Suara ketukan di pintu membuat Mia terjaga. Dia membuka pintu terkunci tersebut dan mendapati Jaxon berdiri di luar dengan wajah gusar serta tatapan tajam, tanpa sadar Mia melangkah mundur sedikit.
“Kau benar-benar ingin menguji kesabaranku Mia?” Suara Jaxon kental akan kekesalan.
Mia yang tidak mengerti perubahan sikap tersebut hanya bisa mendelik tajam.
“Kali ini apa lagi, Jaxon?” desah Mia yang tidak merasa melakukan kesalahan.
“Saat aku kembali ke kamar, kau tidak ada di sana. Memangnya kenapa kau balik ke sini? Apa kau tidak nyaman berada di kamarku?”
Suasana di Red Cage tidak setegang saat Mia tadi pergi ke toilet, bahkan pria-pria di sana tampak seperti orang paling bebas, tertawa keras sembari bercanda bermain bilyar dan menikmati minuman dan hidangan yang Rey bawa dari sebuah toko roti terkenal. Jaxon yang tadinya memiliki aura membunuh kini tampak seperti idiot yang tidak berhenti tertawa nyaris berguling di lantai menahan perut kebanyakan tawa setelah Gavin melemparkan candaan yang bagi Mia sangatlah hambar.Bahkan Mia tidak tahu dimana letak lucunya hingga pria –pria di sana tidak habis stok tawanya. Dia rasa ada yang salah dengan otak mereka.“Oh, aku tidak membual. Gadis itu mengatakan padaku bahwa aku adalah suami ideal baginya. Bayangkan saja bagaimana reputasiku bila pergi ke acara prom night lalu berdansa b
Garis polisi dan kekacauan dari kejadian waktu itu sudah tidak lagi terlihat di De La Crush. Aktivitas restaurant berjalan seperti biasa, seolah tidak pernah terjadi pembunuhan di sana. Bahkan pengunjung yang datang semakin ramai, beberapa vlogger, influencer, dan mereka yang bekerja di media datang ke De La Crush dan memberi review positif. Mia serta rekan kerjanya bahkan kewalahan melayani dan menerima pesanan.Grant yang sejak tadi mengawasi dari ruang kerja, akhirnya tidak sabar untuk menghubungi Jaxon. Beberapa kali dia melirik telepon di meja, tergoda untuk menghubungi pria itu. Setelah berdebat panjang, Grant pun menyerah dan mengangkat gagang telepon. Setelah dua dering pertama, panggilan itu diterima.“Ada apa?” tanya Jaxon dari seberang.Grant menghela napas dan berhati-hati memilih kata.“Aku tahu kau sangat peduli pada De La Crush, tetapi yang kau lakukan berlebihan. Dengan perlindunganmu saja, aku sudah merasa berterima kasi
Sebuah pesan baru saja masuk ke ponsel Mia saat dia hendak memulai shift pagi itu. Melihat nama Jaxon tertera di sana, Mia pun langsung membuka ponsel setelah merapikan barang-barang pribadi di loker.‘Hari ini ke Red Cage, kita mulai latihan fisik hari ini.’Bunyi pesan yang tertera.Kening Mia berkerut heran karena pagi itu dia tidak bertemu Jaxon di meja makan. Piper bilang Jaxon sedang sibuk sehingga tidak pulang sejak malam, membuat Mia bertanya-tanya kemana lagi pria itu pergi.Perkataan Piper pagi itu terngiang di kepala Mia.“Mr. Bradwood memiliki kamar pribadi di gedung Red Cage, Miss Heart. Biasanya dia menginap di sana bila ada pekerjaan yang belum selesai.”Tentu saja penjelasan tersebut membuat hati Mia was-was karena selama ini dia tidak pernah melihat Jaxon bersama wanita di luar, dan bisa saja pria itu melakukan bisnis-nya di sana. Pikiran-pikiran kotor tersebut menyampah di kepala Mia hingga
“Perlihatkan bagian atas tubuhmu, Mia, biarkan kami memeriksa apa yang kau sembunyikan di sana,” kata Gavin setelah kekalahan Mia yang ke tiga.Satu pukulan mendarat di punggung Gavin, dan terdengar kekehan dari penonton sekitar.Rey melirik Gavin tajam, dia bahkan memutar otak bagaimana cara menghentikan permainan.Tubuh bagian atas Mia masih ditutupi tank top, sedangkan baju kaos dan celana training yang menutupi kaki jenjangnya tergeletak di lantai tidak jauh dari sepatu kets yang tadi dia pakai.Gadis itu hendak menarik segelas minuman yang sedang Danny pegang, tetapi pria itu bergerak cepat menjauhkan Mia dari minuman-minuman memabukan di sekitar.“Aku tidak ingin terlibat dan menjadi alasan kau berada dalam pengaruh sesuatu,” ucap Danny sembari berjalan menjauh.Melihat ada banyak pasang mata di sekitar, Mia merasa sedikit panik, tidak mengira tantangan spontan-nya balik menyerang. Tadinya dia tidak berniat untu
