Share

Kamu harus melayaniku!

Karena sudah tidak bisa menahan dirinya lebih lama lagi, Faqih mulai meraup bibir merah merekah Viera, menyesap sari kemanisannya dan melesakkan lidahnya untuk mengabsen setiap sudut rongga dalam mulut wanita di bawahnya yang masih mencoba untuk menghindar dan menolak. Dan penolakan dari Viera malah semakin membuatnya terbakar gairah yang membara.

Seolah penolakan itu semakin membuatnya merasa sangat tertantang untuk menaklukkan wanita yang asyik bergerak seperti cacing kepanasan saat menolak perbuatannya.

Tidak berhenti melumat bibir Viera, tangan Faqih sudah bergerilya, karena kedua tangannya sudah masuk ke balik kaos casual wanita yang masih berusaha menolak perbuatannya. Bahkan ia sudah mulai meremas dua benda padat yang membusung di depannya dengan liar, dan berpindah tempat untuk memilinnya.

Otak Fasya yang menolak perbuatan gila Faqih, seolah berbanding terbalik dengan respon dari tubuhnya. Tubuhnya seketika menggelinjang hebat saat pria di depannya itu semakin bernafsu padanya dan mulai melumat dadanya, serta menyentuh titik-titik sensitif miliknya.

Bahkan sudah berpindah untuk memberikan jejak kepemilikan di tubuhnya bagian atas. Viera berusaha menahan suara lenguhannya, karena merasa tanpa sadar ia menikmati setiap sentuhan dari pria yang sudah sibuk bermain dengan tubuhnya.

Dirinya masih berusaha untuk menolak sentuhan dari pria yang berniat melepaskan pakaiannya, "Faqih, jangan lakukan! Ini salah, kita tidak bisa berhubungan intim sebelum menikah." Viera masih memegangi kaos casual yang dipakainya agar tidak sampai dilepaskan oleh pria yang sudah beringas di atasnya tengah berdiri dengan kedua lututnya yang menekuk di sisi kanan dan kiri tubuhnya.

"Aku akan menikahimu, aku berjanji! Aku sudah tidak sanggup menahannya." Dengan sangat kasar, Faqih mulai melucuti pakaian yang dipakai oleh Viera dan juga melepaskan celana panjangnya dan penutup terakhir barang pusaka yang sudah menegang dari tadi dan ingin segera masuk ke dalam sangkarnya.

Sedangkan Viera yang bisa melihat tubuh sixpack Faqih yang penuh dengan otot perut kotak-kotak seperti roti sobek dan terakhir adalah sesuatu yang sudah mengeras berukuran sangat besar dan membuatnya ketakutan saat membayangkan benda padat panjang itu menjebol gawangnya dan pasti akan membuatnya kesakitan karena yang ia tahu melakukan itu untuk pertama kalinya terasa sangat sakit dari cerita teman-temannya yang sudah menikah.

Sehingga saat ini ia benar-benar merasa sangat ketakutan. Apalagi melihat wajah pria yang sudah berubah beringas dan terlihat ingin menerkamnya.

Ia yang sudah tidak memakai selembar benang pun di tubuhnya, masih berusaha menolak, menutupi bagian inti miliknya. "Faqih, jangan! Aku mohon padamu! Aku akan sangat membencimu, jika sampai kamu melakukan ini padaku," teriak Viera yang berusaha untuk mendorong tubuh kekar yang sudah kembali menindih tubuhnya.

Sedangkan Faqih sama sekali tidak memperdulikan penolakan wanita yang sudah berada di bawahnya, dirinya mulai sibuk untuk membenamkan miliknya yang sudah semakin menegang pada sarang yang diincarnya untuk melepaskan hasratnya.

Tentu saja ia merasa sangat kesusahan, karena tempat favorit yang sangat diinginkannya itu terasa sangat sempit yang menandakan belum pernah dimasuki oleh seorang pun. Sehingga ia dengan sedikit kasar berusaha membenamkannya dan akhirnya berhasil menjebol dinding pertahanan dari wanita yang membuatnya merasakan kenikmatan yang teramat luar biasa.

"Nikmat sekali, Viera," lenguh Faqih yang merasakan bagian intinya sudah berada pada sarangnya yang terasa hangat.

"Aarrgghh ...." Tentu saja Fasya menjerit kesakitan saat pria yang berada di atasnya mulai menyatukan tubuhnya dengannya, bahkan tangannya sudah mencakar punggung pria yang sudah mulai membungkam bibirnya seraya menggerakkan tubuhnya. Bahkan kini bulir bening sudah lolos dari bola matanya begitu menyadari bahwa selaput daranya yang menjadi bukti harga dirinya telah koyak.

