Beranda / Thriller / The Dark Life / Keputusan Yang Salah

Share

Keputusan Yang Salah

Penulis: RIA
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-25 18:52:37

Langkah kakinya gontai masuk ke dalam rumah dan Kayla menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu, terdengar suara nafas yang memburu keringatnya jatuh bercucuran.

“Hay Bu...,” sapa Kayla lembut.

“Hay Sayang,” Erlina menyuguhkan senyuman tipis.

“Besok sore Kayla berangkat ke kota xt, Bu.” Kayla beranjak dan duduk menatap ibunya.

“Kenapa? Bukanya minggu depan kamu berangkat ke sana?” Erlina menelisik penasaran anak gadisnya.

“K-Kayla... a-ada tugas kuliah juga di sana, Bu.” Jawab Kayla gugup.

“Benarkah? Kebetulan sekali, ya?” Tukas Erlina.

“Jika di sana kamu kesulitan langsung telepon Ibu dan ingat, jangan membahayakan diri sendiri, ok!!” Ucapan Erlina yang penuh penekanan.  

“Siap Bos, laksanakan!” Seru Kayla dengan di sertai tawa kecil.

“Cepat mandi! Bau asem,” selorohnya dengan jari yang memencet hidung.

Suasana hati Kayla sangat bahagia saat ini karna mendapat ijin dari ibunya. Setelah selesai dengan ritual mandinya Kayla mengenakan kaos oblong dan di setelkan dengan celana short, penampilan yang sederhana namun tak mengurangi kecantikannya, Tasya geram dengan Kayla yang masih melangkah santai menuruni anak tangga.

“Cepat Kak! Kasihan Ibu menunggu Kakak kelamaan.” Pekik Tasya sembari menuang nasi.

“Dasar, ratu bawel!!” Seru Kayla dengan sedikit mengejek.

“Sudah-sudah, jangan berdebat. Ayo makan!” Erlina menyodorkan piring yang berisi nasi kepada Kayla.

Disela suara sendok dan garpu yang beradu canda tawa mereka juga terdengar jelas, Kayla bercerita tentang sidang skripsinya yang menegangkan dan cukup membunuh suasana yang tenang, tak lupa dia juga menceritakan kejadian yang menimpa sahabat karibnya itu.

“Lantas bagaimana keadaan Najwa sekarang, Sayang?” Erlina menyesap air minumnya.

“Najwa tidak apa-apa Bu, hanya saja dia terlalu mengkhawatirkan kondisi orang yang dia tabrak tadi siang!” Beber Kayla sembari mengangkat piringnya.

“Kakak sudah selesai makannya?” Tasya beranjak mendekati Kayla.

“Hmmm!” Gumamnya seraya mencuci tangan. 

Kegiatan makan malam berlalu kini mereka berbincang seru di ruang tamu begitu lama mereka duduk bersama sembari bercerita.

***

Malam yang panjang berlalu dan berganti pagi yang cerah, suasana rumah masih terasa tenang, terdengar di luar sana suara burung yang berkicau sangat merdu.

Sejak jam empat dini hari Kayla sibuk mempersiapkan barang bawaannya karna dia mengambil penerbangan pertama jam 08.15 pagi menuju kota xt, semua barang bawaannya telah siap dan dia pun telah menyelesaikan ritual paginya, Kayla bergegas keluar kamar dan kini dia bergabung di meja makan.

“Pagi Bu!” Sapa Kayla dengan senyuman manis.

“Pagi Sayang, Jangan lupa kalau sudah sampai di sana kabari Ibu!” Erlina menyodorkan roti yang telah di olesi selai kacang.

“Berapa hari Kakak di sana?” Tasya menatap wajah Kayla.

“Mungkin dua minggu, Sya.” Suara Kayla sedikit tak jelas karna mulutnya penuh dengan roti.

Tasya menjawab dengan raut wajah setengah cemberut, “Kenapa lama sekali Kakak di sana?”

“Bilang aja kalau kamu suka aku pergi.” Cetus Kayla.

Erlina tersenyum lebar melihat kedua anak gadisnya bercengkerama.

“Siapa yang bilang? Tasya enggak suka Kakak pergi lama-lama,” Ucapnya lirih.

Kayla mengelus rambut adiknya yang manja itu, setelah selesai sarapan Kayla menarik kopernya keluar menuju mobil yang telah di siapkan oleh Pak Joko sejak pagi.

Setibanya di bandara segera Kayla melakukan chek in dan menunggu beberapa saat kemudian pesawat yang tersebut take off. Empat puluh menit pun berlalu pesawat yang di tumpangi Kayla telah mendarat di bandara terkenal di kota xt, kota yang Kayla yakini menyimpan jawaban atas kecelakaan ayahnya, Kayla menginap di salah satu hotel bintang lima yang sangat terkenal.

