Share

11 | Afrina Diannova Hardiyata

Setelah melewati berbagai prosedur, akhirnya kami diijinkan untuk menjumpai Anton. Aku diminta Afrina untuk duduk menemaninya menunggu Anton di sebuah ruangan serba putih yang berukuran 3x3 meter itu. Afrina terlihat gelisah, keningnya ku lihat mengerut dan pandangan matanya tidak berhenti berkeliling ke seluruh ruangan.

Tak lama kemudian petugas rehabilitasi pun datang mengantar Anton dan mendudukkan di hadapan kami. Dengan cepat Afrina segera mendatangi Anton. Sungguh tadinya aku kira mereka sepasang kekasih, yang mungkin bisa saja akan berpelukan atau apapun. Tapi bukan, aku lihat bibir Afrina bergetar. Ia terlihat sangat tidak nyaman dan matanya menggenang.

"Bagaimana ini semua bisa terjadi? Kenapa Anton?" Afrina terlihat berusaha menahan air matanya. Mungkin tak mau terlihat oleh aku dan petugas itu.

"Semua di luar kendaliku! Apalagi aku harus bisa menciptakan seuasana ramai setiap malam! Aku hanya memakai obat itu untuk menjadikan diriku bisa membuat musik yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status