Share

The Alexa Game Of Love
The Alexa Game Of Love
Penulis: penanosiya

1. Alexa Sofiavette

“Kapan mau tobat, Xa?”

Pertanyaan itu dilontarkan dengan sadisnya oleh Nazwa sahabat kecil Alexa Sofiavette yang kini sedang menatap heran cewek yang ada di sampingnya, terlihat dari ekspresi wajah Alexa yang mengerutkan kening dan mengangkat sebelah matanya.

“Maksud kamu? Tobat jadi perusak hubungan orang atau berhenti jadi orang ketiga.” Alexa tersenyum kecil sambil meminum jus alpukat kesukaannya dengan santai.

“Mau orang ketiga ataupun pho itu sama aja-kan?”

Alexa menganggukan kepalanya dengan wajah malas.

“Kalau kamu gini terus, aku jadi takut kalau kamu juga akan melakukan hal yang sama dengan hubungan aku nanti,” ucap Nazwa lemah.

“Lagipula ... emangnya kamu enggak takut kalau nanti kamu punya karma karena udah jadi pho dan susah cari pacar atau cari cowok yang benar-benar sayang dan cinta sama kamu,” peringat Nazwa.

Alexa menghentikan aktivitasnya terlebih dahulu untuk meminum dan menikmati jus alpukatnya yang begitu nikmat. Dia memandang dengan serius sahabatnya itu sambil berpikir dan menimba-nimba perkataan yang dilontarkan oleh Nazwa dengan menyimpan tangan di kepalanya.

“Bukannya kamu tahu ya, alasan aku jadi pho itu apa?” tanya Alexa sambil memainkan matanya.

“Lagipula kalau aku ngelakuin itu sama kamu dan pacar kamu nanti, berarti ada yang enggak beres sama hubungan kalian. Selesai,” lanjut Alexa enteng.

“Masalah apapun nanti yang ada dihubungan aku maupun oranglain, bukannya kamu enggak perlu ikut campur urusan mereka? Segabut apa sih sampai ngurusin hidup orang, emangnya kamu enggak ada kegiatan yang lebih bermanfaat.”

“Loh bukannya itu bermanfaat ya?”

Nazwa melihat ke arah Alexa dengan malas, entah sampai kapan dia akan menjadi perusak hubungan orang. Udah berbagai cara, bahkan mulutnya sampai sudah lelah mengeluarkan kata-kata bijak atau bahkan ancaman tapi tetap saja Alexa terus melakukan hal itu dan  mengurus kehidupan orang.

“Kak Alexa, ya?”

Alexa dan Nazwa langsung melihat ke arah suara itu yang memperlihatkan seorang cewek manis dan cantik dengan muka yang menekuk dan kusut seperti pakaian yang belum di setrika.

“Kak, tolong menjauh dari pacar aku,” ucap cewek itu melihat dengan tegak ke arah Alexa sambil menitikan airmata.

“Sungguh tragis dan menyedihkan.” Kalimat itu yang pertama kali keluar dari mulut Alexa dengan wajah yang datar tanpa ada rasa iba sama sekali, berbeda dengan Nazwa yang langsung melihat dan menyenggol tubuh Alexa karena kasihan melihat cewek dihadapannya menangis karena ulah sahabatnya itu.

“Aku cinta sama dia, Kak. Tolong ... kembalikan dia kepelukan aku.” Cewek itu tidak berhenti menitikan airmatanya. Bahkan saat ini, dia sedang berlutut kepada Alexa supaya cewek yang telah merebut kekasihnya itu kasihan kepada dirinya.

“Jangan gitu, ayo berdiri,” ucap Nazwa membantu cewek itu untuk berdiri.

“XA!” kesal Nazwa karena melihat Alexa yang bodo amat bahkan saat ini Alexa seperti sedang menatap rendah cewek yang telah ia rebut pacarnya.

“Cowok masih banyak, Sayang. Cari aja yang lain, enggak usah so sedih gitu,” ucap Alexa sambil memakan makanan yang tersaji di meja.

“Pulang yu, lagi malas lihat drama.” Alexa langsung meninggalkan Nazwa dan gadis itu yang masih menangis bahkan sekarang menundukan kepalanya karena malu sudah dilihat oleh ratusan pasang mata yang sedang berada di Mall.