Kayla meletakan kopernya di sebelah lemari dan membaringkan tubuhnya di ranjang yang empuk dan nyaman, belum lama bersantai terdengar suara bel kamarnya berbunyi.

“Siapa lagi itu? mengganggu sekali!” Gerutu Kayla, dengan langkah cepat Kayla membuka pintu kamarnya namun tidak ada orang di sana lorong hotel pun tampak sangat sepi tak ada pergerakan yang mencurigakan, ketika mau menutup pintu tanpa sengaja kakinya menyandung sebuah kotak yang terletak di sebelah pintu kamarnya.

Segera dia meraih kotak tersebut dan masuk ke dalam, dengan cekatan tangannya membuka kotak yang berwarna coklat. di dalam kotak itu hanya ada foto Erlan dan seseorang pria yang tidak ia kenal, selain foto ada secarik kertas yang bertuliskan alamat yang harus Kayla datangi.

‘Kenapa petunjuk ini datang dengan begitu mudah?’ gumamnya dalam hati.

***

Keesokan harinya Kayla pergi ke alamat tersebut, dalam benaknya ia membayangkan akan melihat bangunan megah dan bertemu seseorang yang kejam dan angkuh tapi kenyataannya tak sama dengan apa yang di pikirkannya.

Dia hanya menemukan sebuah lahan kosong yang mirip seperti lapangan bola namun lebar lapangan itu tiga kali lipat dari lapangan bola pada umumnya. Kayla pergi dan bertanya pada lingkungan sekitar mencari info yang akurat tentang lahan itu namun tak ada satu orang yang menjawab dan dari semua orang yang Kayla tanyai jawaban mereka sama.

“Saya penduduk baru Non! Saya tidak tahu menahu tentang lahan itu!”

Pernyataan itu semakin membuat Kayla frustrasi  dan mengikis kesabarannya juga, sesaat dia menghentikan taksi terdengar teriakan seseorang di ujung jalan. Kayla berbalik badan menatap seorang gadis muda yang berkulit sawo matang.

“N-nona mencari informasi tentang lahan ini, ya?” ucapnya dengan suara nafas yang tersengal-sengal.

Kayla mengangguk, “Kamu siapa? Bisa bantu saya menuju ke sana.”

“Bisa Non, mari saya antar.”

***

Seminggu telah berlalu semenjak pertemuannya degan gadis muda tersebut, pencarian petunjuk itu pun masih belum menemukan titik terang dan semua pertanyaan masih menjadi misteri. karna lelah akan semua ini Kayla memutuskan  untuk kembali ke kota kelahirannya, dia merasa usahanya datang ke kotak XT sia-sia dan tak ada gunanya.

Dalam perjalanan menuju hotel taksi yang di tumpanginya di hadang oleh mobil berwarna hitam, seseorang yang mengenakan penutup wajah itu keluar dari mobil dia mengetuk kaca jendela yang di mana Kayla duduk.

Kayla memberanikan diri untuk membuka kaca jendela, belum sempat bertanya. Pria itu membuka pintu mobil dan menyeret paksa Kayla masuk ke dalam mobil mereka.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Iwan Kurniawan
lagi lagi ada orang aneh
goodnovel comment avatar
Rozi Pashter Black Ant
Sia-sia perjalanan Kayla. Dan lagi-lagi ada orang yang selalu mengirim pesan aneh. Siapa Ayah Kayla sebenarnya??
goodnovel comment avatar
Nyno Ever
Sudah pergi sangat jauh, capek, diteror orang. pulang tanpa hasil. hanya petunjuk aneh yang didapat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • The Dark Life   Khayalan Rey

    “Terima kasih untuk tetap hidup. Saat itu dadaku terasa sesak dan akan meledak melihatmu tak sadarkan diri,” Rey mengungkapkan semua yang ia rasakan di kala Kayla tertembak. “Kenapa kau melakukan itu semua? Apa kau memiliki sembilan nyawa!?” Rey menimpali perkataannya. “A-aku....” ucapan Kayla tertahan dan jarinya tak berhenti memainkan cincin yang ia kenakan. Rey mendekatkan tubuhnya dan memeluk Kayla dengan sangat erat. “Tetaplah hidup sehat dan berdiri tegak bersamaku di sini. Aku ingin menikahimu dan memiliki anak kembar yang mirip sepertimu! Dan aku mau melihatmu dengan rambut keabuan,” Rey menatap Kayla dengan tatapan mata yang sayu. Mendengar ucapan Rey, air mata Kayla menetes dan gadis itu memeluk erat pria yang ada di hadapannya itu, tangisan Kayla semakin menjadi-jadi membuat Rey khawatir. “Apa yang kau rasakan? Apa lukanya masih sangat sakit? Kay jawab pertanyaanku ini, jangan di

