Share

The Perfect Stranger
The Perfect Stranger
Penulis: tiareyss

Prolog

- 14 Maret 2015 pukul 21.37 -

Malam ini, bulan tak bersinar seperti biasanya. Bahkan tak ada satu pun bintang yang berhamburan di sana. Entah mengapa malam ini terasa begitu sunyi dan dingin. Rayana--Gadis berusia 18 tahun itu sedang menyeduh secangkir coklat panas kesukaannya untuk dinikmati bersama sandwich.

Bibi yang biasa membuatkan makanan dan membersihkan rumah, mendadak harus pulang karena ia terserang flu sehingga Rayana harus menyiapkan makan malamnya sendiri. 

Telepon bunda ah... Pikir Rayana sambil mengunyah sandwichnya. 

Tut... Tut.... 

Tak menunggu lama, seseorang di seberang sana pun menjawab panggilannya. 

"Halo, bunda!!" Sambutnya. 

"Halo, sayang. Bunda lagi jalan pulang nih sama ayah, kamu sudah makan malam?" tanya wanita yang dipanggil bunda itu. 

"Ini lagi makan bunda. Bunda cepat pulang dong, aku sendirian nih." 

"Memangnya bibi kemana, sayang?"

"Ah, bibi. Tadi bibi sakit, jadi aku suruh bibi pulang untuk istirahat."

"Hmm gitu. Ya sudah, tunggu sebentar lagi bunda sampai."

"Aku tunggu ya bunda." Terdengar suara Rayana yang riang gembira. 

*nom nom* Masih sambil mengunyah makanannya, tiba-tiba Rayana teringat bahwa ia telah mendapatkan pengumuman kelulusan sekolahnya hari ini. 

"Oh iya bunda, tadi di sekolah.... "

DREEEKKKKK SREEETTTTTTTTTTTTTTTTTTT

Terdengar suara yang sangat bising disana yang membuat Rayana terkejut. 

"Halo? Bunda? Ada apa bunda?" tanyanya. 

Tidak ada jawaban disana. Tetapi terdengar seperti suara alarm mobil yang berbunyi. 

"Bunda?! Bunda jawab dong, bunda baik baik aja kan?" Suara Rayana semakin bergetar. Apakah terjadi sesuatu dengan orangtuanya? Ia mulai panik dan tidak tau harus berbuat apa. 

"Bun... Bunda... Bunda sama ayah baik-baik aja kan... Jawab aku. " 

Rayana masih belum menutup teleponnya, berharap seseorang menjawab suaranya yang sudah terdengar lemas. 

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang seperti semakin dekat. 

"Mereka sudah tewas, tetapi barang itu tidak ada disini. Sepertinya, dia benar benar menyembunyikannya."

Mata Rayana terbuka lebar. Sungguh terkejut ia mendengar suara seorang laki-laki di seberang sana. 

"Baiklah." Ucap laki-laki itu. 

Rayana terdiam, masih sambil mendengarkan suara disana. Seluruh badannya mulai terasa semakin dingin dan jantungnya berdegup sangat kencang. 

trurururut trurururut

Suara telfon rumah berbunyi, membuyarkan semua yang ada dipikiran Rayana. Ia lantas bergegas menjawab telfon tersebut tanpa mematikan ponselnya. 

"Ya, halo?" Sangat terdengar jelas bahwa suaranya sangat bergetar. 

"Kecelakaan?!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status