Share

Sebuah Hasil

“Kok mualnya makin menjadi ya setelah aksara berangkat, apa harus ke dokter?” tanya Seila sambil melihat dirinya di kaca, dia tidak keluar kamar semenjak kepergian suaminya ke kantor.

“Tapi kalau ke dokter malas, nggak diantar suami pula.” Dia difasilitasi mobil dan supir tapi Seila enggan pergi sendiri. Kakinya begitu terasa berat untuk melangkah dan matanya dari tadi layu, seperti ingin tidur melulu. Bawaannya males dan ingin serba dilayani.

“Kalau manggil Aksara kasihan, nanti dia harus pulang lagi, bolak-balik gitu kan capek, gak mau nyusahin ah.” Seila tidak mau jadi beban, jadi ya sudah lah, mending ditahan sendiri saja.

“Nggak mau jadi istri manja yang menyusahkan, ingat Seila kamu harus tetap mandiri.” Seila menguatkan tekad, dia tidak boleh lemah, nanti kalau dia sakit malah merepotkan banyak orang, Seila tidak mau begitu.

Sekarang demamnya semakin tinggi, perihnya sampai ke ulu hati. Seila berjalan pelan sambil bersandar ke tembok, jaga-jaga takut dia bisa jatuh, enggan mint
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status