Share

47. Rasa wine yang sempurna

     Aga dan Ben berlari dengan tenaga yang masih mereka punya. Aga berhenti dan melepaskan tangan Ben. Dia mengatur napasnya yang tidak beraturan dan menyeka keringat di keningnya.

“Tunggu dahulu, Ben.” Aga mencoba berbicara karena sulit bernapas.

“Aku dapat udara segar dahulu,” ucap Aga lagi.

     Beberapa kali Aga mencoba menghirup udara segar, tetapi dia sulit menemukannya. Padahal berada di tempat parkir mobil

“Mas Aga sudah membaik?” tanya Ben mengambil kunci dari saku celananya.

“Iya. Aku sudah membaik.”

     Aga menatap Ben dengan tatapan belas kasihan. Sebaliknya Ben menatap Aga dengan kesal.

“Kenapa kamu menatapku seperti itu?” tanya Aga masih dengan tatapan yang sama.

“Aku yang tanya Mas Aga. Mas Aga sendiri menatapku dengan tatapan kasihan. Aku kesal tahu. Mas Aga kenapa tidak bilang kalau ketemu Mas Mos?”

“Aku tidak pegang ponsel dan tiba-tiba dia menabrakku. Mana kotak P3Knya. Tangan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status