Perasaannya begitu hancur saat kesuciannya yang selama ini ia jaga sudah ternoda atas perbuatan pria yang memperkosanya. Pria yang selama ini membuatnya tertarik atas kesederhanaannya dan juga selalu terlihat baik saat 1 bulan ini dikenalnya. Akhirnya ia yang sudah tidak berdaya hanya pasrah saat pria yang berada di atas tubuhnya semakin berbuat liar.

Gerakan Faqih semakin agresif saat dirinya merasakan sebuah kepuasan saat berhasil menyatukan dirinya dengan wanita yang selama ini diincarnya untuk ia jadikan istri. Selama setengah jam dirinya melampiaskan hasratnya. Lenguhan panjang keluar dari bibirnya saat mencapai pelepasnnya dengan meledakkan benihnya di rahim wanita cantik yang saat ini terlihat sudah pasrah dan diam atas perbuatannya. Karena tidak ada lagi teriakan atau pun penolakan.

Akhirnya ia jatuh terkulai lemas di atas tubuh Viera setelah mencapai pelepasannya dan merasakan kenikmatan yang hakiki setelah berhasil melampiaskan hasratnya akibat efek obat perangsang. Deru napas yang memburu beralih normal dan teratur saat Faqih mulai tertidur setelah kelelahan bercinta selama kurang lebih 30 menit.

Faqih tertidur dengan pulas di sebelah kiri Viera yang dari tadi tidak berhenti menangisi nasib tragis hidupnya. Rasa tubuhnya yang remuk redam benar-benar membuatnya merasa sangat lemah, bahkan rasa sakit pada bagian inti miliknya masih dirasakannya. Ia berusaha bangkit berdiri untuk meraih pakaian dalam yang telah robek sebagian akibat perbuatan dari pria yang sudah memperkosanya.

Viera dengan kesusahan berjalan ke arah kamar mandi dengan membawa pakainya untuk membersihkan diri dari sisa-sisa perbuatan pria yang sudah tertidur dengan pulas itu. Bahkan cairan yang keluar dari bagian inti miliknya menetes membasahi kakinya. Begitu sampai di dalam kamar mandi, ia memilih berdiri di bawah guyuran air shower yang dingin dan menangis tersedu-sedu di sana.

Bahkan ia berkali-kali ia menggosok tubuhnya karena merasa jijik dengan tubuhnya yang telah kotor dan tidak suci lagi.

"Apa yang harus aku lakukan Tuhan? Aku tidak bisa menjaga harga diriku sebagai seorang wanita. Bahkan orang tuaku selalu berpesan agar aku menjaga kesucian yang merupakan hal yang dibanggakan oleh seorang wanita sebelum menikah. Aku bahkan sudah tidak mempunyai muka lagi untuk bertemu dengan orang tuaku," gumam Viera di dalam hati seraya tidak berhenti menangis tersedu-sedu dibawah guyuran air shower.

Seolah rasa dingin dari air yang dirasakannya saat mandi malam hari tidak membuatnya menggigil kedinginan saat itu. Sekitar 30 menit ia berdiri di sana, tanpa memperdulikan rasa dingin yang semakin menusuk tulangnya. Bahkan bibirnya pun sudah membiru karena terlalu lama berdiri di bawah air shower. Tak lupa wajahnya yang sembab terlihat jelas di wajahnya yang sangat pucat.

Merasa agak lebih baik, Viera memakai pakaiannya dan berjalan tertatih-tatih keluar dari kamar mandi. Setelah merapikan penampilannya di depan cermin dan sudah menyisir rambutnya, ia berencana kabur dari tempat yang menurutnya adalah sebuah neraka terkutuk.

Namun, ia melihat keadaan di luar kamar terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada para pengawal yang berjaga di sana melalui celah pintu. Saat merasa aman dan tidak ada 1 pun pengawal di sana, ia buru-buru berjalan keluar. Di saat yang bersamaan ia bertemu dengan cleaning service wanita.

Merasa ada ide di kepalanya, ia menghampiri wanita tersebut dan meminta tolong untuk meminjam seragam agar tidak ada yang mengenalinya saat keluar dari hotel untuk kabur dari para pengawal Faqih.

