Share

Rencana untuk Siska

Dadaku semakin panas saat mendengar suara perempuan menyahut ucapan Mas Adrian di ruang kerja Mas Adrian. Meski aku tak bisa mendengar obrolan mereka dengan jelas, tetapi aku bisa memastikan kalau itu suara perempuan.

Aku tak langsung membuka pintu di depanku itu. Namun, kuputuskan untuk menelepon Mas Adrian terlebih dahulu. Aku ingin tahu apakah ia akan jujur atau berbohong.

Melihat apa yang terjadi di sekitarku, aku tidak ingin percaya seratus persen pada siapapun. Termasuk suamiku sendiri. Karena bagaimanapun, dia tetap orang lain yang isi hatinya seperti apa, aku tidak benar-benar tahu keseluruhannya.

Kucari nomor Mas Adrian dan langsung menghubunginya. Telepon berdering, tetapi cukup lama tidak langsung diangkat. Hingga akhirnya saat hampir kuakhiri, Mas Adrian mengangkatnya.

"Iya, Mbem?" ucapnya begitu telepon terhubung.

"Kok, lama? Lagi ngapain?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Ini, Mbem, lagi ada teman di ruangan," jawabnya.

"Siapa?"

"Habis ini aku kirim pesan, ya, Mbem? Kamu udah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status