Share

Orang yang Terlibat

"Ssttt ...."

Buru-buru aku menutup mulut, Putri melotot ke arahku.

Barusan, ada bayangan hitam lewat di depan kami. Aku menelan ludah, memegangi tangan Putri.

"Jangan berisik," bisik Putri. "Kalau ketauan, bahaya."

"Gimana gak berisik. Tadi ada bayangan lewat, Put."

"Halusinasi kamu. Udahlah, Nay. Kita fokus ke sini. Aku gak liat apaapa tadi."

Ya ampun, ingin rasanya aku menimpuk Putri. Apa katanya tadi? Gak lihat apa-apa? Padahal jelas sekali, bayangan hitamnya.

Kami berhenti di belakang rumah Zifa. Entah mau ngapain di sini. Aku juga bingung. Tidak paham dengan jalan pikiran Putri.

"Kita ke kamar Zifa atau mau kemana, nih?"

"Kamar Zifa? Gak usahlah." Aku menggelengkan kepala.

Tengah malam begini, ke kamar Zifa? Ah, itu ide yang buruk. Aku menyenderkan punggung ke dinding, mengusap peluh.

Putri berdecak, dia tampak sibuk sendiri. Aku hanya meliriknya sekilas.

Terserah dia saja. Semoga kami cepat pulang ke rumah. Aku tidak mau lama-lama di sini. Memang, sih, aku ingin menyelid
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status