“Jahat banget ya, padahal wajah dia cantik.”

“Kasian banget cewek yang lagi nangis, siapa sih cewek itu.”

“Alah ... mungkin mereka janjian mau cari sensasi, supaya viral.”

“Wih ... sabi nih, ceweknya. Cantik tapi sadis.”

Kalimat itu salah satu dari banyaknya cacian dan tanda tanya orang-orang yang melihat kejadian Alexa dan cewek yang mengaku dirinya salah satu korban dari jahatnya Alexa. Banyak orang yang merasa kasian dengan cewek itu namun ada juga yang malah mendukung atau bahkan memuji perlakuan Alexa karena menurut mereka Alexa keren dan nanti bisa berguru untuk cewek-cewek yang gabut atau mau coba-coba.

Saat Alexa sedang berjalan dengan santainya mau keluar dari Mall, sebuah tamparan tiba-tiba mendarat di pipi kirinya. Dengan refleks Alexa langsung menyentuh pipinya dan langsung melihat kearah orang yang berani-beraninya menampar dirinya tanpa permisi. Belum hilang rasa sakit dari pipi kirinya, cewek itu kembali menampar pipi kanan Alexa dengan sadis.

Kejadian itu disaksikan kembali oleh ribuan pasang mata karena penasaran ada masalah dan keributan apa yang menyebabkan cewek itu menampar dua kali pipi Alexa. “Salah saya apa ya?” tanya Alexa sambil mengusap kedua pipinya.

“Kamu nanya salah kamu apa? Dasar cewek murahan.” Satu tamparan hampir saja mendarat kembali dipipi gemoi dan lembut Alexa, tapi untungnya ada cowok yang menahan tangan cewek itu dan menjadi pahlawan kesiangan bagi Alexa.

“Anda siapa? Jangan berani ikut campur urusan saya dengan cewek murahan ini!” Cewek itu sukses membuat banyak orang mendekati mereka, bahkan ada yang sampai merekam untuk dijadikan konten atau berita yang bisa menghebohkan negara Indonesia dengan sejuta netizen yang maha benar dan sadis ketikannya.

“Cewek murahan? Saya atau Anda?” tanya Alexa datar sambil melepaskan pegangan tangan cowok itu yang menahan tangan cewek yang mau menamparnya.

“Kalau mau bikin konten yang bermanfaat, Mbak. Jangan main fitnah orang aja, lagipula saya tidak kenal dengan Anda, dan saya tidak berminat untuk menjadi bahan konten atau tontonan orang-orang. Uang tidak bisa membeli harga diri saya,” sambung Alexa lalu meninggalkan cewek itu yang tidak terima karena sudah difitnah bahkan dipermalukan dihadapan banyak orang.

“Wah gila sih cewek itu, bisa-bisanya buat konten yang kayak gitu.”

“Kasian banget cewek yang ditampar tadi, pasti sakit sama malu. Untuk dia berani speak up dan ada cowok yang nolongin dia.”

Alexa sukses membuat orang menjadi iba kepadanya, untung saja cewek tadi tidak cerita banyak atau bicara yang tidak-tidak tentang dirinya. Kalau sampai itu terjadi, pasti sekarang dia sudah jadi tontonan bahkan bahan teriakan dan bahan untuk melampiaskan kemarahan orang-orang. Dan jika cewek itu bercerita tentang kelakuan dirinya, dia akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari orang-orang.

“Huh, ada apa sih dengan hari ini. Tadi ada cewek yang nangis sekarang marah-marah,” keluh Alexa saat sudah keluar dari Mall.

“Ada apa? Kamu masih nanya ada apa? Gila sih!” ucap cowok itu tidak percaya mendengar perkataan cewek ajaib di sampingnya itu.

“Salah aku apa? Mereka enggak nyadar ya, yang salah itu cowok mereka. Kenapa malah nyalahin aku yang polos ini.”

“Polos! Cuih.” Cowok itu terlihat menampakan wajah yang tidak suka dengan perkataan Alexa.