  • The Dark Life   Perhatian Yang Berlebihan

    Telepon genggam Rey berdering terlihat jelas nama Tasya di layar, Rey menghela nafas panjang dan mengangkat panggilan tersebut.“Ada apa Sya?”“Benarkah? Aku segera ke sana,” Rey bergerak dengan sangat gelisah.“Apa yang terjadi Rey, kenapa kau terlihat gelisah seperti itu?” tanya Bram dengan mata menyipit.“Kayla sudah siuman.”“Kenapa lift ini bekerja dengan sangat lambat!!” imbuhnya sembari menendang pintu lift.“Sabar Rey,” ujar Bram.Rey berlari kecil sesaat pintu lift terbuka, ketika berada di depan pintu pemuda itu merapikan baju dan rambutnya. Padahal baju dan rambutnya masih tertata rapi. Perlahan ia membuka pintu dengan wajah yang semringah dia menghampiri Kayla yang masih terbaring lemah di ranjang.“Bagaimana keadaanmu? Bagian tubuh mana saja yang sakit? Apa ka

  • The Dark Life   Pertengkaran Yang Konyol

    “Sebaiknya kalian pergi dari sini!” usir Rey dengan nada datar.Tasya melirik pemuda itu dengan lirikan mata yang sangat tajam, namun lirikan mata Tasya tak membuat Rey takut atau pun goyah. Bahkan pemuda itu kini semakin menekankan suaranya dan dia mengulang ucapannya lebih dari empat kali hanya untuk membuat sepasang sejoli tersebut segera meninggalkan kamar Kayla.Bram berdecap, “Rey... Rey... dari dulu kok enggak berubah-berubah.”“Oh, jadi kau mau lihat aku berubah. Baiklah aku akan berubah menjadi Spiderman agar kalian bahagia,” celetuk Rey.“Hahaa, enggak lucu, Bang!” ketus Tasya dengan mata yang melirik tajam kearah Rey.Rey melangkahkan kakinya menuju pintu dan tangannya meraih gagang pintu, membuka lebar pintu tersebut seraya mengangkat kedua alisnya dan menatap ketiga orang yang masih duduk santai di sofa.“Apa yang ka

  • The Dark Life   Harapanku

    “Pasien luka tembak di dada. Sudah mendapat infus,” jelas perawat yang masih mendorong bad yang Kayla tiduri.“Luka tembak? Bawa ke ruang operasi.” Ucap Dokter Yudo.“Sudah berapa lama?” tanya Dokter Yudo dengan sorot mata serius.“Sekitar 15 menit transportasinya, kami sudah Resusitasi.” Imbuh perawat wanita itu sambil memasang oksigen. (Resusitasi adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas atau henti jantung ke fungsi optimal guna, mencegah kematian biologis.)“Cek organ vitalnya. Siapkan infus dan hitung darah lengkap!” pinta Dokter Yudo dengan tegas.Suasana di dalam ruangan UGD sangat tegang dan beberapa dokter dan perawat sibuk mempersiapkan alat untuk pengecekan kondisi Kayla lebih lanjut.“Tekanan darahnya 60 per 40. Saturasi darah 80.” Ungkap asisten dokter yang bertugas mem

  • The Dark Life   Di Ujung Maut

    mobil berwarna silver dari arah lain mengerem mendadak membuatnya hilang kendali dan mobil tersebut mendekat ke arah Kayla. Mata Kayla mendelik mendapati mobil itu melayang ke arahnya, untungnya gadis itu bisa segera menghindar dan berlindung di bawah mobil yang terparkir di sisi bahu jalan.Baru saja keluar dari kolong mobil Kayla suda di sambut tendangan dari bodyguard Indra, yang membuatnya tersungkur dan hidungnya mengeluarkan dara. Kayla mengusap hidungnya kasar dan dengan beringasnya Kayla melayangkan pukulan dan tendangan ke arah pria yang telah menendangnya barusan, wajah bodyguard tersebut di sodok degan sikunya hingga bercucuran darah. Tak cukup di situ Kayla kini membabi buta menyerang semua bodyguard Indra sampai dia nekat memecahkan kaca jendela mobil dan meraih serpihan kaca tersebut dan di lemparkannya ke arah lawannya.“Kay, cepat masuk!” pekik Rey di sisi jalan.Ketika Kayla hendak melangkahkan kakinya, Indra melesi