Setelah pintu di belakang tubuhnya tertutup, Jaxon pun hanya berdiri diam mematung sembari menunggu suara teriakan, atau mungkin lemparan barang-barang dari dalam, tetapi setelah lebih dari lima menit tidak terdengar suara keributan, Jaxon pun menghela napas. Setidaknya dia tidak harus mengganti lampu tidur yang Nana beri, atau mungkin barang-barang antik lain yang sengaja dia koleksi untuk menghiasi kamar. Bukan karena harga barang antik itu yang bila dikalkulasi mencapai jutaan dollar, melainkan nilai seni pada barang tersebut yang sangat langka dan sulit didapat yang sangat dia sesalkan.Jaxon pun menoleh pada Joe yang sejak tadi berdiri di sebelah pintu.“Jaga dia, jangan sampai keluar ruangan ini. Kau tahu betapa bebas keadaan di bawah ketika waktu semakin larut.”Hiburan pesta di Red Cage bisa dikatakan liar, akan banyak wanita parade tanpa busana atau mungkin pertunjukan exhibitionists lainnya. Jaxon tidak ingin Mia melihat semua itu, dia terl
Setelah kepergian Jaxon, Mia pun bangkit dari kasur dan memeriksa sekitar. Barulah dia menyadari bahwa ruangan itu didominasi warna hitam dan merah dengan barang-barang antik di sekitar. Mata Mia tertuju pada lemari baju Jaxon yang berada di dekat kamar mandi. Mia memeriksa lemari itu, menarik sebuah kaos berwarna hitam dan celana boxer pria itu lalu memakainya.Untuk sesaat Mia terdiam dan memeriksa isi lemari, mengacak-acak isinya, mencari tanda-tanda apakah ada benda milik wanita di sana, tetapi tidak menemukannya. Perhatian Mia kembali pada kamar mandi, dia membuka segala laci dan ruangan yang mungkin menyimpan barang-barang pribadi wanita yang tertinggal, bahkan hingga ke kolong kasur.Ruangan itu benar-benar bersih dari benda-benda feminim. Semua ruangan hanya diisi barang-barang pribadi Jaxon saja. Walau sedikit lega, tetapi Mia masih tidak percaya sepenuhnya dan terus mencari celah yang Jaxon sembunyikan.Setelah pencarian cukup lama, Mia pun menyerah. D
Shift malam Mia di De La Crush akan berakhir tiga puluh menit lagi. Slaine mendatanginya saat Mia baru saja menyelesaikan pesanan di meja delapan. Saat itu waktu menunjukan pukul sepuluh malam.“Kudengar kemarin kau ikut berpesta di Red Cage, padahal aku juga ingin ikut,” ucap Slaine terlihat sangat iri.Mia tertawa mendengar kecemburuan Slaine.“Kau beruntung tidak pergi ke sana, karena tempat itu lebih seperti rumah bordir,” bisik Mia penuh konspirasi. “Kali pertama aku melihat wanita dengan pakaian seterbuka itu parade di hadapan ribuan pria dengan sangat percaya diri. Aku bahkan tidak berani melakukannya,” kata Mia tanpa menjelaskan tentang taruhannya bersama Gavin.“Ya ampun, kau pasti pertama kali ke pesta yang Red Cage adakan,” ucap Slaine terdengar tidak terkejut sama sekali.“Apa kau pernah ke sana?”Slaine tersenyum melihat ketidakpercayaan Mia.“Aku tidak sep
Tubuh Mia gemetar saat dia berada di dalam mobil dengan pria monster di sebelahnya. Dia bahkan meringkuk membentuk bola di atas lantai yang dingin saat mereka tiba di sebuah mansion mewah yang sengaja pria itu sewa untuk menjemput Mia di Denver.“Tetap di sini dan jangan membantahku lagi, Mia. Kau tidak boleh meninggalkan kamar ini sampai aku kembali. Apa kau mengerti?” perintah pria itu sembari menekankan pertanyaan. Setelah menunggu beberapa detik dan tidak ada jawaban dari Mia, pria paruh baya itu pun kembali melemparkan pertanyaan. “Apa kau mengerti!” bentak pria itu dengan suara meninggi hingga Mia menjerit sembari menutupi telinga dengan kedua tangan. Tubuhnya bahkan semakin meringkuk dengan posisi melindungi diri.Pria paruh baya tersebut berjongkok di hadapannya dan menarik paksa wajah Mia serta memeras dagu wanita itu dengan kasar hingga tertinggal jejak merah di wajahnya yang putih.“Kau tidak bisu, jawab aku!” benta