Share

The Queen Janda Pirang
The Queen Janda Pirang
Author: Beelovers

Mantan Kekasih

Terdengar anak kunci pintu depan rumahnya berbunyi setelah tadi Zella mendengar suara deru mobil milik marcell, suaminya. Zella menatap ke arah jarum jam yang menunjuk ke arah pukul dua belas malam. Zella memilih diam dan mendengarkan.

Sudah beberapa bulan ini, Zella selalu mendapati suaminya pulang bersama wanita malam yang di ajak tidur di rumahnya. Mereka menggunakan kamar utamanya untuk bercinta. Mulai sejak itu, Zella memilih pindah kamar dan menempati kamar tamu yang berada tepat di smaping kamar tidur pribadinya bersama Marcell.

Zella hanya mengintip dari sela -sela pintu yang ia buka sedikit saja untuk melihat suaminya sedang bersama wanita yang mana.

"Marcell ... Rumahmu panas sekali, aku kepanasan," ucap wanita itu penuh manja dan membuka jas kerjanya dan diletakkan secara asal di atas meja.

"Kau yakin? Rumah sebesar ini masih membuatmu panas dan tak ada oksigen untuk kau hirup?" tanay Marcell pada Luna, mantan kekasihnya dulu.

Tatapan Luna begitu menggoda dan selalu membuat Marcell terpikat.

"Yakin sekali. Rumah besarmu ini tak ada AC?" goda Luna sambil membalas pelukan Maarcell yang terus menciumi leher Luna dengan agresif.

"Hemmm ... Tidak pernah berubah sellau nikmat dan harum," ucap Marcell mentaap Lua penuh nafsu dan kemudian mencium bibir Luna dengan sedikit kalap.

"Arghhh ... Kebiasaan kamu selalu kasar. Tapi ... aku suka," ucap Luna yang kini malah mencium bibir Marcell dengan penuh sensasi.

Luna menyudahi ciumannya saat Marcell mulai terlihat tak sabar ingin menyentuhnya. Dada yang masih terbalut tank topnya sudah di remas dengan sangat kasar membuat Marcell sendiri menahan gairah dan napasnya yang mulai terengah -engah.

"Heiii ... Sabar dikit dong," ucap Luna pada Marcell.

"Hemmm ... Aku sudah menginginkanmu sejak lama. Kamu ingat? Kapan kita bercinta untuk terakhir kalinya?" tanya Marcell pada Luna.

"Satu hari sebelum pernikahanmu. Saat itu setelah selesai kamu emnikmatiku, kamu memutuskan hubungan kita. Tega, kamu, Cell," ucap Luna penuh kecewa.

"Maafkan aku, Luna. Aku akan segera menikahimu dan meeninggalkan istri bodohku yang tak bisa memberikan aku keturunan," ucap Marcell pada Luna. Marcell segera menggendong tubuh Luna ke arah kamara tidurnya tanpa mendengar jawaban Luna.

Kamar itu di biarkan terbuka pintu kamarnya dan Marcell sudahmerebahkan tubuh Luna di kasur empuk di ranjang mewahnya. Marceel menelepon Zella.

"Sedang apa kamu? Tidak mau lihat yang indah? Makanya jadi perempuan itu yang sempurna, bisa hamil, bisa layanin suami," ucap Marcell dari smbungan telepon dan membuat Zella hanya bisa tersenyum kecut.

"Teruskan saja. Mumpung asisten rumah tangga kita sedang ijin keluar. Tak ada orang disini. Tapi untuk melihatmu bercinta dengan mantan kekasihmu, aku sudah muak," ucap Zella langsung mematikan sambungan teelpon itu.

Zella mengunci kamarnya dan melihat dari kamrea yang selalu stay di sana untuk mengabadikan setiap moment romantis suaminya bersama wanita -wanita yang di bawanya secra bergantian ke rumah. Akhir -akhir ini yang paling sering di bawa ya, Luna, amntan kekasih Marcell.

"Itu tadi istrimu?" tanya Luna yang sudah menumpuk batal untuk menyandrakan setengah tubuh dan kepalanya.

"Iya. Aku ingin dia marah, tapi dia tak pernah marah. Aku ingin dia cemburu tapi dia sama sekali tak cemburu. Aku tidak mungkin menceraikannya tiba -tiba tanpa alasan yang tak jelas," ucap MArcell yang telah membuka kancing kemejanya dan ikat pinggang yang melingkar di pinggangnya untuk mngendurkan celana panjangnya. Marcell menaiki kasur dan membuka paha Luna. Luna masih memakai rok rempel dan masih engkap memakai celana dalam. Taapi, Marcell yang gila seks itu langsung menciumi gundukan tebal yang tersembunyi di balik celana dalam berwana merah. Aromanya selalu khas yang membuat birahinya semakin intens mengalir hingga ubun -ubunnya.