“Xa ...!” teriak Nazwa yang membuat langkah kaki Alexa dan cowok itu berhenti dan memutar 180 derajat tubuhnya untuk melihat sumber suara yang sudah tidak asing dari telinga keduanya.

“Wajah kamu enggak kenapa-napa? Tadi aku lihat wajah cantik kamu ini ditampar dari atas.” Nazwa memegang wajah dan pipi Alexa dengan tidak lembut atau bahkan dengan kata lain Nazwa sengaja memegang pipi Alexa dengan tekanan yang besar karena kesal atas tingkah laku cewek yang ada didepannya ini.

“Cewek itu korban dari cowok yang mana lagi, Xa?”

“Pertanyaan yang salah. Jangangkan kamu, Alexa yang jadi pelakunya aja pasti enggak akan inget. Dari sekian banyak dan puluhan hubungan yang telah ia rusak, masa Alexa harus inget satu-satu, enggak mungkin dan enggak logis,” ucap cowok itu sambil melepaskan tangan Nazwa dari wajah Alexa.

“Haden ... kamu sejak kapan ada disini?” Nazwa terlihat bingung karena baru menyadari Haden ada di sisi Alexa.

“Sepupu yang baik,” ucap Alexa sambil memukul pundak Haden karena sudah membantu melepaskan tangan Nazwa dari wajahnya.

“Makanya kamu jangan terlalu ngurusin cewek-cewek yang mengaku korban dari jahatnya para cowok yang ngedeketin aku. Kasiankan Haden jadi enggak kamu anggap.”

“Sorry ... apa? Cowok yang ngedeketin kamu? Enggak kebalik?” tanya Nazwa membuat Alexa tidak berkutip.

“Sebagai sahabat, harusnya kamu itu ngedukung bukan mepatahkan sayap sahabat sendiri. Lagipula aku sebagai cowok juga akan setuju, siapa sih yang enggak mau ngedeketin sepupu aku yang cantik dan enak diajak ngobrol ini,” timpal Haden yang langsung disambut antusias oleh Alexa untuk mengajak “Tos”.

“Sesama sepupu sama aja, yang cewek jadi pho yang cowok jadi buaya darat. Kenapa enggak pacaran aja sekalian?”

“Gila!” Alexa terlihat menoyor kepala Nazwa pelan.

“Kamu-kan ada, kenapa harus Alexa?” jawab Haden yang membuat Nazwa pura-pura muntah.

“Tarik aja terus, Sayang. Kalau aku baper enggak akan aku biarin kamu hidup tenang,” ancam Nazwa.

“Uuuu ... Alexa, Haden atuttt,” jawab Haden dengan suara diimut-imutkan dan memegang tangan Alexa seperti anak kecil.

Alexa langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan dan melihat perlakuan Haden sedangkan Nazwa seperti orang yang jijik dan ingin rasanya mengulek atau mempotong-potong tubuh Haden supaya dia tahu rasa.

Saat ini, Alexa sedang bersiap-siap untuk membalaskan dendam atas perlakuan seseorang yang telah melakukan dan membuatnya malu kemarin. Oh bukan, Alexa tentu saja tidak akan bisa sejahat itu apalagi menyakiti fisik sesama cewek. Karena dia tahu betul kelemahan cewek berada di hatinya, mudah sekali bukan untuk mempatahkan hati seorang cewek atau memecahkan sebuah hubungan yang benar-benar tidak terikat dan gampang hancur seperti kaca?

“Hai ... pakaian kamu bagus deh di tubuh kamu.” Alexa langsung duduk di sebuah meja makan yang memperlihatkan sepasang kekasih yang sedang berbicara dan langsung terganggu karena mereka kini sudah tidak merasakan bahwa dunia bukan milik berdua lagi.

Cewek itu membulatkan matanya saat melihat Alexa dan langsung memegang tangan cowoknya dengan erat. “Kamu kenal aku?” tanya Alexa kemudian yang dijawab gelengan kepala cowok itu.

“Kalau gitu, Alexa, salam kenal ya ... dan semoga nanti bisa ketemu lagi,” ucap Alexa sambil pergi dari meja itu dengan senyuman kecil dan kemenangan karena telah berhasil membuat cewek yang kemarin menamparnya ketakutan jika dia merebut kembali kekasihnya.

