Share

22. Kolam darah

Aku merasa seperti seorang pendekar.

Sialan.

Bagaimana bisa aku terjebak dalam hal seperti ini?

Kugendong Gilang di belakang punggungku. Tubuhnya lunglai jadi aku berusaha untuk memeganginya dengan satu tangan.

Sementara tanganku yang lain memegang pedang. Aku tidak tahu teknik menggunakannya dengan benar. Tapi asalkan dapat melukai mereka, kurasa itu lebih dari cukup.

Semua ini demi bertahan hidup, itu kilahku saat ini. Sekaligus untuk memompa keberanian kalau-kalau mereka menyerangku.

"Oke." kataku sambil membuka pintu dengan kaki kananku setelah itu aku mulai berlari menuju pintu keluar.

"Kak! Itu dia orangnya!" Seeseorang bertudung hitam menunjukku. Dia sendirian saat di persimpangan.

Aku harus membungkamnya sebelum teman-temannya datang. Kuayunkan pedang itu ke arah wajahnya, tapi dia cukup cepat menghindar dan berla

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status