"Auwww ... Marcell ... Kamu selalu membuatku terengah -engah seperti ini. Aku vbelum siap, sayang," ucap Luna yang sudah ikut menggelora birahinya. Celana dalamnya mulai basah karena ciuman Marcell yang mudah merangsang di bagian vitalnya.

Marcell mengankat kepalanya dan menatap Luna yang terlihat sangat menikmati. Wajah Luna terlihat sanagt seksi sekali.

"Kau sudah basah, sayang. Masih mau menunggu berapa lama lagi?" ucap Marcell yang ingin segera menghabisi tubuh Luna malam ini juga.

Perlahan Marcell membuka resleting celananya dan melepaskan dengan cepat dan membuang ke arah sembarang berikut dengan sempak yang ia pakai. Kmeeja putihnya juga ia lepas begitu saja dan kaos dalam yang masih melekat di tubuhnya juga langsung di lepas di depan Luna.

Marcell sudah bersujud di depan Luna yang masih terbaring sambil menyentuh belalai panjang yang mulai mengeras dan siap menghujam lembah candu bagi Marcell.

"Waowwww ... Nampaknya sudah ada yang tidak sabar nih," ucap Luna beringsut bangun dari tidurnya dan melepas roknya begitu saja turun dan melmpar ke lantai. Tubuhnya melenggak lenggok mencoba menari untuk menggoda Marcell. tank topnya juga sudah terlepas dan kini hanya tersisa bra hitam dan celana dalam berwarna merah hingga membuat Luna benra -benar terlihat seksi dan sangat menggairahkan.

Tangan Marcell terulur dan menyentu dada Luna, luna pun membiarkannya karena gejolak birahinya sudah membuatnya memnag ingin di snetuh. Lembahnya pun sudah etrasa basah dan licin sepertinya ia sudah haus akan sentuhan dan sodokan keras dari belallai panjang yang kini sudah ia usap perlahan. Marcell memeluk Luna dan menciumi seluruh wajah dan leher Luna, jari -jarinya masuk ke dalam bra Luna dan mengeluarkan pucuk dada Luna yang mulai mengeras dengan jari telunjuk dan jari tengah yang mengapit dan mencepit hingga keluar dari bra hitam itu. "Uhhh ... Dadamu itu selalu membuatku tak sabar ingin mengecup dan mencium hingga merah," ucap Marcell yang mulai mnejilati pucuk dada itu sambil sesekali pucuk dada di sebelahnya di pelintir hingga Luna mendesah dan mengocok keras belalai panjang itu.

Marcell tak tahan lagi, tangannya membuka pengait bra dan melepas bra Luna. Pemandangan tanpakain penutupitu lebih indah dan tangan nakal Marcell lebih bebas untuk berekspresi. Tidak lupa, lidahnya juga ikut bermain membuat geli sang empunya. Luna hanya bisa mendesah dan memeluk kepala Marcell dengan napas mulai memburu. Geli tapi Luna tak mau marcell melepaskannya juga karena semua itu begitu nikmat.

Dengan cepat Luna kembali di rebahkan di kasur. Marcell langsung melepas celana dalam berwarna merah yang telah basah itu ke sampingnya. Luna sudah tak tahan lagi, lembah miliknya sudah benar -benar basah, dan ini yang membuat Marcell suka. Luna itu gampang bergairah dan terangsang. marcell menyentuh lembah basah itu di bagian sela -selanya dan membuat Luna terperanjat kaget menatap Marcell.

"Kamu ingin langsung atau ingin aku membuat kamu semakin tak berdaya?" tanya Marcell pada Luna sambil mengusap gundukan lembah itu dengan ujung belalainya.

"Apapun yang kamu inginkan, Cell. Kamu selalu pandai membuatku sennag," desah Luna yang sudah tak berdaya lagi.

Marcell tersenyum lebar, ia kembali membuka paha Luna dengan lebar dan mulai menciumi gundukan lembah yang basah itu dengan bibir dan memainkan lidahnya di dalam.

"Ahhhh ... Cell ... Ahhh ... Cell," desah Luna tak karuan.

Zella menatap adegan itu dengan tatatpan ingin. Marcell, suaminya telah lama tak menyentuhnya. Ada rasa rindu di perlakukan seperti itu di kasur. tentu akan membuat mood Zella menjadi baik lagi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status