Jefry semakin dekat dengan Seila, setiap hari mereka sering bersama, tidak heran juga Jefry sering menginap di rumah Seila. Mama Nia juga sudah mengenal Jefry dengan baik, sayangnya dia tidak bisa mengobrol seperti orang biasa karena dia mengalami belpasi sehingga kesulitan berbicara. Sehari-harinya nia duduk di kursi roda karena tidak bisa berjalan, kalau bagian tangan bisa digerakan tapi agak lemas. Ada suster khusus yang mengurus Nia dua puluh empat jam, Nia juga melakukan fisioterapi di rumah sakit atau di rumah agar tubuhnya kembali seperti sedia kala.
Pagi ini Jefry bangun sangat senang karena melihat wajah Seila. Mereka tidur satu ranjang tapi tidak melakukan adegan panas apapun, hanya berpelukan saja. Seila sedikit menyukai Jefry tapi tidak mau berpacaran lagi, jadi biarlah mereka jadi teman tapi mesra.
Senang rasanya saat membuka mata melihat wajah ses
Ternyata benar apa yang Jefry katakan, pria itu memang punya pengaruh besar di kampus, semua orang takut padanya, dia juga punya banyak teman dari kalangan hedon. Mulut pedas para gadis di pinggiran jalan kampus, di tempat tongkrongan dan kantin tidak terdengar. Senyap, benar-benar senyap saat Seila berjalan bersama Jefry saat hari itu pergi ke kampus.Makhluk yang biasanya berkoar-koar menyuarakan Seila gadis murahan, Seila di gadis pelacur dan Seila yang tukang bolos pun kini bungkam seribu bahasa. Kalau kata pepatah kekuasaan dan ketenaran serta uang itu memang bisa membuat orang-orang takut itu benar. Seila sekarang tidak lagi dianggap rendah.Tangan kekar Jefry merangkul Seila saat mereka berjalan, di belakang mereka berdua ada banyak teman Jefry yang sudah seperti bodyguard saja. Seila dilindungi karena takut tiba-tiba ada Angga yang menghampirinya atau a
Bruk …. Brukk …. Dua pukulan mendarat di wajah seorang pria yang baru saja bangun da turun ke bawah karena ada tamu yang datang. Tamu itu istimewa dan terlihat familiar. Para penjaga dan pembantu di rumah ini semuanya baru mulai beres-beres sehingga tidak ada yang melihat jika tuan mereka tengah di pukuli. Tidak ada juga suara rintihan dan permintaan teriakan minta tolong.Brukkk ….. Satu pukulan lagi mendarat di pipi mulusnya. Pria ini tidak sama sekali melawan, wong baru bangun, belum sadar sepenuhnya sudah habis dipukuli. Apes sekali ya Bund. Masih pakai piyama tidur dan baru bisa memejamkan mata di waktu dini hari lantaran dia sedang patah hati, gagal balikan bersama mantan pacarnya dan lulus tanpa dihadiri kedua orang tuanya. Orang tua pria ini tengah sibuk berbisnis di luar negri, dia kan sering sendirian juga di rumah.“Auu &he
Seorang pria tengah duduk di bangku kebesarannya, dia sungguh cepat berkembang dan sukses. Maklum berjiwa muda, masih sedang semangat-semangatnya. Beda lagi kalau sudah tua, mungkin sudah ingin meneruskan semua tugas ini pada garis keturunannya. Pria ini termenung dan sedang membuat strategi. Oh iya, kan banyak mahasiswa yang baru saja lulus kuliah, kebetulan dia butuh sekretaris pribadi, sekretaris kantor sudah ada sih, tapi kan itu yang mengabdi pada ayahnya. Ya sudah dia kira dia butuh seorang sekretaris. “Tolong pasang iklan membuka seleksi untuk posisi menjadi sekretaris saya.” Dia ingin semua bisa tahu dan membaca berita penting ini, bila perlu anak kucing saja harus tahu bahwa dia butuh sekretaris. Sekretaris di bidang hati! “Iklannya di mana saja, Pak? Tidakkah menggunakan rekomendasi dari karyawan sini saja.” Terkadang biasanya ada yang dinamakan jalur orang dalam, kalau butuh mendadak kan bisa merekomendasikan keluarga dari karyawan di perusahaan ini agar tidak usah repot
Seorang gadis terlihat sangat sibuk sekali menggunakan alat canggih yang bisa dilipat, dia tengah mengetik sesuatu dan membereskan banyak berkas.“Sibuk apa sih, Sei?” tanya Jefry saat Seila terlihat sibuk dengan dunianya, padahal mereka tengah berada di klub milik ayah Seila, suara nyanyian DJ dan musik yang ngebit serta gemerlap cahaya lampu disko yang gelap dan warna warni sama sekali tidak mengganggu Seila.“Maklum sedang jadi pengacara, pengangguran banyak acara.” Gadis ini sedang mencari pekerjaan, siapa tahu saja dia bisa bekerja sambil mengurus ibunya dan mengelola klub. Lama-lama jadi mucikari sekaligus menjual diri sendiri membuat Seila lelah, dia ingin terbebas dari dunia malam nan kelam ini, ingin mengukir citra dan kebiasaan baru yang lebih berkelas.Jefry bergelayut manja, dia sedang ingin diperhatikan tapi gadis yang ia sukai tengah sibuk sekali. “Lagi liat apa sih sampe aku di cuekin, gak mau main sama aku gitu?” tanya pria ini sambil mendaratkan dagunya di pundak ka
