Semalaman Zella tak menutup mata dan melihat fokus kebiadaban suaminya yang terus menggenjont ena -ena bersama Luna, mantan kekasihnya. Tak hanya itu saja, Zella dianggap sebagai penyebab karena mereka tak memiliki anak.
Marcell yang sudah berkali -kali klimaks pun akhirnya menyudahi pertarungan panas ini pada Luna. Luna sendiri sudah terlihat lelah dan lemas sekali. Selama satu malam, mereka sudah menyelesaikan lima ronde dalam waktu lima jam secara terus menerus tanpa henti. Marcell adalah lelaki hiperseks yang sangat kuat sekali."Lelah? Hanya segitu kekuatanmu, Cell? Ku pikir kamu kuat, ternyata tidak," goda Luna yang menghapus peluh Marcell yang sedang mengatur napasnya sambil menatap heran pada Luna."Kamu sedang mengejekku, Luna? Kamu anggap aku lelaki tak berdaya? Atau kamu ingin ku habisi hingga kakimu lemas tak bisa berjalan? Hemmm?" ancam Marcell menatap Luna dengan tak suka.Luna mengecup pipi Marcell dan memeluk lelaki yang terlihat sangat kelelahan."Maaf sayang ... Aku hanya menggodamu. Kamu adalah lelaki kuat dan hebat yang pernah ku miliki. Aku tidak mau melepaskan kamu lagi sekalipun untuk Zella, istrimu," ucap Luna dengan lantang."Biarkan saja Luna. Toh, Zella tidak berkutik jika aku membawa kamu setiap hari ke rumah ini. Lihat, dia itu hanya perempuan sampah yang datang dengan banyak kekurangan. Melayaniku di ranjang saja tidak pernah," ucap Marcell mengungkap jujur."Hah? Apa katamu? kamu tidak pernah melakukannya denagn istrimu selama menikah?" tanya Luna pada Marcell."Ya. Salah ku juga, selesai pernikahan aku pergi bersenang -senang di kafe dan menikmati wanita malam yang pelayanannya jauh di bawah kamu, Luna. Saat pulang, aku tidak nafsu melihat istriku," ucap Marcell lantang.Luna hanay mengangguk paham dan menggelitik dada Marcell denagn jari -jarinya yang lentik membuat Marcell malah mengantuk setelah tubuhnya mengeluarkan beberapa kali cairan keramat dari belalai panjangnya.***Zella mengepalkan tangannya. Usia pernikahannya sudah akan satu tahun bulan depan. Mungkin semua video ini akan jadi kado terbaik untuk suaminya. Zella mencari cara untuk tetap bisa menjadi wanita mandiri setelah ini.Beberapa saldo rekening yang Zella pegang atas nama suaminya harus segera di pindahkan dnegan alasan untuk pembelanjaan kebutuhan rumah. Mulai besok, Zella akan ikut ke kantor dan ikut belajar di gudang agar Zella bisa memimpin kantor seperti suaminya. satu bulan waktu yang cukup untuk membuat usaha baru dengan tema yang sama sebagai pesaing usaha suaminya yang di rintis bersama Zella.Ternyata, Marcell mau menikahi Zella hanya karena warisan. Karena Marcell sudah berhasil menikahi Zella, Kakeknya memawariskan semua harta untuk Marcell. Marcell pun membuka kantor baru untuk usaha baru, karena dua usaha milik Kakekknya masih di kuasai oleh Kakeknya dan Papah Marcell.Selama beberapa hari ini, Zella datang ke kantor, dan hal itu membuat Marcell makin muak. Alasan Zella hanya ingin mengirimkan makanan lalu meninggalkan makanan itu di meja kerja suaminya dan Zella memilih pergi ke bagian gudang untuk bebrbicara pada karyawannya.Zella sengaja menaruh obat tidur di makanan yang ia buat untuk Marcell, agar Marcell tertidur dan tak bisa melihat apa yang sdeang di lakukan oleh Zella.Dua minggu berturut -turut, Zella belajar dan terus mencari ilmu dan pengalaman. Zella siap membuka kantor baru dengan nama The Queenze. