Share

Lima

Seperti biasa, Xavier bangun subuh untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslim, setelah itu ia melakukan aktivitas lainnya seperti joging pagi, nge-gym, bersepeda, dan bermain badminton dengan teman sekompleksnya.

   Hari ini mata kuliah akan masuk pada siang hari, karena pagi ini dosen sedang sibuk, mereka di beri tugas untuk membuat sebuah laporan dan untungnya Xavier telah selesai membuat laporan tersebut. Karena tak ada kegiatan pada pagi hari nya, ia pergi ke sebuah cafe, untuk menenangkan pikiran.

   Terik matahari sangatlah panas membuat hari ini terasa lebih bergairah, sekitar pukul 10.00 ia keluar rumah setelah berpamitan dengan bibi Moli karena ayah dan ibunya pagi tadi pergi untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Ia mengeluarkan kendaraan roda duanya dari garasi, tidak lupa ia membawa buku catatan nya untuk menulis sesuatu yang berkaitan dengan cerita ataupun ungkapan perasaan yang ia rasakan. Cafe yang ia tuju cukup jauh dari rumahnya, kali ini ia tak melajukan kendaraannya.

   Cafe coffe chocolate adalah tempat persinggahan nya, setelah beberapa menit berkendara ia sampai juga di cafe tersebut. Xavier melihat dalam cafe tersebut ada musik yang dimainkan, ia duduk di pojok dan writers cafe itu datang padanya.

"Mau pesan apa mas?" tanya seorang pelayan wanita.

"Coffe late" jawab Xavier. Dan pelayan tersebut pergi mengambil menu yang dipesan oleh Xavier.

   Xavier meletakan buku catatan nya di atas meja, terdengar suara musik 'Comethru' di dalam cafe itu.

Now i'm shaking drinking all this coffe

These last few weeks have been exhausting

I'm lost in my imagination

And there's one thing that i need from you

Can you come through, through, through, yeah

And there's one thing that i need from you

Can you come through?

.......

  Musik yang menenangkan hati dan perasaan, pelayan wanita itu datang membawa secangkir coffe late yang ia pesan.

"Ini mas.." ujar pelayan.

"Makasih" Xavier tersenyum dan pelayan kembali ke tempat nya.

   Xavier membuka buku catatannya, ia melihat lembar per lembar telah penuh dengan rangkaian kata-katanya. Ia melihat coffe late yang ia pesan dan menggenggam pulpen hitamnya dan ingin merangkai kata-kata yang indah tentang sebuah kopi. Jari jemari tangannya mulai menari di atas kertas putih, hasilnya ia menuliskan beberapa ungkapan yang mengena di hati.

"Kopi mengejarkan kita bahwa, yang pahit sekali pun masih bisa di nikmati" -Mohammad Xavier Andiyunus.

"Terkadang manusia itu seperti kopi, jika engkau diamkan, dia akan menjadi dingin, sampai dalam hal cinta dan cita" -Mohammad Xavier Andiyunus.

"Aroma secangkir kopi yang menenangkan dapat membuat kita kembali rileks dan melupakan sejenak permasalahan hidup yang membelenggu" -Mohammad Xavier Andiyunus.

  Seperti itulah ungkapan perasaan atau quotes yang ia buat. Xavier meminum coffe late itu sedikit demi sedikit, dan tiba-tiba...

"Hey!" suara yang mengagetkan Xavier saat meminum coffe late nya. Ia hampir menyemburkan coffe latenya, saat ia berbalik seseorang yang mengagetkan nya adalah Fidyah.

"Ya elah, hampir jantungan!" Xavier menatap Fidyah dengan raut wajah sedikit kesal.

"Hahah maaf-maaf, canda.." ujar Fidyah dan duduk di depan Xavier. "Ngapain disini?" tanya Fidyah kemudian melihat seisi cafe.

"Hanya ingin menenangkan pikiran saja" ujar Xavier. "Kamu? Ngapain disini?" tanya balik Xavier.

"Aku ingin bertemu denganmu!"

"Kau tau darimana aku disini"

"Bibi Moli yang memberitahukannya"

"Kau kerumahku?"

"Yapss betul"

"Kesini naik apa?"

"Angkot"

"Ada hal apa, kau bertemu denganku? Mau dianterin ke kampus ya?"

