_Luciana_
Ku masukkan semua buku dan peralatan ke dalam tas, jam kuliah telah usai namun kursi kosong di sebelahku membuatku sendu. Biasanya dia duduk di sampingku dan menjahiliku, kini hanya ada kehampaan di depan mataku.
"Dasar brengsek!" Mengapa dia harus menghindariku dengan cara seperti ini. Bahkan tanpa kabar dan penjelasan sedikitpun.
Aku bergegas meninggalkan ruang kelas yang telah kosong.
Sebenarnya apa yang terjadi? Apa dia sangat sibuk dengan masalah keluarganya sampai tak sempat mengabariku? Biasanya tak seperti ini, dia pasti menghubungiku dua sampai tiga hari namun ini sudah lewat dua minggu dia menghilang tanpa kabar apapun. Aku sangat khawatir.
Kulihat ponselku dan mengecek pesan dan media sosialku, tak ada notif apapun, bahkan pesan terakhirk
_Lucas_ Aku terbangun dan mendapati diriku berada di tempat tidur. Kuedarkan pandanganku ke segala arah dengan malas, tak ada siapapun di sana. Luci sepertinya sudah pulang. Perasaan sepi kembali menyeruak. Andai saja Luci bisa tinggal lagi dengan kami seperti dulu, pasti sangat menyenangkan. Aku sangat bahagia ketika kami semua berkumpul dan menghabiskan waktu bersama layaknya keluarga, tak terpecah seperti ini. Ku tatap jendela yang letaknya tak jauh dari ranjangku. Langit masih gelap di luar sana namun kini rasa kantuk tak lagi menghinggapiku. Kaki kecilku beranjak dari tempat tidur kemudian bergegas keluar. Semuanya tampak gelap, tak ada satupun lampu menyala, hanya sinar bulan yang menerangi langkahku dari balik jendela. Kaki kecilku berakhir di sebuah taman kec
"Bereskan barangmu dan kembali denganku malam ini." Perintahnya, "Kau tahu konsekuensinya jika terlalu lama di dunia manusia? Kau akan terus semakin lemah dan mati."“Aku berbeda denganmu.”“Bodoh.”“Pergilah dari sini sekarang juga!”----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pria itu menggertakkan giginya kesal," Kau telah berada di dunia manusia selama puluhan tahun. Kau bahkan tak tahu ibumu sangat mengkhawatirkanmu, apalagi kekuatanmu semakin melemah. Apa kau bodoh?! Kau harus tahu batasanmu bocah!""Aku takkan kembali denganmu!"
__Adrian_Penciumanku menangkap bau asing di udara.Sepertinya seseorang baru saja melewati gerbang ke dunia manusia.Siapa?Ku pertajam indraku serta kuedarkan pandanganku ke segala arah mencari sang pelintas. Sepanjang perjalanan ku ikuti bau yang ada di udara hingga sampailah di sebuah rumah yang letaknya di pinggiran hutan.Aku belum pernah mencium bau yang sangat akrab denganku selain ayahku. Instingku mengatakan untuk mengikutinya, bau yang sangat asing bagiku namun entah mengapa memunculkan kerinduan yang mendalam yang akupun tak tahu untuk siapa itu.Malam semakin larut, langitpun semakin gelap gulita tak menunjukkan tanda-tanda akan ditemani sang rembulan ma
_Luciana_ Harusnya aku turun dari pangkuannya, bukannya bertengger manis. Aku seharusnya tak hanyut dalam godaan manis yang dia berikan padaku. Tak seharusnya juga aku menatap matanya tadi! Pria ini sangat berbahaya. Aku tahu dia menyadari sesuatu, itulah mengapa dia mengubur kepalanya di celah leherku. Keberadaanya di sana malah sangat berbahaya untukku, hal buruk akan terjadi! Tubuh kami saling melekat. “Kau selalu membuatku kehilangan kendali.” Katanya dengan lembut saat masih berada di celah leherku. Aku mengerti, memang aneh jika lawan jenismu menatap dengan intens tepat ke matamu namun perkataanya barusan membuatku b
Rekaman adegan itu kembali muncul lagi dalam benakku, kutampar diriku sendiri untuk membuatnya kembali pada kenyataan. Sepertinya aku perlu mendinginkan pikiranku dulu, jadi kuputuskan untuk mandi air dingin. Aku tadi pasti terlihat sangat aneh. Kami pasti akan sangat canggung saat bertemu nanti! Tarik nafas! Pikirkan hal lain yang tak ada hubungannya dengan ini. Aku harus melupakannya. Pikirkan saja film doraemon yang sering kau tonton saat masih kecil. Tunggu. Mengapa harus doraemon? Ini pasti karena Reihan. Aku berguling tak jelas di kasur. Ayo pikirkan hal lain saja.
_Luciana_Situasi kami berdua sangat canggung, aku tak berani melihat wajahnya saat bicara ataupun ketika kami bertegur sapa. Walaupun aku sudah bersikap biasa saja namun itu semua buyar saat dia ada di dekatku.Aku masih bingung dengan semuanya, kuputuskan untuk memikirkannya dengan matang. Aku tak ingin menerimanya dengan setengah hati ataupun menerimanya karena rasa kasihan. Ini adalah pengalaman pertamaku dalam hal percintaan.Sebaiknya aku segera turun dan membuat masakan. Perutku sedikit sakit namun ku abaikan karena itu tak begitu mengganggu.Suara langkah kaki seseorang semakin lama semakin mendekat ke arahku.“Luci?” Panggilnya padaku.“Ya?” Aku me
Jam 5 sore, ku dengar suara ketukan pintu saat tengah asyik mengerjakan tugas kuliah. Ku buka pintu kamar dan melihat sosok Adrian yang tengah membawa nampan berisi desert.“Hei.” Sapanya padaku.“Hai…ada apa?” Ku persilahkan dirinya masuk, tak mungkin ku biarkan dia terus berdiri sambil memegang nampan yang berisi desert seperti pelayan.“Bagaimana? Apa sudah membaik? Apa ada yang bisa kubantu lagi?”Melihat dirinya yang seperti ini membuatku sedikit tersipu, “aku sudah sedikit lebih baik sekarang. Terima kasih untuk yang tadi.” kataku sambil menatapnya lembut, ”Kau bahkan juga membelikanku coklat dan obat penghilang rasa sakit tadi dan kau juga membawakanku desert sekarang. Kau seperti sedang memanjakan anak
Beberapa hari berlalu begitu saja bagiku, sementara Adrian tampaknya tengah dirasuki dewa gila kerja. Dia jarang di rumah dan selalu lembur. Aku bahkan tak pernah melihatnya pergi ataupun pulang kerja. Apa dia makan dan istirahat dengan benar? Andai saja aku tak mengajaknya…dia pasti tidak akan seperti ini.Akhirnya sabtu yang disepakati tiba. Aku mempersiapkan diriku dan berdandan sedikit. Ku kenakan dress berwarna hitam pendek dengan pundak terbuka dan tak lupa tas kecil sebagai pelengkapnya. Sedangkan make up, ku gunakan warna yang natural.Aku hanya akan makan malam di luar dengan Adrian bukan ke pesta atau acara penting yang membutuhkan gaun formal jadi kurasa ini tak masalah. Adrian sendiri dia juga mengenakan kemeja dan celana formal hitam saja untuk hari ini.Aku begitu bersemangat hari ini.