  • The Dark Life   Sahabtku adalah musuhku

    Hendra sudah tak bisa menahan emosinya, sehingga dia langsung melayangkan tendangan ke arah Indra dan semua anak buah Indra menodongkan pistol ke arah mereka semua. Rencana cadangan Rey pun gagal karna tindakan Hendra yang gegabah dan kini mereka harus berjuang dengan kemampuan yang ada dan saat ini mereka hanya memiliki beberapa anggota saja yang tersisa. “Kenapa kau melakukan ini?!” bentak Bram dengan mata melotot. “Iblis itu harus mati, Bang!!” sarkasnya penuh kebencian. Suara tembakan menggema di ruangan beberapa warga mengintip dari rumah mereka masing-masing dan salah satu tetangga Kayla melaporkan hal tersebut ke polisi. Semua kaca hancur berhamburan karna tembakkan dan jasad tergeletak di mana-mana, tak ada yang menjamin hidup atau pun keselamatan mereka. Kehancuran yang sesungguhnya kini telah di mulai. “Hai....” Pekik Indra seraya melepaskan tembakkan ke udara. “Buang semua senjata kalian ata

  • The Dark Life   Pertikaian

    Terdengar suara tawa yang sangat familier di telinga mereka, beberapa pasang mata menatap serius seseorang yang mengenakan topeng yang saat ini sedang duduk santai di sofa. Tiba-tiba tawanya terhenti dan tatapan dinginnya membuatnya semakin terlihat sangat kejam.“Apa yang kau pikirkan Rey?” tanya Kayla yang kini tersenyum masam di hadapan Rey.Rey masih menatap serius pria tersebut, perlahan dia melangkahkan kakinya mendekat lemari kaca yang di penuhi darah.“Apa kau masih tidak mengenali si bangsat, itu?” tanya Kayla geram.Dengan ragu Rey menjawab pertanyaan Kayla. “I-indra...,"Setelah mendengar ucapan Rey, Kayla menyelinap masuk ke sebuah kamar dan pergerakan Kayla di ikuti oleh Rey yang berjalan di belakangnya.“Kenapa kau mengikutiku?” tanya Kayla dengan mata mendelik.“Aku perlu mendengar penjelasanmu,” kata Rey lirih.

  • The Dark Life   Ketegangan

    “Pekerjaan kita belum selesai Kawan! Biang kerok di balik masalah ini belum diketahui!!” tegas Kayla sembari tangannya meraih alat bor di dinding.“Apa maksudmu, Kay?” tanya Bram dengan tatapan penuh.Kayla berjalan di hadapan semua orang, dia mengelus-elus alat bor yang ia bawa dengan tersenyum jahat, semua orang yang berada dalam ruangan sangat tak nyaman dengan sikap Kayla yang terbilang sangat aneh.“Kau mau tahu? Siapa mata-mata baru yang melaporkan pergerakan kita terakhir kali? Sehingga membuat kedua orang tuaku meninggal dan mendesak Ibu menjadi kambing hitam dari segala kekacauan ini dan hal itu untuk mengalihkan niatku dari awal!” pungkas Kayla dengan amarah yang sangat berkobar-kobar.“Kakak lagi bicara apa? Tasya enggak mengerti maksud ucapan Kakak...,” ujar Tasya dengan mata yang berkaca-kaca.“Kau sekarang harus lebih kuat Sya! Dan pahami keadaan saat

  • The Dark Life   Kekejaman Kayla

    Tasya melirik Bram yang masih bengong dan gadis itu mengguncang tubuh Pria yang duduk di sebelahnya dan melontarkan pertanyaan.“Apa yang kau pikirkan, Bram? Apa kau mendengar perkataanku tadi?” kata Tasya pelan.“Aku mendengarnya dengan cukup jelas!” sahut Bram.“Lalu kenapa kau tak segera menjawabnya?” Tasya beranjak dari tempat duduknya.“Ini semua sudah menjadi jalan takdir kalian berdua, berusahalah menjadi gadis yang tangguh! Sedikit mengertilah dengan situasi ini, tak semua yang kau lihat itu benar,” Bram memaparkan segalanya dengan suara yang lembut nan mendayu.“Apa mungkin aku bisa? Hatiku sakit tanpa alasan Bram.” Tasya mengelus dadanya dan air mata perlahan menetes.“Yakinlah pada dirimu sendiri! Jangan mengekang hati dan pikiranmu,” Bram menyekat air mata Tasya.Pemuda manis tersebut memeluk Tasya dan tanganny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status