Share

Bab 15: Semerah Buah Delima

“Rhea, benarkah itu? Bisakah kamu jelaskan lebih detail?” Marsha bertanya penuh antusias. Peluh dingin telah membasahi bawah hidungnya.

Aargh...

Rhea mengeram. Dengan telapak tangan kirinya ia menekan tengah-tengah dadanya agak sedikit ke kiri. Jantungnya sakit kembali. Kali ini lebih parah, seperti jarum pentul sedang menusuk-nusuknya disana.

“Putri Rhea? Putri Rhea kenapa? Putri sakit?” Shera bertanya cemas. Dengan sigap ia berlutut.

“Putri, Putri. Janganlah meninggalkan kami. Apa yang sakit? Bisakah kita ke tabib sekarang?” Pearl ikut menimpali.

“Ayo, aku temani ke tabib, Rhea!” Marsha menawari.

Marsha hampir saja sudah akan mengangkat salah satu lengan Rhea sebelum Rhea mengatakan sesuatu.

“Aku tidak apa-apa. Sakit ini hanya sementara. Mungkin hanya karena aku syok. Sekarang kita urus manusia itu. Shera dan Pearl temani aku.” Rhea berdiri. Kemudian menoleh pada M

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status