In a world where werewolves and humans coexist, Amelia's life is turned upside down when she's sold to the powerful Alpha King as a breeder. With the potential to bear a powerful heir, she tries to resist his advances but is drawn to him despite herself. As their relationship blossoms, she discovers she can shift and has the potential to become an Alpha herself. But when she discovers she's pregnant with the Alpha's child, she fears for their safety and flees. Three years later, she's discovered by the Alpha's forces, Will they reconcile and rule the werewolf kingdom as equals, or will their past mistakes tear them apart forever? Can Amelia trust the Alpha with their son's future?
View More"Lus, kenalkan. Dia calon suamiku."
Alis Lusi bertaut kencang ketika mendengar Mila memperkenalkan seorang pria di hadapan sebagai calon suaminya. Daging merah di dalam dadanya berdenyut keras mendapati sosok pria yang sedang berdiri mematung di sana.
Suara Lusi pun terasa tersekat di tenggorokan. Matanya berubah nanar melihat pria yang hanya diam memandangnya dengan tatapan yang tak dapat ia artikan. Sungguh, ini bagaikan mimpi buruk bagi Lusi.
Pijakan Lusi di atas bumi ini seperti berputar dan suara Mila seakan makin menjauh dari pendengaran wanita itu.
'Tuhan, jika ini hanya mimpi buruk, tolong biarkan aku terjaga.' Lusi membatin dengan perasaan yang penuh kegundahan.
"Kamu kenal dia, kan?" tanya Mila. "Dia Mas Raka, suamimu," ucapnya sembari tersenyum. Ia melontarkan kalimat itu tanpa rasa bersalah.
Jelas saja Lusi kenal dengan pria itu!
Dulu, Lusi akan ikut senang jika Mila tersenyum seperti itu. Karena, dia adalah sahabatnya. Ya, orang yang Lusi sayangi setelah keluarganya.
Akan tetapi, apa ini?
Kenapa Mila menyuruhnya datang dan malah memperkenalkan Raka sebagai calon suaminya? Mungkinkah ini hanya prank, seperti yang sering dia lakukan saat hari ulang tahun Lusi? Pertanyaan itu berputar-putar di benak Lusi.
Akan tetapi sekali lagi, hari ini bukan hari bertambahnya umur Lusi. Lantas, apa arti ini semua? Wanita itu berusaha menarik kedua sudut bibirnya ke atas melihat kedua orang di hadapannya bergiliran. Dipandanginya Raka yang masih terdiam dengan tatapan sama.
Apa yang pria itu pikirkan sampai melihat Lusi dengan sorot mata ambigu seperti itu?
"Jangan bercanda deh, Mil," ujar Lusi. "Kamu mau buat prank apa lagi? Mas Raka itu suamiku. Mana mungkin dia jadi suamimu?" Ia berusaha mengontrol keadaan. Berharap semua yang diucapkan Mila benar-benar hanya sebuah lelucon.
Namun, wajah Mila berubah serius dan tatapannya begitu tajam. Hingga terlihat seringaian yang membuat tubuh Lusi tiba-tiba bergidik.
"Mungkin saja, Lus. Karena, aku sedang hamil anaknya. Kami akan segera melangsungkan pernikahan."
Senyum Lusi langsung luntur mendengar kata hamil yang Mila ucapkan. Dada wanita itu seketika saja terasa sesak melihat Mila menggelayut mesra di lengan suaminya. Air mata yang tak pernah diundang seketika saja hadir, hingga tanpa sadar telah mengalir, membasahi pipinya.
"Ka-kalian ...." Tangan Lusi bergetar menunjuk dua orang itu.
Kepala wanita itu terasa berputar-putar dengan dada yang kian sesak.
Ini nyata.
Sebuah kejadian yang tak pernah terlintas di benak Lusi. Bahkan terbayang di dalam mimpi sekali pun tidak pernah!
Tangis Lusi semakin menjadi. Ada air mata dan emosi yang berlomba untuk dikeluarkan.
'Kenapa dua orang ini tega berkhianat? Kenapa?!"
Segala tanya mulai memenuhi otak Lusi, hingga rasanya emosinya tak bisa terbendung lagi.
Ditatapnya Raka dengan penuh tanda tanya. "Katakan kalau semua ini tidak benar, Mas. Katakan!" sentaknya.
Lusi menjerit di ruangan kerja milik Mila.
Sungguh, dia tak kuasa lagi menahan sakitnya. Ini sebuah musibah yang akan merusak hidupnya dan juga anaknya.
Sahabat yang disayangi dan suami yang selalu dipercayai, keduanya menusuk Lusi dari belakang!
Satu jalang dan pria brengsek itu membuat jantung Lusi terasa tertusuk ribuan belati. Dia merasa seakan mati berdiri melihat mereka tersenyum di atas ketidakberdayaannya.
