Tetangga MeresahkanBAB 14Sore hari Mas Andi pulang.Namun ketika aku membuka pintu aku melihat Mas Andi seperti sedang menunggu seseorang."Kok gak masuk Mas?"tanyaku."Oh ya nanti dulu Dek, Mas lagi nunggu teman Mas,"jawabnya sambil matanya menatap jalan raya."Ya sudah, Aku masuk dulu ya Mas, mau mandiin Dimas."ujarku sambil beranjak masuk kedalam rumah.Sepuluh menit kemudian terdengar suara mobil berhenti, Mungkin teman Mas Andi sudah datang pikirku.Aku langsung membuatkan teh setelah selesai membuat teh, aku bawa nampan yang berisi dua cangkir teh dan menyuguhkan kepada mereka. "Ini tehnya diminum Mas."ucapku."Iya Dek."jawab Mas Andi.Aku langsung ijin kepada Mas Andi dan temannya untuk masuk kedalam, karena mau menyuapi Dimas.Setelah selesai menyuapi Dimas, Aku menyalakan televisi agar Dimas bisa menonton film kartoon kesukaannya.Setelah Dimas serius menonton, aku keteras untuk bergabung bersama Mas Andi dan temannya.Mereka ngobrol kesana kemari, aku hanya bisa menjadi p
Tetangga Meresahkan Bab 15 Bu Darmi sepertinya sudah bisa menguasai rasa gelisahnya. Karena wajahnya terlihat mulai sedikit tenang."Memang apa yang Saya lakukan?"ucapnya pura -pura tenang. "Eeehhhmmmm... Yang bener Bu Darmi tidak tahu,"ucapku mengejek. "Ya kalau Saya tahu, untuk apa saya bertanya sama kamu!"jawabnya ketus "Wah... Sepertinya Bu Darmi sudah amnesia ya... Sampai lupa apa yang telah diperbuat," ejekku"Kamu itu kalau ngomong yang sopan!"hardiknya"Saya mah orangnya sopan kepada siapa saja, asalkan orang itu juga sopan terhadap saya,"jawabku "Kamu itu lebih baik diam jika hanya omong kosong!"ucapnya dengan nada ketus "Saya mah tidak pernah omong kosong Bu Darmi, apa bu Darmi mau saya buktikan?"jawabku sedikit mengancam. Bu Darmi diam sejenak sambil menatap tajam kearahku. "Iya silahkan saja jika memang bu Sara punya bukti."ucapnya lantang. "Yakin? Bu Darmi tidak akan menyesal?"ucapku lagi "Tidak akan, karena saya tahu jika bu Sara hanya menakuti saya saja." jawa
Tetangga Meresahkan BAB 16Ucapan Pak Rt sangat tegas. Pak Rt tidak pernah membedakan warganya. Bu Darmi sangat senang, karena berpikir jika Pak Rt menuruti permintaannya untuk mengusir aku dari kampung ini. Pak Rt menyuruhku untuk pulang dan nanti setelah magrib aku disuruh datang kerumahnya bersama Mas Andi. Aku menghargai apa yang Pak Rt perintahkan. Jadi aku langsung pulang, sebelum pulang aku menjemput Dimas dirumah Bu Dina. Sore hari. Mas Andi pulang, Setelah menyiapkan teh hangat, aku menyuruh Mas Andi untuk makan karena Mas Andi pasti lapar. Setelah makan aku ajak Mas Andi untuk duduk diruang tamu. Aku menceritakan semua yang terjadi siang tadi. Mas Andi sangat marah dan kecewa kepadaku."Dek! Apa Kamu tidak malu ribut terus? "tanyanya."Masak aku harus diam saja Mas jika selalu direndahkan oleh Bu Darmi!"ucapku marah. "Terus apa untungnya Kamu ribut?"tanyanya dengan mimik wajah serius. "Ya... Setidaknya bisa ngasih pelajaran kepada Bu Darmi, agar lain kali mulutnya
Tetangga MeresahkanBAB 17Pak Rt menatap tajam kearahku. "I-iya Pak."ucapku sedikit ragu. Bu Darmi melotot kearahku."Bisa Bu Sara jelaskan!"ucapnya lagi. Aku melihat kearah Mas Andi untuk meminta persetujuan.Mas Andi mengangguk tanda Dia setuju. "Begini Pak. Saya pernah memergokin Bu Darmi dan Pak Dodi jam sebelas malam mengalirkan air dari kran belakang rumah Saya tanpa ijin terlebih dulu. Dan beberapa hari yang lalu Bu Sulis juga mergokin Bu Darmi mengalirkan air tanpa ijin dari rumahnya."ucapku sedikit ragu, Karena tahu karakter Bu Darmi pasti akan mencari alasan agar bisa terhindar dari masalah. "Bu Sara sudah dong jangan menambahi masalah buat Saya!"bentak Bu Darmi."Lho, yang Saya katakan memang kenyataan lho Bu."jawabku. "Bu Sara sebenarnya punya dendam pribadikan sama Saya, Makanya selalu mencari kesalahan Saya!"ujarnya marah."Maaf iya Bu Darmi, gak ada dalam sejarah hidup Saya dendam dengan orang."jawabku santai. "Lha. ini buktinya, seenaknya Bu Sara mengatakan j