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan kembang atau bunga. Ya, semacam rekan kerja WO.Beberapa karyawan senior di berikan tiket khusus untuk bekerja di kantor barunya dengan gaji dan tunjangan yang lebih tinggi. Semua klien dan rekan kerja pun di hubungi oleh Zella untuk mau bekerja sama dengan Zella. Ada beberapa penawaran khusus dengan harga promo yang membuat pelanggan pun mau mengambil barang dari perusahaan Zella.Uang yang di berikan suaminya selalu Zella sisihkan sebagian untuk masuk ke rekening pribadinya. Omzet perusahaan Marcell pun tanpa dis adari mulai menurun dan marcell mulai mencari modal kembali dengan cara meminjam bank.Zella tak mau tahu soal itu dan tetap fokus pada usahanya dan mulai merancang acara anniversary yang hanya tinggal satu minggu lagi.Malam ini tak biasanya, Marcell datang ke rumah lebih awal dan duduk di meja makan saat emlihat Zella sedang makan malam sendirian. Sekilas, Zella menatap suaminya lalu menghiraukan kedatangannya dan fokus untuk makan malam."Aku pulang hanya butuh tanda tangan kamu!! Gak usah ge er. Aku juga gak minat menyentuh kamu," ucap Marcell ketus."Untuk apa tanda tanganku? Aku tidak mau. Kenapa kamu tak ceraikan aku saja, Cell. Dari pada seperti ini? Kamu lelah juga kan bersama aku? Lebih baik ceraikan aku, lalu nikahi Luna, perempuan yang bisa membahagiakan kamu di ranjang," ucap Zella santai dan membereskan piring kotornya ke dapur."Urusan Luna bukan urusan kamu!! Gak perlu ikut campur!! Apa kamu pernah memberikan aku pelayanan di ranjang? Mmebahagiakan aku?" tanya Marcell dengan suara keras sambil menarik tangan Zella kasar.Wajah mereka beradu dan saling menatap tajam penuh kebencian."Kamu gila? Aku harus berhubungan dengan pria yang sudah jelas -jelas celap selup denagn wanita malam? Heii!! Aku masih punya moral dan rasa takut penyakit kamu itu nular!!" ucap Zella tak kalah lantang."Sejak kapan kamu berani membantahku, Zella!! Sejak kapan!!" ucap Marcell dengan sinis. Marcell merasa Zella telah berubah sekarang. Lebih berani dan tak takut pada apapun.Zella melepas cengkeram tangan marcell pada lengannya."Lepas!! Tadi Kakek dan Papah kemari, beliau bilang acara minggu depan akan di adakan di sebuah restaurant besar, sekaligus ingin memperkenalkan pengusaha muda bernama Marcell, dan Kakek berjanji akan memberikan setengah hartanya lagi untuk cucu kesayangannya," ucap Zella meyakinkan suaminya.Marcell menatap Zella tak percaya. Lalu meepaskan cengkeramannya dari lengan Zella."Jadi ... Kakek sudah berubah pikiran? mau berikan hartanya tanpa menunggu memiliki anak," ucap Marcell senang."Iya. Betul sekali," jawab Zella mantap."Oke. Atur saja, untuk urusan acara anniversary. Kamu tahukan, apa yang harus kamu lakukan saat nanti?" ucap Marcell."Paham. Ekhemm ... Jadi butuh tanda tangan gak?" tanya Zella kemudian."Gak usah. Lebih baik menunggu beberapa hari lagi untuk menjadi kaya," ucap Marcell sombong."Aku butuh uang untuk acara anniversar. Untuk beli perhiasan, baju, speatu dan tas baru," pinta Zella lembut."Pakai saja kartu kredit itu, dan uang yang ada di atm," ucap Marcell berusaha lembut juga pada istriny. Karena kunci warisan itu ada di istrinya."Aku ingin mobil untuk pergi," ucap Zella kemudian."Untuk apa? Kamu ingin pergi kemana?" tanay Marcell mulai curiga."Pergi mempersiapkan acara anniversary. Kau pikir aku harus naik taksiu dan