Share

Bab 16: Bibir Buah Delima

Cahaya rembulan menerpa ke sebuah kursi panjang kayu hitam. Terdapat dua orang dari klan berbeda sedang duduk terdiam membisu. Satunya di ujung kursi sebelah kiri, satunya di ujung kursi sebelah kanan.

Sepuluh menit–lima belas menit mereka terdiam membisu. Membungkus rasa rindu di hati seorang, sedang yang lain rasa rindu itu telah terbawa angin sejak perpisahaan sepuluh tahun yang lalu.

“Kamu mau kita diam terus kak Hans?” tegur salah satunya membuka pembicaraan.

“Sungguh indah pemandangan Kerajaan Aphrodite dari atas bukit ini Rhea!”

“Jika kamu bicara ngelantur terus, aku akan benar-benar meninggalkanmu disini.”

“Ayolah Rhea, janganlah kaku padaku. Sepuluh tahun. Sudah sepuluh tahun sejak kita bertemu dulu. Tidakkah kau rindu padaku?” Hans memutarkan tubuhnya ke kiri. Memandang tiap lekuk wajah Rhea. Begitu putih dengan hidungnya yang mancung. Lekuk pinggang yang begitu indah dengan kaki berje

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status