Tetangga MeresahkanBAB 18Pak Dodi terperanjat mendengar penuturan istrinya. "Apa Bu!"ucapnya lantang. "Santai aja kali Pak!"ucap Bu Darmi. "Coba Ibu ulangi lagi ucapan Ibu!"ucap Pak Dodi marah "Ibu mau Bapak tutup kembali sumur ini!"perintahnya tanpa dosa. "Ibu benar-benar membuat Bapak habis kesabaran ya! Ibu kenapa sich selalu bertindak sesuka hati!"ucap Pak Dodi marah. "Ya makanya Bapak itu kalau ada apa-apa ijin dulu sama Ibu jangan main gali begitu,"ucap Bu Darmi ketus. "Kalau Bapak ijin sama Ibu yang ada sumur ini gak jadi digali dan sudah pasti usulan Pak Rt Ibu tolak mentah-mentah, "ucap Pak Dodi prustasi. "Ya iyalah Pak! Pasti Ibu tolak, mereka itu mau bantu kita gali sumur karena menganggap kita ini miskin! Ibu tidak mau dipandang rendah seperti itu."ucap Bu Darmi lantang. "Bu! Kamu itu waras gak sich!"bentak Pak Dodi. "Ya waras dong Pak!"jwabnya ketus. "Kalau Ibu waras tidak mungkin Ibu itu merasa kita ini kaya! Kita ini memang benar orang miskin jika kita kaya
Tetangga Meresahkan BAB 19Pak Rt dan beberapa warga tertawa mendengar perkataan Bu Darmi. "Iya yang penting Bu Darmi pulang saja dulu."ucap Pak Rt sopan. "Awas ya kalau Pak Rt sampai bohong semua warga disini saksinya."ucap Bu Darmi. Pak Rt mengangguk. Pak Dodi langsung menarik tangan Bu Darmi lalu mereka pulang. Pak Rt meminta warga untuk bubar. Kamipun pulang kerumah masing-masing. Setelah ada sumur dirumah Bu Darmi, tak ada lagi warga yang mengeluh kecurian air, namun warga sering mendengar omelan Bu Darmi ketika menimba sumur. "Pak, coba sana tagih pak Rt, kapan mau beli sanyonya, ibu capek kalau nimba begini,"ucapnya kepada sang suami "Sabar dong Bu... Pak Rt masih belum punya uang, nanti kalau sudah ada pasti dibelikan,"jawab pak Dodi menenangkan sang istri "Iya, kapan? kalau gak ditagih nanti pak Rt ingkar janji lho Pak,"ucapnya lagi "Jangan selalu berpikir buruk sama orang Bu tidak baik,"jawabnya "Ah bapak ini sekarang gak asyik,"protes bu Darmi.Keluhan dem
Tetangga Meresahkan BAB 20 Bu Darmi sangat terkujut atas apa yang telah suaminya lakukan. Dengan memegang pipinya. Bu Darmi bangkit dari duduknya. "Pak!!! Kamu tega menampar Ibu hanya gara-gara kuli itu!"ucap Bu Darmi dengan lantang. "Bukan karena Pak Andi! Tapi karena sudah waktunya Ibu itu sadar bahwa apa yang Ibu lakukan selama ini menyakiti hati orang!!"jawab Pak Dodi tak kalah lantang. "Ibu itu selalu benar! Ibu tidak pernah salah!"bentak Bu Darmi. "Ibu itu harus sadar diri, kita ini sudah banyak dibantu oleh warga disini, bukan berterima kasih tapi Ibu selalu merendahkan mereka!"ujar Pak Dodi marah. "Yang butuh bantuan mereka siapa? Ibu tidak butuh!"jawabnya ketus. "Ibu itu manusia yang sangat munafik. Selalu mengatakan tidak butuh bantuan mereka, tapi Ibu selalu menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan apa yang Ibu butuhkan!"ucap Pak Dodi masih dengan nada tinggi. "Bapak itu kalau ngomong coba dipikir dulu! kapan Ibu menerima bantuan dari mereka! cuuuiiiiihhh na
DARMI TETANGGA UNIK BAB 21POV ( Bu Darmi )Namaku Darmi. Aku adalah orang kaya dikampungku, karena orang tuaku adalah juragan sawah.Setelah BapakKu meninggal, sawah dibagi empat.KakakKu menjual bagiannya untuk membeli perkebunan cengkeh.Adikku menjual bagiannya untuk usaha sapi perah.Sedangkan bagianku habis aku jual untuk mengobati anak keduaku Rahayu. sisanya untuk hidup sehari-hari.Aku memiliki suami bernama Dodi. Dia adalah seorang yang sangat pemalas, selama aku menjadi istrinya belum pernah Dia memberi uang untuk keperluan dapur, Semua kebutuhan rumah aku sendiri yang mencarinya.Karena sifat malasnya itu lah keluarga Ku tidak suka dengan Dodi.Ditambah lagi Dodi hanyalah seorang Laki-laki miskin dikampungku, jadi menambah kebencian keluargaKu terhadapnya.Hinaan dan cacian selalu terlontar dari mulut Ibu dan kedua saodara Ku.Mereka selalu menyalahkan aku atas apa yang terjadi.Pernah suatu hari beras dirumahku habis lalu aku coba untuk meminta kepada Ibuku."Bu. beras