sellau pulang malam. Kamu pikir aku seperti kamu, bersenang -senang sendiri!!" ucap Zella ketus tak suka.Marcell mendekati Zella dan merapatkan tubuh Zella ke dinding dapur dan memegang kedua tangannya hingga tak bisa bergerak."Lepaskan aku, Cell. Atau aku akan bilang pada Kakek?" ancam Zella yang mulai merasa tak nyaman."Layani aku!! Aku ingin merasakan gua sempitmu itu, Zella," pinta Marcell yang berusaha mencium bibir Zella. Zella berusaha memberontak dengan sekuat tenaga. Namun, kekuatan Marcell lebih kuat dan denagn cepat Zella meludahi Marcell."Persetan kamu, Marcell. Aku bukan wanita murahan!!" ucap Zella berlari ke arah kamarnya dan emngunci pintu kamar itu.Marcell menghapus air liur yang ada di wajahnya dengan tangannya lalu mengejar Zella.Itulah Adzan. Lelaki pemberani dan kuat yang tak akan menyerah dalam situasi apapun. Adzan adalah lelkai yang menjaga harga diri keluarganya. Baginya keluarga adalah prioritasnya. Barang siapa yang mengganggu keluarganya, maka akan berhadapan dan berurusan dengan dirinya.Adzan sudah mematika mesin motornya dan turun masuk ke dalam gedung tua. Disana terlihat Marko sedang bersantai dan minum -minuman keras bersama komplotannya."Marko!! Kamu apkan Ainul!!" ucap Adzan dengan suara yang begitu keras dan lantang. Adzan masuk ke dalam gedung sendirian. Reza dan teman -temannya bersembunyi di tempat lain sesuai arahan Adzan tadi.Marko meletakkan botol minumannya di atas meja dan bangkit berdiri untuk melihat siapa yang memanggil namanya dengan berani. Kedua matanay menyipit dan emnatap tajam ke arah Adzan."Kamu? Adzan bukan?" tanya Marko dengan suara tak kalah lantang.Sebagai pemimpin genk motor, Marko tak boleh terlihat lemah didepan anak buahnya. Apalagi yang datang adalah orang asing
"Umi kenapa sih, Kak?" tanya Ainul pada Adzan yang sambil mencuci piring. Adzan sedang mengelap meja makan dan menutup smeua sisa makanan denagn tudung saji."Umi cuma lelah aja. Cepat Ainul, kamu juga harus istirahat terus belajar. Besok hari terakhir ujian. Kmau harus semangat," titah Adzan lalu menyapu ruang makan dan menyeruknya dan membuang sampah."Iya Kak. Oh ya, Memang Kakak mau ke Mesir juga?" tanya Ainul lembut sambil mencuci tangannya setelah selesai mengerjakan tugasnya."Iya. Biar mimpimu kamu tidak terhenti," ucap Adzan kemudian lalu membuatkan susu untuk Ainul.Adzan memberikan susu itu pada AInul dan menyuruhnya cepat masuk ke dalam kamar. Adzan juga masuk ke dalam kamarnya dan belajar untuk hari terakhir ujian.***Pagi ini, suasana rumah sudah kembali seperti biasa. Pinka dan Sean hanay membeli makanan dari ujung gang rumahnya. Hari ini, Sean ingin memanjakan istrinya agar tidak memasak dan membiarkan membeli semuanya."Tumben makanannya begini," ucap Fatima menatap
Satu jam sudah Ainul bercerita tentang semuanya. Tak ada satu cerita pun yang di lewatkan oleh Ainul. Awal mula cerita tentang Marko dan ancaman Marko hingga Ainul bisa terjebak dalam kehidupan malam MArko.Adzan terdiam sesaat. Ia mencari solusi yang tepat dan cara untuk bicara denagn baik tanpa menimbulkan masalah baru bagi Ainul."Jadi benar itu anak Marko?" tanya Adzan pada AInul yang mengangguk pasrah sambil menunduk.Kedua mata Ainul sudah basah dan tak bisa lagi membendung air mata itu. Adzan memebrikan sapu tangannya kepaad Ainul."Ini ... Hapuslah air mata kamu. Jangan bersedih Ainul. Semua yang sudah terjadi itu adalah takdir. Sekarang bagaiaman kita menyikapi maslaah itu sebagai ujian dan pendewasaan. Ada Kakak, kita bisa cari solusi bersama. Kamu sekarang maunya gimana?" tanya Adzan pada Ainul.Ainul sedang menghapus air matanay dan cairan dari hidung yang keluar begitu saja. Lalu mengangkat wajahnya dan menatap Adzan dengan malu. Wajaah Ainul sudah memerah karena menahan