"Katakan, Mas!" Lagi-lagi Lusi menjerit histeris. Dia tidak peduli lagi dengan tatapan Mila yang terlihat puas mengejeknya.
Lusi hanya butuh jawaban dari Raka. Jika benar apa yang akan terjadi pada rumah tangga mereka.
'Tuhan, apa yang harus aku lakukan?' Lusi membatin. "Mas ...," lirihnya.
"Maafkan aku, Lus. Tapi, aku harus menikahi Mila," ujar Raka yang akhirnya bersuara.
Suara itu terdengar parau, tapi ekspresinya sangat datar.
Lusi menatap pria itu dengan nanar. Hati wanita itu terasa teriris-iris. Sungguh, dia harap semua hanya mimpi buruk.
"Kenapa kamu tega, Mas? Apa kurangnya aku?" tanya Lusi yang sudah tidak bisa lagi membendung air mata.
Terlihat Mila terkekeh sembari menatap Lusi dengan tatapan sinis. Ekspresi yang tidak pernah terlihat selama menjadi sahabat.
"Tidak ada, Lus. Aku hanya ingin menikahi Mila. Aku harap kamu bisa mengerti," jawab suaminya enteng. Kali ini terlihat sorot mata yang meredup, tapi air mukanya masih tetap datar.
Lusi seperti melihat sosok lain dari Raka.
Dia pria yang begitu lembut dan perhatian. Selama menikah dengannya, tak pernah Raka berlaku kasar. Lantas apa alasannya sampai pria itu harus selingkuh dengan sahabat istrinya sendiri?
"Di bagian mana aku harus mengerti hubungan kalian, Mas? Kamu suamiku, dan dia temanku! Harusnya kalian yang paham posisi masing-masing! Kenapa kalian bermain gila di belakangku! Apa salahku?!" bentak Lusi hingga membuat Mila tersentak kaget.
Wanita pengkhianat itu bersembunyi di belakang Raka.
Namun, itu kok membuat Lusi geram. Dia maju dan hendak meraih Mila. Tangannya bergetar dan ingin mencakar wajah polosnya yang ternyata sebuah topeng iblis.
Mila menjerit-jerit dan mengindari Lusi.
Tubuh Lusi itu terhempas kala Raka mendorongnya menjauh dari wanita jalang itu.
"Hentikan, Lusi! Kamu tidak berhak menyakiti Mila!" bentak pria itu hingga membuat air mata Lusi kembali berderai.
Selama pernikahan, baru kali ini Raka membentak Lusi. Hati yang sudah terluka, semakin menganga karena perlakuannya. Kenapa suaminya bisa berubah seperti ini? Di mana janji setia yang sudah dia ikrarkan di depan penghulu dulu?
Lusi bangkit dengan sisa-sisa tenaga. Menatap nyalang ke arah dua manusia yang tak punya hati itu. Dia tidak peduli lagi dengan alasan pengkhianatan ini.
"Bermimpilah kalian!" seru Lusi. "Aku tidak akan pernah mengizinkan kalian untuk menikah," ucapnya serius. Bahkan matanya mendelik pada wanita jalang di hadapannya itu.
Bukannya merasa bersalah, Mila malah tertawa dan menatap Lusi dengan tajam. "Mau kamu larang atau tidak, aku akan tetap menikah dengan Mas Raka. Jadi, bersiaplah untuk menjadi kakak maduku," timpalnya dengan percaya diri.
Lusi mengepalkan kedua tangan. Percuma mendebat wanita kotor seperti itu. Sepertinya, yang harus Lusi beri pelajaran terlebih dahulu adalah laki-laki brengsek di hadapan.
Lusi berjalan pelan ke arah Raka. Dia tak bisa menerjemahkan tatapan Raka, tapi dia tidak peduli. Kepercayaan Lusi sudah hancur lebur, yang tersisa hanyalah jejak kesakitan yang menghitam.
Tanpa aba-aba, Lusi mendaratkan tamparan di pipi Raka.
Plak!!!
Suara itu menggema dan begitu keras. Saking kerasnya, tangan Lusi terasa perih dan panas. Sayangnya, itu tak seberapa dengan rasa sakit yang sudah pria itu berikan padanya.
Raka hanya diam tak membalas atau mengatai Lusi. Hanya matanya yang terus memandangi wanita itu dengan sorot aneh.
"Kukira kamu adalah surga, tapi nyatanya hanya neraka yang ditutupi dengan jubah palsu! Aku mencintaimu dengan segenap jiwa, tapi balasanmu adalah jurang kesakitan. Brengsek! Kamu laki-laki biadab!"