"Ih bukan. Aku cuma pengen nanya doang"

"Nanyain apa?"

"Aku mau pesan coffe late dulu ah" ujar Fidyah dan ia melambaikan tangan ke arah pelayan, hingga pelayan cafe tersebut melihatnya dan menemuinya.

"Ada apa mba?" tanya pelayan itu.

"Mmm aku pesan coffe late satu ya!" ujar Fidyah.

"Ooh baiklah" pelayan tersebut pergi mengambil pesanan Fidyah.

"Kamu mau tanya apa?" ujar Xavier.

"Tunggu dulu, coffe latenya belum datang"

"Hmm" gumam Xavier.

   Pelayan cafe itu berjalan membawa secangkir coffe late kepada Fidyah.

"Ini mba.." ujar pelayan itu dan memberikan coffe late. Pelayan itu kembali ke tempatnya.

"Waah... udah lama ya aku gak minum kopi heheh" tawa kecil Fidyah. Ia meminum coffe late dengan sedikit demi sedikit.

"Enak?" tanya Xavier.

"Ya enak lah!" ujar Fidyah.

"Ya udah, kamu mau nanya apa?" tanya Xavier.

"Aku cuma pengen nanya doang gak lebih kok"

"Iya aku tau.."

"Mmm kemarin aku gak sengaja liat kamu jalan ama cewek. Cewek itu siapa?" tanya Fidyah.

"Ya elah Fid, jauh-jauh ke cafe hanya nanya  hal itu. Kemarin aku jalan ama Nadia"

"Nadia?"

"Kemarin dia makan di kantin bersama aku dan Reza. Karena tempat duduk yang terbatas, dan akhirnya dia duduk bersama kami"

"Ooh gitu..."

"Dia anak yang baik, beda dari wanita-wanita yang lain. Bahkan ia mau berbagi cerita denganku" ujar Xavier tersenyum.

"Kau menyukainya?" tanya Fidyah.

"Hahah baru sehari juga kenal" tawa Xavier.

"Ya.. siapa tau aja"

"Eh jadi kemarin kamu pulang bersama Disa?" tanya Xavier.

"Iya" jawab Fidyah.

"Emang hari ini gak ada mata kuliah?" tanya Xavier lagi.

"Ada, siang nanti"

"Kita samaan!"

"Kamu masuk siang juga?" tanya balik Fidyah.

"Iya"

"Wah kalau gitu boleh numpang nih heheh" tawa kecil Fidyah.

"Boleh kok..." ujar Xavier tersenyum.

  Xavier dan Fidyah menikmati harinya dengan secangkir coffe late yang diiringi dengan musik merdu di dalam cafe tersebut. Sampai waktu menunjukan masuk siang hari, mereka akan pergi ke kampus.

"Pulang yuk!" ajak Xavier setelah melihat waktu di jam tangannya.

"Yuk!" ujar Fidyah.

   Xavier dan Fidyah pergi membayar caffe late yang mereka minum.

"Biar aku yang bayarin" ujar Xavier.

"Gak mau ah, hari ini aku bayar sendiri"

"Udah.. nanti aku yang bayarin"

"Gak mau... pokoknya aku bayar sendiri!"

"Ya udah terserah"

   Kasir melihat perdebatan mereka dan mereka membalas tatapan sang kasir yang heran dengan senyuman, setelah masing-masing membayar coffe late mereka keluar caffe tersebut dan pulang ke rumah masing-masing. Xavier menjalankan motornya, mereka berdua dalam perjalanan pulang.

   Dalam perjalanan tak ada percakapan di antara mereka yang biasanya mereka selalu berdebat, mungkin efek terik matahari membuat lisan mereka ikut gerah.

   Xavier dan Fidyah merasakan hari ini sangatlah terik. Dan mereka sampai di depan rumah Fidyah.

"Makasih ya Vier, nanti aku tungguin lagi!" ujar Fidyah setelah turun dari kendaraan.

"Iya... gak usah tidur lagi!" ujar Xavier.

"Ih siapa juga yang tidur!" ujar Fidyah kesal.

"Aku pergi dulu ya.." ujar Xavier. Dan melajukan kendaraan nya. Fidyah melihatnya dari kejauhan dan melambaikan tangan. Fidyah menghela napas perlahan dan mengembuskannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status