Adzan tetap setia menunggu Ainul didepan ruang BK. Setelah mencari tahu, ternyata Ainul sedang mengerjakan ujian kemarin yang memang tidak dikerjakan karena tidak masuk.Adzan sudah menyuruh beberapa teman- temannya di Panti untuk mencari tahu keberadaan Marko. Ada kabar berita yang cukup membuat Adzan terkejut.Satu jam kemudian Ainul keluar dari ruang BK dengan wajah lesu dan tubuh yang etrlihat lemas. Adzan menyodorkan susu kotak untuk IAnul setelah melihat Ainul keluar dari ruang BK."Minumlah biar tubuhmu gak lesu begitu. Kasiha janinmu," bisik Adzan pada Ainul.Ainul menatap Adzan yang tidak menatap Ainul dan hanya menyodorkan susu kotak tanpa harus menatap adiknya. Adzan tak tega melihat wajah Ainul yang begitu terlihat kelelahan."Makasih," jawab Ainul pasrah. Ia menerima susu kota itu dan menancapkan sedotan dilubang kotak itu dan menyeruput nikmat. Susu strawberry yang begitu dingin dan manis sungguh membuat kerongkongan Ainul kembali basah dan mEnghilangkan rasa dahaga yang
Ainul masuk ke dalam sekolah dengan perasaan marah terhadap Adzan. Kedua kakak adik itu biasanya selalu akur dan harmonis. Tapi, kini keduanya bagai kucing dan anjing yang siap menerkam satu sama lain.Adzan yang begitu sayang pada AInul terlalu posesif. Ainul yang sedang tertimpa masalah juga egois menyembunyikan masalahnya itu sendirian saja tanpa ingin diketahui oleh siapapun."Ainul? Kamu kenapa kemarin gak masuk? Dipanggil guru BK katanya ingin susulan kapan?" ucap teman Ainul yang memberikan informasi langsung dari gurunya."Oh oke. Makasih ya, Vin. Aku kesana sekarang," ucap Ainul yang merasa ada sesuatu yang tak beres. Dadanya bergemuruh dan perasaannya tiba -tiba menjadi tidak enak.Ainul mengetuk pintu ruangan BK dan dari dalam terdengar sahutan Bu Eri yang menyuruhnya segera masuk."Masuk!""Maaf Bu. Ibu panggil Ainul?" tanya Ainul kemudian."Ohh Ainul? Iya. Ibu cari kamu. Sini masuk. Kemarin kamu tidak masuk kenapa? Tidak ada permohonan ijin atau surat keterangan sakit dar
Keesokan paginya, Adzan tetap merencanakan semua apa yang telah ia rencanakan bersama anak panti untuk mengikuti Ainul kemana pun perginya seharian ini. Adzan sudah duduk manis disalah satu kursi makan sambil menikmati sarapan paginya. Pikiran Adzan jelas sedang bercabang sejak kemarin. Kenapa dihari penentuan nasibnya untuk lulus malah dihadapkan pada masalah besar seperti ini.Sean sudah masuk ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama ketiga buah hatinya. Fatima menyusul dengan wajah serius dan Ainul belum nampak sama sekali batang hidungnya. Ada perasaan penasaran dihati Adzan dan ingin menghampiri Ainul ke kamar gadis itu. Tapi Adzan tetap berusaha tenang dan tidak tereburu -buru dengan segala egonya. Ia tidak ingin membuat Pinka, Uminya menjadi khawatir. Perempuan setengah baya itu terlalu peka untuk urusan kecil seperti ini."Mi ..," panggil Abi setelah menyeruput kopi hitam.Pinka pun masuk ke ruang makan sambil tergopoh -gopoh dan membawa telor dadar di piring besar."Iya Bi?