Share

Pertunjukan

Kania mememui Prasetya di sebuah kafe di pusat kota. 

"Sehat, Pak?" Wanita itu duduk di kursi di seberang lelaki berambut kelabu. 

"Alhamdulilah," jawab lelaki itu mantap. 

"Maaf, agak lama menunggu."

*Saya juga baru sampai. Kamu gimana, Kan? Sehat?"

"Puji Tuhan, Pak."

Seorang pelayan membawa baki berisi satu cangkir kopi pekat untuk Prasetya. Lelaki itu mengangguk menunjukkan Terima kasih, sebelum sang pelayan undur diri. 

"Kania sudah pesan?"

"Sudah, tadi di konter depan, sebentar lagi mungkin datang."

"Saya senang kalau kamu sehat, Kan. Saya lihat kamu juga malah lebih fresh sekarang."

Kania tersenyum merona. Pak Prasetya belum mengetahui sejauh mana hubungan dirinya dengan Marlo. 

"Pak, saya dengar Bapak mau resign dari kantor. Apa betul?"

Lelaki itu menatap Kania dari balik kepulan uap panas ko
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status