Deru napas Seila memburu dan irama jantungnya juga seperti tabuhan drum. Gadis ini akan mulai tes tahap pertama hari ini juga. Dia sudah siap menggunakan outfit layaknya pencari kerja yaitu hitam dan putih. Kini kakinya sudah menapak di PT Danuarja, dia lirik antrian pencari kerja ternyata panjang sekali, daripada dapat nomor yang terlalu besar, Seila berlari saja agar dapat antrian tidak terlalu jauh.Bruk …. Tanpa sengaja Seila menabrak orang, entah siapa yang jelas Seila tidak peduli, dia meminta maaf tanpa melirik orangnya siapa. Satu tujuan Seila yakni ingin segera ada di barisan antrian seleksi penerimaan karyawan di PT ini. Seorang pria yang Seila tabrak memasukkan dua tangannya ke saku celana. “Ternyata dunia begitu sempit, kamu datang ke sini juga.”Pria ini pun mendekat ke asistennya lalu berbisik, “Buat tesnya cepat selesai dan wanita tadi harus sampai ke tahap tiga.“Baik, Tuan.” Asistennya mengangguk dan akan segera mengabulkan permintaan sang bos.Seila kira tesnya bak
Seila diterima di perusahaan Danuarja sungguh kabar yang menggembirakan sih, tapi membuat dia sedih juga, tidak sedih bagaimana, dia takut bertemu dengan Aksara setiap hari. Hmmm …. Harusnya tugas dia jadi bagian administrasi mengapa kata orang di telepon dia jadi sekretaris. Tugasnya berarti bersama sang CEO dong, lalu gaji yang ditawarkan juga banyak sekali. Tentu ini uang halal hasil keringat sendiri dan tanpa perlu repot-repot jual diri. Seratus juta belum uang bonus dan asuransi, tapi jam kerja dua belas jam dan hari minggu saja yang libur. “Terima atau enggak, ya?” tanya Seila pada Bila yang tengah berbaring bersamanya, ini hari libur dan mereka ingin malas-malasan di rumah Seila, Bila merindukan juga ibunya Seila, ke sini sekalian menjenguk.“Terima lah, enak lho gaji gede, kerjaan jabatannya tinggi, perusahaan ternama pula, bisa nebas orang-orang julid kalo kerjaan lo sekarang halal.” Teman-teman lama bakal malu lagi kalau menghina Seila.“Masalahnya ini kantor Aksara.” “Ha
Mau sampai kapan Seila bertahan?Sampai kura-kura tidak punya cangkang atau Firaun yang tadinya polosan mendadak pakai kolor dan baju?Sungguh dia kukuh dalam pendirian untuk tidak akan membongkar rahasianya di depan Aksara, rahasia jika dia sudah tidak lupa ingatan lagi.Aksara tidak kalah gentar pula membuat Seila mengaku dan menyerah. Setiap hari tiada tingkah jahil dan memaksanya. Seila dibuat kewalahan menghadapi sikap Aksara yang kadang baik, kadang juga membuat dia kesal.Seila memang sempat ingin menyerah menjadi sekretaris Aksara, tapi dia bukan orang yang akan pasrah dengan apapun yang terjadi. Cukup dulu saja dia lemah, sekarang tidak. Seila akan menghadapinya meski rasa ini pahit.Jefry tentu tidak tahu jika Seila bekerja di perusahaan mantan pacarnya, Angga juga sepertinya belum tahu. Seila menutupinya rapat-rapat dan hanya Bila yang tahu. Kalau dua pria itu tahu bakal runyam urusannya nanti mereka semua pada lebay.Jangan tanya Seila masih punya perasaan pada Aksara atau
Seila membenarkan pakaiannya yang acak-acakan gara-gara Aksara. Gila, kenapa bekas kemerahannya banyak sekali, Seila jadi tidak bisa mengenakan pakaian terbuka saat pesta makan malam nanti gara-gara semua tanda ini.Bodohnya Seila kenapa tidak bisa bertahan sampai titik darah penghabisan sih, jadi buka kartu dan ketahuan kalau bohong kan.Wanita ini mencari tempat duduk single sehingga dia bisa berjauhan dengan pria menyebalkan yang kini sudah kembali jadi pacarnya itu.“Tidak ada kursi single Seila!” ujar Aksara yang sudah duduk manis di bangku pasangan, wajah pria ini seakan tak punya dosa, biasa saja setelah memaksa Seila untuk mengaku, begitu menyebalkan.Apa yang Aksara lakukan tadi? Mirip pria bajingan yang akan memerkosa seseorang gadis. Seila saja sampai sulit membela diri.“Sini duduk, nanti kalau ada goncangan kamu jatoh lho!” Aksara menakut-nakuti.“Ah cuma nakut-nakutin doang.” Seila tak percaya, ini kali pertama dia naik pesawat, apalagi pesawat pribadi.Tapi memang hal i