Angga tidak menyusul Seila lantaran gadis itu mengirim pesan bahwa dia sedang tidak enak badan dan tidak ingin diganggu. Angga yang mendapat pesan itu pun hanya membalasnya dengan kata-kata izin akan mengikuti acara party pada malam harinya. Seila membalasnya dengan satu kata yaitu “Ya” saja. Dia masih kesal dengan perbuatan Angga tadi siang. Jadi malam ini Angga dan Seila sama-sama bersenang-senang tapi di tempat yang berbeda. Angga dengan teman-temannya dan Seila hanya bersama Bila.
Di salah satu club malam di tengah ibu kota, di bawah temaram lampu disko dan musik DJ yang begitu menggemparkan indera pendengaran, Angga dan teman-temannya menari ikuti irama dikelilingi para gadis. Ternyata ada gadis kampus mereka juga yang pergi bersenang-senang di sana.
“Angga!” Seorang gadis yang pakaiannya amat sexy terlihat sangat menyukai Angga dan
Brukk ….Seila menabrak seseorang yang tengah membawa gelas minuman. Kebetulan saat dia ke sini bersama Bila, clubnya langsung ramai sekali, padahal kemarin sepi dan ini masih hari kerja bukan weekend.Prankkkk …. Gelas yang pengunjung bawa ini pun terjatuh. Pria yang terlihat berusia kepala lima dan rambutnya sudah memutih ini melirik Seila sinis. Dia tak suka diganggu seperti ini. Kebetulan sekali dia datang ke sini untuk memeriksa sesuatu.Seila yang merasa bersalah pun buru-buru minta maaf karena telah menabrak dan membuat minuman pengunjung ini tumpah dan pecah. Sebagai bos di tempat ini, dia akan langsung mengganti minumannya dengan yang baru.“Maaf, Pak. Maaf!” Dia menunduk meminta maaf atas kejadian ini, harapan Seila hanya satu, p
Gara-gara kejadian semalam Seila kepalanya terluka dan dilarikan ke rumah sakit, tapi dia masih bisa pergi berkuliah karena ingin menyudahi hubungannya juga dengan Angga. Gadis ini tak mau ketinggalan mata kuliah apalagi hari ini dosennya galak-galak, tidak memberikan toleransi jika kosong absen dua kali.Bobi dan Bila sudah menyampaikan kabar buruk. Berita itu membuat kaki Seila sedikit lemas. Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri Angga mabuk-mabukan dan menjadikannya sebuah taruhan."Aku mencintai dia, ternyata setega itu dia menyakiti hatiku." Seila terduduk di lantai sebentar dan Bila pun memeluknya erat. Dia berjanji tak akan menyukai pria brengsek lagi, tidak ada lagi Angga dan Aksara, mereka dua orang yang telah mengukir luka yang sangat dalam. Seila merasa lebih baik sakit karena kecelakaan daripada sakit karena cinta, sungguh sangat membekas dalam di
Angga merasa tersambar petir saat dia diputuskan oleh Seila. Pria itu terduduk di rerumputan taman dan hanya sendirian, Seila sudah pergi dan meninggalkannya di situ. Nasi sudah jadi bubur, dia sekarang benar-benar kehilangan Seila. Dia dapat Seila dari hasil merebut, sekarang sepertinya akan direbut orang pula, memang iya!Orang yang diam memperhatikan Angga di pojokan dan memerintahkan semua pria yang bersama Angga pada malam itu adalah Jefry. Jefry adalah otak dari kejadian yang menimpa Angga, kini Jefry yang akan merebut Seila.Malam ini Seila ingin menghibur dirinya di club milik ayahnya lagi. Dia duduk di bangku bartender, bukan untuk melayani pelanggan dan membantu om Sandi, dia ingin mabuk-mabukkan dengan minuman yang ia racik sendiri. Jemari tangan Seila mengambil bahan-bahan minuman yang berkonsentrasi alkoholnya tinggi dan rasanya pahit-pahit, lebih
Ruangan kantor direktur sebuah perusahaan besar tampaknya berpenghuni. Pemilik ruangan ini tengah bersantai menunggu sebuah kabar.“Bagaimana hasilnya?” tanya seorang pria yang duduk di bangku kebesarannya sambil menghisap sebatang rokok favoritnya, asap dari hasil isapan itu membuat kepalanya seolah dipenuhi oleh kabut tebal. Kursi yang semua menghadap tembok kini ia putar seratus delapan puluh derajat agar menghadap orang yang baru saja masuk, orang yang ia tanya itu adalah karyawannya yang baru saja datang dan ingin memberikan laporan terbaru. Kaki tangannya ini cukup berguna dan bergerak cepat.Pria berpakaian serba hitam menunduk takut dan patuh. “Sudah beres Tuan, polisi sudah menangkapnya.” Siapa orang yang pegawai ini maksud? Apa ayahnya Seila yang baru saja ditangkap polisi?
