Share

Berakhir diperkosa 2 orang dalam 1 malam

Viera benar-benar merasa sangat shock begitu mendengar perkataan dari pria yang sudah 6 bulan menjadi kekasihnya, mengatakan hal yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya. "Apa maksudmu Al? Jangan bilang kalau kamu mau ...." Ia tidak bisa melanjutkan kalimat menakutkan itu dari bibirnya karena sudah sangat ketakutan.

Aliando yang tengah memasang sabuk pengaman di tubuhnya, melirik sekilas ke arah wanita yang membuatnya merasa sangat frustasi. Karena wanita yang sangat dicintainya malah berakhir di tangan pria yang sangat dibencinya. Sehingga ia yang dikuasai amarah, sama sekali tidak memperdulikan kenyataan pahit bahwa calon istrinya sudah tidak suci lagi akibat perbuatannya.

"Ya, malam ini kamu juga harus melayaniku. Sama seperti kamu melayani bajingan itu," sarkas Aliando dengan wajah penuh kilatan amarah. Kembali fokus menatap ke arah depan setelah menyalakan mesin mobil dan mengemudikannya meninggalkan area kos Viera.

Refleks Viera langsung berusaha untuk membuka pintu mobil, berniat untuk kabur dari pria yang mau memperkosanya. Bahkan ia masih merasa trauma dengan perbuatan dari Faqih yang beberapa saat lalu menodainya, bahkan rasa sakit masih dirasakannya. Sehingga ia sangat takut jika sampai ia merasakan rasa sakit untuk yang kedua kalinya pada bagian intinya.

Namun, usahanya sia-sia belaka karena pintu mobil sudah di lock oleh pria yang sudah melajukan mobil dengan sangat kencang. Bahkan tubuhnya sudah terhuyung ke arah samping karena ia tidak memakai sabuk pengaman. Mobil yang melaju diatas kecepatan rata-rata itu benar-benar membuatnya tubuhnya gemetar ketakutan akan mengalami kecelakaan. Karena mobil sudah menyalip semua kendaraan di depannya dan tak lupa Aliando berkali-kali menyalakan klakson saat ada mobil yang menghalangi mobilnya.

"Kamu sudah gila, Al. Hentikan mobilnya! Aku mau pulang," teriak Viera dengan histeris. Dirinya benar-benar merasa sangat stres melihat pria yang seolah tidak takut mati dan juga sama sekali tidak memperdulikan apapun saat mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.

"Pakai sabuk pengamanmu," hardik Aliando tanpa menoleh ke arah wanita yang diketahuinya sangat ketakutan tersebut.

Viera masih terus mencoba untuk menyadarkan Aliando, "Aku tidak mau, antarkan aku pulang. Jika kamu sampai memperkosaku, aku akan sangat membencimu dan tidak akan pernah memaafkanmu. Sadarlah Al, jangan jadi pria bajingan seperti Faqih. Kamu adalah pria yang baik, jangan menuruti hawa nafsumu."

Tanpa memperdulikan suara teriakan dari wanita yang tengah menatapnya, Aliando masih fokus menatap ke arah depan. "Aku bilang pakai sabuk pengaman, apa kamu mau mati?"

"Mati? Sepertinya lebih baik aku mati saja agar kamu tidak bisa berbuat gila padaku, Al."

"Aku tidak akan pernah membiarkanmu mati, bahkan aku akan membuatmu mati atas seiijinku," sarkas Aliando saat menanggapi perkataan dari Viera.

"Kenapa aku bisa berhubungan dengan 2 pria gila seperti kalian. Kamu dan Faqih sama-sama bajingan, aku sangat membenci kalian berdua. Sebenarnya kamu mau membawaku ke mana Al? Sadarlah, istighfar. Kamu sedang dikuasai nafsu syetan. Aku mohon padamu, jangan melakukan itu padaku." Viera sudah berlinang air mata saat memohon sebuah belas kasihan dari pria yang sama sekali tidak mau memandangnya. 

30 menit berlalu, ia bisa melihat sekeliling kanan kiri jalanan yang penuh dengan pepohonan.

"Sebenarnya Aliando mau membawaku kemana? Kenapa jalanannya seperti menuju ke arah pegunungan? Aku harus bisa kabur darinya. Aku tidak ingin diperkosa untuk yang ke 2 kalinya," gumam Viera.

"Aku akan membawamu ke villa keluargaku, lebih baik kamu diam di sana dan tidak perlu lagi menampakkan wajahmu di kantor. Karena aku akan membiayai semua kebutuhanmu dan juga utang-utang keluargamu di kampung. Tugasmu hanyalah melayaniku saja, tapi tenanglah."

