Share

Bab 17: Malam Penuh Kabut

Langit malam penuh kabut. Sebentar lagi akan hujan.

“Mengapa Rhea begitu lama?” Marsha berjalan di lapangan. Mondar-mandir. Mulutnya komat-kamit. “Aku harap tidak terjadi apa-apa, tetapi apakah aku perlu menyusulnya?”

“Kamu ingin menyusul siapa?” sebuah suara pria terdengar begitu berat dari arah belakang telinganya. Marsha berdiri kaku sesaat. Sebelum ia memutuskan untuk memutarkan tubuhnya perlahan ke arah suara di belakangnya.

“Apa kak? Tadi bilang apa ya?” jawabnya dengan senyum–dipaksakan.

“Kamu ingin menyusul siapa?” Hans bertanya lagi.

“Menyusul siapa? Aku tidak bilang itu.” Marsha berkelit dan kemudian berjalan ke arah kediamannya, “Aku bilang ... menyusui ... peri sapi ... apakah aku perlu menyaksikan peri sapi menyusui anak-anaknya besok?”

“Itupun kamu khawatirkan. Tenang saja. Peri sapi pasti akan mempersiapkan semuanya. Oh ya,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status