Alexa pergi ke tempat meja yang tidak jauh dari jarak cewek itu, setelah mengangkat tangannya untuk memberi kode memesan makanan, Alexa tidak lupa melihat kembali ke arah cowok itu dengan tersenyum kecil seperti orang yang malu-malu padahal itu siasatnya untuk menarik perhatian cowok itu.

Setelah makanan yang dia pesan datang dan sebelum pelayannya pergi, Alexa berbisik ke pelayannya untuk meminta tolong supaya pelayan itu bisa membantunya untuk memberikan surat kepada cowok yang ada di meja delapan. Tidak lupa Alexa juga memperingati pelayannya untuk melakukannya dengan hati-hati supaya tidak ketahuan oleh ceweknya. Alexa tersenyum kecil saat cowok itu sudah mendapatkan surat yang ia buat dengan isi nomor teleponnya untuk dia hubungi.

“Kamu enggak belajar dari kesalahan yang lalu ya, cowok gitu dipacarin. Disenyumin dikit aja udah goyah. Huuh ... enggak ada tantangan sama sekali. Sayang banget, enggak sih. Aku harus berhubungan lagi sama cowok jelalatan kayak gitu,” keluh Alexa sambil meminum jus alpukat dan tidak lupa melihat kembali cowok yang daritadi selalu mencuri-curi pandang terhadapnya.

Cowok itu terlihat melihat ke arah Alexa saat sudah menerima surat yang ia buat, terlihat sepasang kekasih yang tadinya humoris menjadi sedikit cekcok dan berakhir dengan sang pangeran meninggalkan sang putri. Lagi dan lagi, Alexa hanya menatap iba ke arah cewek itu yang kini sedang berjalan kearahnya.

“Owww, aku sudah membangunkan singa yang sedang tertidur di siang hari,” ucap Alexa pelan sambil meminum jus alpukatnya.

Sedetik saja Alexa lengah, mungkin pakaian yang ia pakai akan basah oleh minuman yang cewek itu bawa. Untung saja dia gesit mencegah tangan ceweknya dan membuat pakaian cewek itu yang basah dengan dua minuman sekaligus. “Sayang banget ... jus alpukat aku, maafkan aku ya.”

“Mau kamu itu apa sih? Enggak malu jadi perusak hubungan orang?” Wajah cewek itu memerah karena menahan marahnya dan tidak bisa berbuat apa-apa karena tangannya masih dipegang erat oleh Alexa.

“Sorry? Gimana?” tanya Alexa pura-pura tidak tahu.

“Gara-gara kamu, pacar aku minta putus!”

“Terus?” jawab Alexa datar.

“Ehh bentar ... Selingkuhan kali bukan pacar. Tapi benar sih, sekarangkan selingkuhannya udah jadi pacar ya. Karena pacar yang aslinya udah minta putus, dan sekarang selingkuhan yang baru saja jadi satu-satunya pacar, malah minta putus. Oooo kasian banget sih,” lanjut Alexa senyum kecil.

“Kurang ajar!” gerutu cewek itu.

“Malas enggak sih, drama gini.” Alexa melepaskan tangan cewek itu.

“Saran aku ya, cari cowok itu yang benar. Jangan cari cowok yang jelalatan kayak gitu, baru disenyumin dikit aja udah curi-curi pandang. Terus nanti kalau udah punya cowok yang baik, jangan ngedua. Enggak baik. Dewasa-lah!”

“Udah ya, jangan cari ribut terus. Kita damai,” paksa Alexa menjabat tangan cewek itu dengan tersenyum lalu pergi.

Alesa meninggalkan cafe itu sambil memegang kepalanya yang terasa ingin meledak akibat dari drama yang telah terjadi dengan cewek yang bahkan Alexa pun tidak tahu nama cewek itu siapa. Harapan dia saat ini, semoga cewek itu tidak menganggu hidupnya lagi walaupun sebenarnya Alexalah yang memulai masalahnya. Karena mana mungkin Alexa diam saja, saat pacar cewek itu yang serius malah diselingkuhin. Gimana? Alexa baik bukan, walaupun cara yang dia lakukan salah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status