Share

21. LUKA

Kuda itu semakin mendekat, wajah penunggangnya pun semakin jelas terlihat. Putri hanya berdiri terpaku dengan genangan air mata yang mulai terjatuh di pipinya.

"Putri ..." teriak Damar saat melihat putri berdiri di balik pepohonan. Damar memacu kudanya lebih cepat, ia tak mau putri menunggu lebih lama lagi.

"Akhirnya aku menemukanmu, Putri," gumamnya dari atas kudanya. Sementara itu air mata putri mulai mengalir deras bersama air hujan yang membasahi wajahnya. Damar turun dari kudanya lalu segera berlari menghampiri putri yang bersimbah darah. Putri sudah tak sanggup lagi berdiri ia jatuh di pelukan Damar.

"Gusti ..." Damar dengan cepat menangkap tubuh putri.

"Aku tahu kau pasti datang," kata putri.

"Maafkan hamba, Gusti." Damar merasa sangat bersalah satelah melihat keadaan putri. Ia merasa telah gagal memenuhi janjinya untuk selalu melindungi putri.

"Kukira aku akan mati sendirian di sini," kata putri lagi sambil menangis sesenggukan di pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status