Share

duapuluhdua

Sepanjang perjalanan, Pinka diam terbungkam. Kepalanya penuh pertanyaan dan segala overthinkingnya. Tidak ada yang bisa di salahkan dalam perjalanan takdirnya. Sean dan Zahra sudah saling mengenal lebih dulu di bandingkan dirinya, walaupun akhirnya Sean memutuskan untuk menikahi Pinka karena suatu alasan yang masuk akal.

"Kenapa diam saja? Kamu lapar? Kita makan dulu?" tanya Sean lembut sambil memegang tangan Pinka dan mnegusap punggung tangan Pinka denagn ibu jarinya. Satu tangan Sean fokus memegang setir mobil dan kedua matanya sesekali melirik ke arah Pinka.

Entah pesona apa yang di berikan Pinka, hingga Sean begitu luluh pada gadis purel tersebut. Mungkin kalau di bandingkan Zahra tidak beda jauh. Zahra pun sama cantiknya.

Tangan kiri Pinka menumpuk di atas tangan Sean dan tersenyum manis ke arah suaminya dan menyandarkan kepalanya di lengan kekar milik Sean. Pinka nampak sangat manja sekali menggelayut miring. Sean pun juga nampak senang tanpa ada rasa keberatan sama sekali. Tang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status