriakannya tenggelam dalam suara pertarungan sengit itu. "Rafan, lempar pistolnya ke sini! Rafan kau dengar aku? Lempar ke sini, Rafan!" Yuan berteriak sekuat yang ia bisa. Saat ini hanya itu yang bisa ia lakukan. Tak lama kemudian, Rafan melakukan apa yang diminta sang istri, ia melempar senjata itu meski asal. Antoni mengamuk saat senjata itu berada di tangan Yuan. Ia kembali bangkit dengan membawa pukulan dan tendangan yang lebih brutal. Rafan hanya menghindar tak berniat membalas. Ia sedang mengumpulkan tenaga untuk menghentikan ini. Pukulan demi pukulan yang disodorkan tak membuahkan hasil membuat Antoni lelah sendiri. Di saat itulah, Rafan mengerahkan tenaga yang baru ia kumpulkan. Dengan sekali tendang di dada, Antoni tersungkur tak berdaya. "Rafan suda

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Saling Serang

    "Antoni, tolong pikirkan lagi! Apakah ini yang benar-benar diinginkan oleh Alea? Apakah dia ingin kau hidup dengan kebencian dan dendam seperti ini?""Kau tidak tahu apa-apa! Kau mungkin pernah merasakan bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang kau cintai, seseorang yang kau sayangi, tapi apakah kau pernah kehilangan seseorang dengan cara yang kejam? Sepertinya ikut melenyapkan mu juga pilihan yang bagus. Rafan juga harus merasakan apa yang aku rasakan. Kehilangan seseorang dengan cara yang kejam."Rafan maju perlahan, melihat Antoni yang kesetanan membuat ia takut hilang kendali dan justru mengikutsertakan Yuan dalam permasalahan masa lalunya. "Dengarkan aku Antoni, aku menyesal. Aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku. Aku akan melakukan apa pun yang kau minta, lakukan apa saja padaku, tapi jangan libatkan Yuan dalam hal ini. Ini murni kesalahanku, bukan?"Antoni tersenyum miring, "Kau pikir aku akan melepaskan orang yang kau cintai begitu saja? Dia ba

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Pertemuan Dua Pria

    "Yuaaann!"Suara Rafan menggema di seluruh ruangan, memecah keheningan yang melingkupi gedung lantai dua itu. Yuan terkejut melihat suaminya muncul, wajahnya penuh kepanikan dan ketakutan, napasnya pun sudah tersengal-sengal. Nampaknya ia berlari dari halaman gedung hingga naik ke titik ini. Antoni menoleh, tatapannya sangat memperjelas bahwa kebencian dirinya terhadap Rafan benar-benar berada di puncak. "Kau!" teriak Antoni mengarahkan pistolnya ke arah Rafan. "Akhirnya kau datang juga, akhirnya aku dengan leluasa bisa melihat wajahmu. Kau adalah awal dari segala penderitaanku. Kau harus membayar semuanya, Rafan. Nyawa, kebahagiaan, waktu, sakitku, dan hancurnya kehidupanku hanya karena kau!"Rafan mengangkat kedua tangannya, berusaha menunjukkan bahwa ia tak bersenjata dan tidak ada niatan untuk melawan. "Dengar aku! Aku dan kau tidak saling kenal, aku tidak tahu di sini kau siapa, tapi aku tahu siapa yang yang kau maksud. Aku tahu yang kau maksud adalah Alea, wanita yang ada di

  • Tertawan Cinta Kakak Ipar   Terungkap

    Yuan masih terpaku di tempat. Pandangannya tak lepas dari layar monitor yang terus berjalan menampilkan gambaran masa lalu raffan yang tidak ia ketahui. Dalam waktu beberapa menit itu, slide-slide itu seolah menayangkan hampir setengah kehidupan masa muda sang suami. Semua masih menampilkan wajah-wajah yang sama, tak ada yang aneh. Rafan memang setia dalam menjalin hubungan. Bukankah wajar dan tidak ada keanehan dengan foto-foto yang ditampilkan? Itu bagian dari masa lalu dan apa masalahnya? Hingga akhirnya, pikiran Yuan yang begitu positif itu terkacaukan dengan sebuah chat. Selintas ia membaca kata "gugurkan" dan membuatnya mengatakan... "Stop! Kembali ke slide sebelumnya!"Antoni menurut, ia kembali menampilkan foto sebelumnya. "Sekarang kau tahu kenapa hingga detik ini Rafan tidak punya anak? Karma. Dia sedang menjalani karmanya. Pasti kau bertanya-tanya, siapa perempuan itu, siapa aku, apa hubungannya dengan kekacauan dalam hidupmu? Aku yakin banyak pertanyaan dalam benakmu. K

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status