Akhirnya dengan wajah memelas, Viera berhasil merayu wanita tersebut dan menolongnya untuk pergi lewat pintu darurat para pelayan hotel di bagian belakang. Dan membantunya untuk memanggil taksi. Beberapa saat kemudian, Viera sudah berhasil melarikan diri dari para pengawal dan kini ia sudah ada di dalam taksi yang membawanya pulang ke tempat kosnya.

Ia bersandar di punggung jok seraya memejamkan kedua matanya dan bergumam di dalam hati. "Aku harus berkemas dan pergi dari sini. Aku tidak ingin bertemu dengan bajingan itu dan juga Aliando. Apakah aku harus kembali ke kampung dan bekerja sebagai buruh saja? Itu mungkin lebih baik daripada aku bekerja di sini dan bertemu kembali dengan pria yang telah menghancurkan masa depanku."

Viera sama sekali tidak membuka matanya karena sibuk memikirkan nasibnya setelah kesuciannya direnggut paksa oleh pria yang dipercayainya. Dan 15 menit kemudian, lamunannya buyar saat mendengar suara dari sang supir.

"Sudah sampai Nona."

Refleks Viera membuka kedua matanya dan melihat ke arah sekeliling, dimana taksi sudah berhenti di depan kosnya. Ia buru-buru mengeluarkan uang dari saku celananya dan menyerahkannya pada sang supir. "Terima kasih Pak, kembaliannya ambil saja."

"Terima kasih Nona," jawab sang supir dengan wajah berbinar.

Viera buru-buru keluar dari mobil, "Aku harus segera berkemas dan pergi ke terminal untuk segera pulang ke kampung halamanku."

Baru saja ia menutup mulutnya, tubuhnya berjenggit kaget saat mendengar suara bariton dari pria yang sangat tidak asing di telinganya. Bahkan kini jantungnya berdegup dengan kencang saat tangan pria itu menarik pergelangan tangannya dan membuatnya terhempas di dada bidang pria yang tak lain adalah kekasihnya Aliando.

Tatapan mata tajam diarahkan Aliando pada wanita yang terlihat sangat kacau di depannya, suara baritonnya mulai menggema memecahkan kesunyian malam di sekitar tempat itu. "Apa yang dilakukan Faqih padamu? Dia tidak memperkosamu kan?" Aliando mengarahkan tangannya pada kedua sisi lengan sang kekasih yang diam membisu saat ia bertanya.

Dirinya sama sekali tidak pernah menyangka jika perbuatannya sendiri yang menghancurkan wanita yang sangat dicintainya itu. Bahkan tidak adanya jawaban dari sang kekasih, membuatnya bisa mengerti jawaban dari pertanyannya.

Viera yang merasa sangat terkejut dengan pertanyaan dari Aliando yang mengetahui bahwa ia sudah diperkosa, tentu saja membuatnya bertanya-tanya di dalam hati. Akan tetapi, bibirnya seolah kelu dan tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Merasa amarahnya sudah memuncak dan tidak bisa menerima kenyataan, membuat Aliando menarik pergelangan tangan Viera dan membawanya ke mobilnya. "Ikut aku!"

"Aliando, kamu mau membawaku kemana? Lepaskan aku, aku mau pulang." Viera mencoba untuk menolak masuk, tapi dengan gerakan kasar, Aliando menyuruhnya untuk masuk.

"Masuk, atau aku akan berbuat kasar padamu!" hardik Aliando yang langsung menutup pintu begitu keras hingga membuat suara dentuman yang memekakkan telinga.

Kemudian Aliando berjalan memutar untuk masuk ke dalam mobil dan duduk di balik pintu kemudi. Tanpa bersuara, ia sudah menyalakan mesin mobil dan mengemudikan mobilnya meninggalkan tempat kos Viera.

"Kamu mau membawaku kemana Al?" tanya Viera dengan sangat gugup dan ketakutan.

"Membawamu ke tempat yang aman agar tidak ada lagi yang merebutmu dariku," ucap Aliando tanpa memandang wajah Viera. "Selama ini aku selalu bersabar dan tidak pernah menidurimu, tapi apa yang aku dapatkan? Malah bajingan itu yang memilikimu. Aku pun harus memilikimu seutuhnya, Viera!"

"A-apa maksudmu Al? Jangan bilang kalau kamu mau ...." Viera tidak bisa melanjutkan kalimat menakutkan itu dari bibirnya.

"Ya, malam ini kamu juga harus melayaniku. Sama seperti kamu melayani bajingan itu," sarkas Aliando dengan wajah penuh kilatan amarah.

TBC ...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status