Share

Seribu Luka

Nana duduk memeluk lutut di tepian kolam renang. Bertemankan segelas wine dan praline, menatap taman yang dihiasi cahaya lampu remang-remang.

Suasana di malam hari selalu saja sepi. Mengingat lingkungan sekelilingnya memang bukanlah lingkungan hunian yang ramai. Tetangga kanan kiri dan depan villa tempatnya tinggal juga merupakan villa yang sering berganti-ganti penghuninya.

Nana sendiri tidak setiap saat mendiami villa peninggalan almarhum suaminya ini. Dia lebih sering berada di Singapura atau Penang, mengawasi cabang-cabang toko rotinya.

Bukan tanpa alasan jika dia lebih memilih untuk melanglang buana daripada hidup damai di Pulau Dewata ini. Baginya ada seribu rasa sakit yang akan terkoyak kembali setiap kakinya menapaki jalanan yang pernah dilaluinya bersama almarhum suaminya.

Ada banyak kenangan yang sulit terlupakan di setiap sudut pulau Dewata yang akan mengingatkannya pada sosok yang dahulu begitu dipujanya. Bahkan hingga kini di salah satu sudut hatinya terukir namanya yang a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status