Share

Bab 4: Datang dan pergi.

"Osvard...."

Lagi-lagi Henry mengembuskan napas kasar. "Maaf semuanya, rekanku sedang menjawab telepon tadi. Lupakan dia."

Osvard menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa bersalah karena merusak suasana. Lantas ia mematikan daya ponselnya.

Henry menggenggam pisau berlumuran darah korban yang telah dibungkus plastik bening oleh rekan Osvard, dan di sebelah tangannya lagi ia menggenggam plastik lainnya yang berisi sisa wine bekas korban. Indra penciumannya berusaha mengenali suatu zat lain yang mungkin tercampur di dalam wine tersebut—bisa jadi obat, racun, dan lainnya—tapi Henry kesulitan menganalisis tanpa alat bantu di lab-nya.

"Laki-laki ini meninggal sekitar pukul 12.46 yang artinya beberapa menit setelah dia menenggak minumannya dia langsung meninggal," duga Henry. "Sebaiknya aku harus ke rumah sakit untuk memeriksa minuman ini. Osvard, berikan aku wine yang sama dari cangkir lain."

Osvard memberikan satu plastik wine lagi untuk Henry teliti.

"Jaga semuanya untukku, Osvard. Aku akan kembali dalam tiga puluh menit saja."

"Siap, tuan muda Littlejohn." Osvard melempar kunci mobil polisinya pada Henry untuk kendaraannya ke rumah sakit.

Brak!

"Mr. Littlejohn?!" kaget Kinsey.

Rekan kerjanya di laboratorium itu terkejut hingga bola matanya melebar. Kinsey yang sedang mencampurkan sebuah cairan entah apa namanya hampir saja menumpahkan seluruh isinya.

"Bukankah kau masih cuti sampai minggu depan, Tuan?" herannya. Wanita 25 tahun itu menyadari raut gelisah dari atasannya itu dan sebisa mungkin ia tidak menanyakan hal apa pun.

"Bantu aku memeriksa dua cairan ini," pinta Henry mutlak.

"Eh, dua sample wine?"

Dua tangan yang terbungkus sarung tangan karet itu lantas mengambil alih dua kantung wine.

"Ada pembunuhan di acara pernikahan teman universitasku," gumam Henry datar.

Mata Kinsey melebar, kali ini jantungnya lebih berpacu dibanding kedatangan Henry yang mengejutkannya.

"Akan kulakukan!" ucapnya lantang.

20 menit kemudian Henry dan Kinsey tidak menemukan zat aneh apa pun di dalam kedua sample tersebut.

"Kita sudah memeriksanya tiga kali, Mr. Littlejohn. Ini sudah pasti pembunuhan."

Henry kembali mengingat-ingat setiap patah kata alibi para tersangka. Tidak ada bukti kuat untuk menjadikan salah satu dari mereka pelakunya.

"Minuman mahal ini tidak mungkin mematikan jika dikonsumsi baik sedikit maupun banyak, paling tidak hanya akan merusak tubuh sebab kadar alkoholnya yang sangat tinggi."

Henry tertegun sejenak. Ia mencoba memutar otak.

"Kinsey kau jenius!" teriaknya.

"Tunggu, apa?" Kinsey merona sekaligus kebingungan.

"Aku akan kembali ke acara pernikahan. Terima kasih sebelumnya, Kinsey!"

Kinsey mengangkat bahunya lalu kembali pada pekerjaannya tanpa ingin ikut campur lagi.

----

"Osvard!"

"Cepat sekali kau kembali."

Henry mencari-cari jasad korban. "Biarkan aku memeriksanya sekali lagi. Oh, dan tolong panggilkan sepasang pengantin itu kemari."

"Hey, ada apa sebenarnya? Kau sudah tahu apa yang terjadi?"

"Panggilkan dulu saja mereka."

Henry hilir mudik di sekitar jasad korban, memeriksa secara mendetail. Lalu semua orang termasuk para tersangka dan pasangan pengantin sudah dikumpulkan kembali.

"Nah, baiklah. Aku menyatakan bahwa kasus ini adalah kasus pembunuhan yang tak disengaja atau bunuh diri!"

Semua orang ternganga.

"Biar kutanya lebih dulu padamu, Nyonya Dove. Apa kau mengenali korban?"

Si pengantin wanita terdiam.

"Aku mendapat kabar kalau korban yang bernama Mr. Terry ini tidak ada di daftar tamu. Tapi wajahmu mengatakan kau mengenalnya, dan terkejut hingga berkaca-kaca ketika pertama kali melihat jasadnya. Tolong jawab aku, Nyonya Dove."

Bibir Dove bergetar, "Dia... dia mantan kekasihku."

Lagi-lagi orang-orang tercengang sementara Henry tersenyum puas karena teorinya benar.

"Mr. Terry datang diam-diam ke acara ini, menunggu di tempat paling sepi untuk melancarkan aksinya, membunuhmu."

Dove melotot.

"Tapi naas rencananya gagal. Kira-kira pada pukul 12.40 Mr. Henry ditawarkan wine oleh pelayan dan menurut teoriku Mr. Terry memiliki toleransi alkohol yang buruk sehingga ia mabuk dalam hitungan menit. Mr. Terry menyembunyikan pisau di dalam jasnya, lebih tepatnya di punggungnya karena kemejanya sedikit terangkat dan berantakan di bagian belakangnya. Dan ketika Mr. Terry ingin melancarkan aksinya kakinya tersandung kabel lampu yang sedang diperbaiki oleh Mr. Matthew sehingga ia tersandung ke belakang dan pisaunya menusuk dirinya sendiri."

Semuanya mendengarkan penjelasan menurut Henry tentang kronologisnya.

Dove menangis tersedu-sedu. Wanita itu juga membenarkan pasal korban yang memiliki toleransi alkohol buruk karena wanita itu amat sangat mengenalnya dulu.

Henry juga memberikan bukti terakhir: kabel bekas korban tersandung. Kabel di sekitar korban melengkung dipastikan karena terbawa oleh kaki sedangkan kabel yang lain rapi dan lurus.

Setelahnya Henry dan Osvard pergi ke kantor polisi untuk membereskan kasus. Clare pulang lebih dulu dengan Goyle yang menjemput.

"Satu lagi pekerjaan keren selesai." Osvard memuji Henry secara tidak langsung.

Henry tertawa kecil. Pandangannya teralihkan pada rekan Osvard yang bernama Dale.

"Siapa gadis yang sedang memaki-maki Dale itu?" tanya Henry penasaran.

Osvard ikut mengalihkan pandang. "Misato Edogawa. Seorang detektif juga. Sudah berkali-kali dia datang kemari dan berdebat dengan Dale. Aku tidak ingin ikut campur."

Henry yang pada dasarnya penasaran akut dan suka ikut campur tanpa pikir panjang menghampiri keduanya.

"Selamat sore semuanya! Sepertinya ada masalah menarik di sini?"

Misato Edogawa. Gadis Asia itu memicing ke arahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status