Setelah beberapa hari, pengadilan telah menjatuhkan hukuman untuk ayah Seila yang terbukti bersalah, ada bukti narkoba, ada saksi pula. Pengacara yang Jefry suruh untuk membantu ayah Seila nyatanya tidak bisa berkutik karena semua bukti menyudutkan ayah Seila sebagai terdakwa.Surya harus menerima kenyataan bahwa dia telah difitnah, sekuat apapun usahanya untuk bebas tidak akan berguna karena semua menyudutkannya, daripada lama menyangga dan proses hukum semakin panjang, lebih baik mengakui kesalahan yang tak pernah ia lakukan saja demi meringankan hukuman.Seila harus menelan pahit rasanya kehilangan ayahnya untuk empat tahun ini. Dia harus jadi tulang punggung keluarga. Harus mengurus ibunya yang mengalami stroke. Nia memang punya penyakit jantung dan tekanan darahnya juga sering tinggi. Akibat syok yang ia alami, Nia pun tidak bisa menggerakkan sebagian besa
Cup …. Jefry mengecup kening Seila yang sedang tidur dalam pelukannya. Mereka tumbang setelah melakukan adegan panas semalam. Rasanya perasaan Jefry terbang ke atas awang-awang bersama kupu-kupu cantik yang baru saja keluar dari kepompongnya.Mereka tidur di salah satu kamar yang ada di club milik Seila. Hutang budi ini sudah Seila balas dengan body. Seila tidak bisa membayar dengan uang atau pengabdiannya. Yang ada di pikirannya ialah membalas budi Jefry dengan tubuhnya. Dulu kan Jefry sangat ingin menidurinya sampai memaksa Seila untuk masuk ke dalam mobilnya.Dulu ya dulu, sih. Jefry juga sudah banyak berubah. Dulu memang iyya ingin tubuh Seila, saat ini ingin cintanya Seila.Usaha Jefry untuk dekat dan mendapatkan Seila luar biasa sampai merebut dari Angga. Saat ini Seila malah sepertinya tidak mau membuk
Mendengar ucapan Sandi, Seila langsung kaget, apakah dia dan Jefry ini seperti sepasang kekasih? Atau Sandi ini berniat menjodohkan mereka. Dia pun sontak buru-buru menyanggah. “Tidak, Om. Aku tidak mau pacaran dulu. Masih trauma.” Kalau bisa dan kalau ada di dunia ini, wanita yang sendirian sampai mati, mungkin dia akan jadi orang ang seperti itu.“Mama gimana kabarnya?” tanya Sandi mengkhawatirkan Nia. Ternyata selama ini Nia punya penyakit jantung tapi terus ditutupi dan tidak berobat secara rutin karena sibuk. Kalau saja tidak mendengar kabar buruk tentang Surya, mungkin saja Nia tidak akan terkena stroke. Waktu Seila kecelakaan saja, Nia saat itu pingsan.“Seperti biasa, tiduran saja di rumah, tidak bisa banyak bergerak, Om.” Seila merogoh kocek cukup dalam untuk biaya pengobatan dan terapi ibunya.
Seila pulang dari club malam itu jam dua malam, seperti biasa dia mengawasi pegawai, membantu jadi bartender dan menghitung keuangan. Gadis ini juga tidak terlalu sering menjual dirinya sendiri, untuk apa ada pegawai jika dia juga sampai turun tangan. Hanya beberapa kali itu juga pada orang-orang yang berani membayarnya dengan harga tinggi.Gadis ini merasa lelah dan ingin pulang. Biasanya klubnya akan ramai sampai jam tiga atau empat dini hari. Semakin hari semakin ramai dan omzet pun memuaskan. Semua pencapaian ini berkat bantuan Jefry, siapa lagi? Pria itu yang mengiklankan club ini dan membuat aplikasinya. Begitu banyak pengorbanan dan usaha Jefry untuk mendapatkan Seila. Sayang gadis itu tak kunjung membuka diri, Seila masih trauma akn hubungan. Dia juga terus diganggu Angga saat di kampus, omongan anak-anak kampus juga semakin hari semakin pedas, membuat Seila agak malas berkuliah, dia jadi sem