*** Lilith ***I had almost chosen to go with a small dagger with me but I decided against that, Logan was smart and it was too early to take his guard down. If I mess it up, he would not spare me. The so-called King had just summoned me to his room in the early hours of the night and I couldn’t help but wonder what diabolic plans he had for me now.I understood that my life henceforth was going to be a den of misery but what gave me hope was the idea of a sweet revenge. When the time is right, I would make that son of a bastard pay for his crimes against my family and the people of Winchester.I arrived at the King’s chambers and took a deep breath, I had promised myself that I wouldn’t shed any more tears. I can't believe his audacity to move into my father’s chambers, to sleep in his room and on the royal matrimonial bed.Without knocking, I barged into the King’s bedroom and I immediately regretted that decision- Logan was lying completely naked on my father’s bed, a smug smile
*** OMNISCIENT ***King Logan stood on the roof of the royal house and stared down at Lilith and the other maids as they cleaned the castle. He felt proud of his accomplishment and believed that his father must be proud of him wherever he was. This has been his lifelong dream, he had been patient for the past nineteen years, after watching his father’s head get chopped off shamefully before the public.He had masterminded his plan from a small age, he first found people who shared the same dreams with him in the castle, people who wanted the King dead and together, they murdered the King in cold blood. There had been a little resistance and chaos, following the King’s death but he had been quick to take control of it.The late King, Lilith’s father had taken a liking to Logan after his father’s death, he not only officially adopted him but fought oppositions to install him as King, since he didn’t have a son of his own. He trained Logan like his own son, preparing him for the day he t
*** Lilith ***With my eyes blinking open and shut, I hung to the wall weakly. I had lost all my strength and everything appeared blurry. My voice was cracked, tired of crying. My eyes hurt, tired of shedding tears. I couldn’t tell if it was night or day, nor could I tell how long I had been locked in here.I heard footsteps approaching and for the umpteenth time, I prayed that it was help. I don’t care how it was going to happen, whether a revolt or one man army, I just wanted to be out of here. However, I was disappointed when the person walked in.I flickered my eyes open, only to catch a glimpse of Logan’s gloating face. “How is my princess doing?” he mocked.I sighed, without responding. I was too weak to exchange words with him or fight back right now, I would rather save my strength for when someone tries to break me out of this place.“Aww… What happened to the Princess? Did I finally break you? aren’t you going to fight back?” he taunted.The silence that followed was loud, o
A knock on the door was the first thing that triggered my subconscious, then the blinding light coming in from the window did the rest of the work. I jumped up from the bed immediately, shocked by the unfamiliar surroundings. Then I realized, I no longer lived with my stepfather.I immediately stared at my body from hands to toes, making sure everything was still intact and I hadn’t been touched in any way. Call me paranoid, but I don’t trust that door. I felt the tender mattress beneath me, it felt so better than the rickety thing I used to sleep on back in my stepfather’s house.The knock on the door sounded again and I groaned. I had stayed up late last night because I couldn’t fall asleep, I didn’t realize when I eventually dozed off. By my right hand, I could see the condition of the book I was reading and the oil lamp was still on.“Miss Amelia!” I heard a feminine voice call, drawing my attention back to the door.I stood up and walked slowly to the door, putting my ear against
“You know I have wanted to do this for a very long time,” Logan laughed out loud as he let his pants fall to the ground.“Don’t do this, Logan. You are better than this, I beg you,” I pleaded in tears.“Who said I am? Your family are not the only ones allowed to do horrible things. I watched you for nineteen years as you grew into this proud beautiful woman, you would go around the Kingdom parading with your shoulders high, Princess of Winchester. How many men have you turned down again?” he asked with a smirk.“Oh yes, you have turned down every man that has come for your hand because you didn’t think they were up to your standard. Well, let's see what those standards are, huh? The great princess of Winchester, let's see what she has beneath her clothes.” He laughed as he grabbed my gown by the neckline and split it in two, revealing my breasts.“Noo,” I cried out. “Please don’t!” I begged.“Oh wow,” He chuckled with wide eyes and took a step back, his eyes locked on my chest. “You
*** Lilith ***Yesterday, I was a princess, but today I am a prisoner and an orphan. Ironic, you think? That is what I thought as I stared at the two guards who had tortured me all evening. These men used to work for my father, they used to bow their heads to me, but today they dealt with me with no mercy or guilt. The heart of men is indeed mysterious.The fact that I was a werewolf didn’t make it feel any better. Yes, I regrow body parts and heal wounds, but the pain was real. Watching your fingers clipped off bit by bit, but what hurt most was that it was on the orders of your family.The pain in my chest was twice of the one my skin had been put through in the last few hours. The perks of being a werewolf, I could create illusions in my head, trying to fight the pain and live in delusion, live in my own head, but at the end of the day, I was only scraping away my mind.Footsteps in the corridor draw me out of my latest mental illusion, back to the reality of my shackled hands. I w
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments