Share

Sangat Merindukanmu

TBE 20

Langit malam yang gelap menggantikan sore hari yang hangat. Rembulan bersembunyi di balik awan. Bintang seolah-olah tengah malas untuk bersinar. Aku mendorong motor melewati gerbang rumah. Viana mengikuti di belakang dengan berjalan cepat.

Sesampainya di kebun kosong yang berjarak sekitar sepuluh meter dari pintu gerbang rumah, barulah aku menyalakan mesin dan memacunya dengan hati-hati. Viana berpegangan dengan erat, melingkarkan tangannya ke pinggang dan menempelkan tubuhnya ke punggungku.

Angin malam yang menerpa tidak kami hiraukan. Terus melaju menembus pekatnya malam. Setelah melewati daerah Salabintana barulah aku bisa bernapas lega. Menurunkan kecepatan saat melewati jalan raya Siliwangi yang cukup sepi. Di sisi kanan dan kiri, hanya ada segelintir manusia yang masih beraktivitas di malam yang mulai merangkak naik. Selebihnya mungkin telah terlelap di alam mimpi.

"Mas, apa kita bisa berhenti sebentar?" pinta Viana. 
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status