Home / Romansa / Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan / Ketenangan yang Membunuh

Share

Ketenangan yang Membunuh

Author: Mirielle
last update Last Updated: 2025-05-30 23:17:02

Keesokan harinya, keduanya duduk berhadap-hadapan di meja makan. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi ruangan itu, tapi tidak ada satu pun kehangatan diantara mereka. Hanya denting sendok di cangkir Chloe dan gesekan lembut pisau mentega Nash yang terdengar di ruangan luas itu.

Chloe duduk tenang, menatap roti di piringnya tanpa benar-benar melihat. Wajahnya masih memerah di sisi kiri, sisa kekasaran Nash semalam terhadapnya. Matanya bengkak, kantungnya menghitam karena dia tidak tidur hingga pagi menjemput. Tapi, tidak ada keluhan apa pun yang keluar dari bibirnya.

Nash tahu. Dia memperhatikannya dari ujung matanya. Tapi tak ada simpati, tak ada penyesalan. Hatinya benar-benar membeku. Dia pantas mendapatkannya! Itu kalimat yang terus terulang di benaknya. Dia ingin Chloe tahu bagaimana rasanya dihancurkan, sama seperti dia sudah menghancurkan ibunya.

“Aku tidak suka sikapmu semalam,” ucap Nash pada akhirnya, suaranya datar dan tajam seperti pisau.

Chloe tidak mengangkat wajah, dia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tiana
Karna nash mulai luluh melihat sikap tenang chloe hahahahahahaa…
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Luka Lama yang Terbuka

    Kasar dan terburu-buru. Ciuman itu bukan karena cinta dan kerinduan, tapi karena kemarahan, rasa bingung, dan karena dia tidak tahu bagaimana menyakiti Chloe lagi selain mencampuradukkan rasa benci dengan keinginan batin yang tak bisa dia kendalikan.Chloe mengejang, tangannya mendorong dada pria itu, mencoba melepaskan diri, tapi Nash tetap menahannya. Cumbuan liar itu membuat Chloe merasakan kepedihan yang amat dalam, seolah Nash sedang melecehkannya. Saat akhirnya ciuman itu terlepas, Chloe menatapnya, napasnya terengah lalu tangannya terayun.Tamparan kasar mendarat di pipi Nash, diiringi air mata dari gadis itu.Lalu sunyi. Tangan Chloe bergetar, begitu pula tubuhnya. Nash masih tak bergeming di sisinya. Tatapannya menegang, bukan karena tamparan Chloe, melainkan karena efek ciuman itu sendiri. Lidahnya membeku tapi panas dan jantungnya berdetak terlalu cepat.“Kau menjijikkan, Nash,” desis Chloe menggigit bibir. “Kau tidak menciumku, tapi kau melecehkanku.”“Lalu kenapa kalau ak

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   CEMBURU

    Chloe berdiri di balkon kecil cafe tua di sudut kota, mengenakan mantel panjang dan syal abu-abu yang melingkari lehernya. Angin musim hujan meniup lembut helaian rambutnya saat langkah kaki mendekatinya dari belakang.“Chloe.” Suara itu memanggil pelan.Dia menoleh. Adrian berdiri di ambang pintu kaca, tampak ragu sesaat sebelum berjalan mendekat.“Terimakasih sudah mau datang menemuiku,” katanya, menatap Chloe sejenak, mencoba menembus dinding ketenangan yang selalu dipasang gadis itu.Chloe mengangguk singkat. “Kau bilang ini penting.”“Bisakah kita bicara sambil minum?”Chloe mengangguk lagi. Adrian duduk di kursi, dekat dengan sisi balkon. Pelayan memberi daftar menu dan Adrian memesan dua gelas kopi untuk mereka berdua. Ketika Adrian menatap Chloe yang terlihat tidak begitu menikmati pertemuan ini, ada sesuatu yang mengalir aneh dalam dirinya.Adrian menatap langit sebentar, seolah mencari keberanian. Mereka diam cukup lama hingga pelayan menyajikan pesanan mereka. Adrian menyes

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Ketenangan yang Membunuh

    Keesokan harinya, keduanya duduk berhadap-hadapan di meja makan. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi ruangan itu, tapi tidak ada satu pun kehangatan diantara mereka. Hanya denting sendok di cangkir Chloe dan gesekan lembut pisau mentega Nash yang terdengar di ruangan luas itu.Chloe duduk tenang, menatap roti di piringnya tanpa benar-benar melihat. Wajahnya masih memerah di sisi kiri, sisa kekasaran Nash semalam terhadapnya. Matanya bengkak, kantungnya menghitam karena dia tidak tidur hingga pagi menjemput. Tapi, tidak ada keluhan apa pun yang keluar dari bibirnya.Nash tahu. Dia memperhatikannya dari ujung matanya. Tapi tak ada simpati, tak ada penyesalan. Hatinya benar-benar membeku. Dia pantas mendapatkannya! Itu kalimat yang terus terulang di benaknya. Dia ingin Chloe tahu bagaimana rasanya dihancurkan, sama seperti dia sudah menghancurkan ibunya.“Aku tidak suka sikapmu semalam,” ucap Nash pada akhirnya, suaranya datar dan tajam seperti pisau.Chloe tidak mengangkat wajah, dia

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Gaun Malam Asing

    Chloe tidak bisa tidur sejak malam itu. Ketegangan yang tercipta diantara keduanya semakin meningkat. Nash jarang pulang, kalaupun dia pulang, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang perawatan Lori.Dan sikap pria itu...Jika sebelumnya Nash hanya menghinanya lewat ucapan yang dingin dan menusuk, setelah malam dimana Chloe tak sengaja menemukan ruang perawatan Lori, pria itu berubah bengis. Dia tak hanya sekali dua kali bersikap kasar, tapi entah kenapa Chloe sekarang kesulitan untuk melawan sisi kejam pria itu.Walau terlihat tetap tenang, sebenarnya perlahan-lahan jiwa Chloe mulai retak.Dia tidak tahu harus memulai dari mana investigasi terhadap rekaman video itu. Dia tidak memilikinya, dan Nash pun tentu saja tidak mau memberikan apa pun padanya. Chloe sudah berusaha mencari tahu tentang keberadaan Lori Sullivan, tapi jejak internet tidak menyimpan data apa pun tentangnya.Malah, Chloe yakin dunia seakan ingin menyembunyikan keberadaan wanita itu. Bahkan dalam profil kelua

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Bukan Aku!

    Karena kondisi Nash belum sepenuhnya membaik, Chloe mengizinkan pria itu untuk tidur di ranjang utama. Dia berbaring cukup lama di sofa, namun pikirannya mengembara kemana-mana. Dia duduk, tak bisa tidur walau malam semakin larut.Tapi ketika Nash bergerak, dia kembali membaringkan tubuh, pura-pura tidur. Nash turun, keluar dari kamar. “Kemana dia selarut ini?” Kening Chloe mengernyit. “Bagaimana kalau dia masih pusing dan tiba-tiba jatuh?”Chloe menyingkap selimutnya, dia keluar dan diam-diam mengikuti Nash yang turun ke bawah. Dia menunggu Nash benar-benar tiba di tangga terakhir, barulah dia menyusul turun. Pria itu berjalan ke sisi Timur, bagian rumah yang tidak pernah didatangi Chloe sebelumnya.Ada sisi dalam dirinya yang memberi peringatan jika dia tidak seharusnya mengikuti Nash. Tapi sisi penasaran di bagian lain dirinya pun bersorak agar dia pergi kemana pria itu melangkah.Chloe tidak tahu apa yang mendorongnya malam itu dan dia tahu ini bukan lagi sekedar untuk memastikan

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Kau Sakit

    Udara sore yang lembab menyelimuti kamar itu dengan keheningan yang ganjil. Di atas ranjang, tubuh Nash terbaring lemas, wajahnya masih pucat dengan kening yang berkilat karena keringat dingin. Demamnya masih tinggi walau dokter sudah memberi penurun panas dan Chloe tidak bergeming sedikit pun untuk meninggalkannya.Dengan gerakan pelan, Chloe kembali meletakkan kain basah di kening pria itu. Beberapa kali dia menggantinya, memastikan suhu tubuh Nash turun perlahan. Sesekali dia menyentuh pipinya sendiri seolah ingin membandingkan panas yang masih menguar dari tubuh Nash.“Bisakah kau tidak menghinaku lagi setelah ini?” Chloe bergumam pelan, dia menatap Nash sungguh-sungguh. “Jangan terlalu keras padaku, karena aku tidak sekuat yang kau pikirkan.”Dia tahu Nash tidak akan mendengarnya, tapi dia tetap mengatakannya.Mata Chloe mulai berat. Dia duduk di lantai, menyandarkan tubuhnya ke sisi ranjang lalu perlahan kepalanya mulai jatuh, menemukan tempat yang nyaman di dekat lengan Nash. T

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status