"Aku tidak akan membuatmu hanya menjadi wanita pemuas nafsu saja, karena aku sangat mencintaimu dan akan segera menikahimu. Bulshit dengan permintaanmu dulu yang menuntutku untuk berjanji padamu," hardik Aliando yang sudah mengarahkan mobilnya berbelok ke sebuah bangunan mewah lantai 2 dengan area depan yang sangat luas.

"Kamu benar-benar gila Al, sadarlah. Yang kamu rasakan padaku bukan cinta, melainkan hanya sebuah obsesi. Cinta tidak seperti ini, karena jika kamu benar-benar mencintaiku, kamu tidak akan pernah memaksaku untuk melayani nafsumu. Kamu malah akan menjagaku sebaik-baiknya, tanpa memaksaku." Viera yang masih belum selesai berbicara, merasa sangat frustasi saat melihat Aliando sama sekali tidak mendengarkan perkataannya, tapi malah keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya.

"Semua yang kamu katakan hanyalah sebuah omong kosong. Keluar!" hardik Aliando.

Viera menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau. Jangan lakukan itu padaku, Al. Aku ...." Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, yang terjadi adalah tubuhnya sudah ditarik paksa keluar oleh pria yang terlihat sangat menakutkan wajahnya. Bahkan begitu ia berada di luar mobil, tubuhnya langsung melayang ke atas saat Aliando menggendongnya seperti mengangkat sebuah karung beras.

Aliando menggendong tubuh ramping Viera ke atas pundaknya dan tanpa memperdulikan suara teriakan dari kekasihnya yang mencoba turun dengan bergerak kesana-kemari untuk melepaskan diri dan membawanya masuk ke dalam villa keluarganya yang tidak pernah didatangi. 

Karena villa tersebut hanya dikunjungi saat libur panjang saja. Namun ada pelayan yang datang ke sana setiap hari untuk membersihkan. Yaitu, salah satu penduduk yang tinggal di area agak jauh dari villa tersebut.

Suasana malam hari yang mencekam, karena villa tersebut jauh dari area perkampungan penduduk, membuat Viera semakin ketakutan. Karena ia sadar, meskipun ia berteriak sekencang-kencangnya, tetap tidak ada orang yang bisa dimintai pertolongan. Sehingga ia tidak berhenti untuk berusaha menyadarkan pria yang sudah membawanya masuk ke dalam villa yang sangat sepi tersebut.

"Turunkan aku, Al. Aku mau pulang, jangan menodai kepercayaanku padamu. Kita bisa membicarakan ini baik-baik dengan kepala yang dingin."

Aliando sudah membuka pintu kamar yang ada di lantai 1, karena tidak mungkin ia naik ke lantai 2 dengan menaiki anak tangga sambil menggendong Viera. Sehingga ia memilih kamar yang paling dekat dan langsung menghempaskan tubuh wanita yang digendongnya ke atas ranjang dan berjalan ke arah pintu, berniat untuk menguncinya. Kemudian ia berbalik badan dengan netra pekat miliknya mengamati wajah cantik yang ketakutan, tapi menatapnya penuh kebencian.

"Kamu mau aku yang membuka paksa pakaianmu, atau kamu mau melepaskannya sendiri, Viera?" tanya Aliando yang sudah sibuk melepaskan satu persatu kancing kemejanya seraya menatap tajam ke arah sang kekasih yang tak jauh darinya.

Pertanyaan vulgar yang sangat menakutkan dari Aliando, membuat degub jantung Viera berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melindungi dirinya. Namun, tidak ada apapun di sekitar tempatnya berdiri, setelah ia bangkit dari ranjang king size tersebut.

"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin jatuh ke lubang yang sama. Kenapa nasibku bisa berakhir seburuk ini. Aku tidak ingin berakhir diperkosa oleh 2 pria di malam yang sama. Lindungilah hambamu ini Tuhan," batin Viera.

Aliando yang sudah berhasil melepaskan kemeja yang dipakainya, melemparkannya ke sembarang arah. Tentu saja ia bisa melihat raut wajah penuh kebingungan dari Viera yang menatap kosong ke depan. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, ia langsung menghambur ke arah sang kekasih dan dengan brutal mencium bibir tipis merah merekah yang menjadi candunya selama ini.

Sedangkan tangannya sudah menahan tengkuk belakang dari wanita yang memukuli dadanya dan mencoba berontak atas perbuatannya. Tanpa memperdulikan penolakan dari Viera, Aliando menghempaskan tubuh wanita yang diciumnya ke atas ranjang king size di sebelah kanannya dan membuatnya ikut terhuyung di atas tubuh wanita yang sudah berhasil membuat gairahnya bangkit.

TBC ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status