Share

Bab 4

Suasana di hotel mewah itu sangat meriah malam ini. Selain merayakan tahun baru Imlek, malam ini merupakan pelelangan berbagai banda seni, antik dan kuno dari sebuah balai pelelangan terkemuka di negeri ini.

Dan primadona malam ini adalah sebuah lukisan antik yang ditengarai sebagai karya pertama Zhao Mengfu. Dia merupakan salah satu dari lima pelukis kuno yang sangat melegenda.

Tak heran jika lukisan itu dibandrol dengan tawaran awal yang cukup tinggi. Bisa dipastikan lukisan itu akan menjadi lukisan termahal di awal tahun ini.

Pelelangan ini mendapat apresiasi dari pencinta seni di seluruh dunia. Bukan hanya para kolektor dan pemburu benda seni, bahkan beberapa kepala negara pun turut hadir.

Semakin malam suasana pelelangan semakin meriah. Satu per satu para penawar menawarkan harga tertinggi untuk benda seni yang mereka incar. Tak terkecuali lukisan Zhou Mengfu.

Lukisan antik ini dibanderol dengan harga awal yang cukup tinggi. Namun itu tidak mengurangi minat para kolektor untuk memilikinya.

Hingga pertengahan lelang, masih cukup banyak peserta lelang yang turut meramaikan bursa. Namun seiring bertambah tingginya harga, tinggal dua orang pelelang yang terus bersaing menaikkan tawarannya.

Mereka adalah Alexander Lim, CEO grup Lim dan Michael Wong, salah seorang the rich man dari Chengdu. Mereka berdua kerap terlibat persaingan dalam berbagai hal. Dan ini bukan pertama kalinya mereka bersaing secara terbuka.

Suasana pelelangan semakin memanas. Harga pun merangkak naik tak terkendali. Baik Alexander mau pun Michael Wong tidak ada yang mengendurkan penawarannya. Terutama Michael Wong. Dia semakin menaikkan tawarannya sambil sesekali menyeringai mengejek lawannya, Alexander.

Sementara Alexander hanya tersenyum dingin menanggapinya. Dan ketika harga semakin menggila, tiba-tiba pria tampan itu menghentikan tawarannya. Mendadak dia meninggalkan acara pelelangan.

Pada akhirnya lukisan itu jatuh ke tangan seorang pengusaha berdarah cina dari Eropa. Dia kolektor dan pencinta benda seni kuno. Tak terkecuali lukisan. Dia menawar di saat-saat terakhir.

Bahkan Michael Wong pun tercengang. Dia mengira tidak akan ada yang berani menawar lebih tinggi dari penawarannya, setelah Alexander mundur. Namun pria kaya itu dikejutkan dengan penawaran dua kali lipat dari sang pengusaha asal Perancis itu.

Dengan begitu, Lukisan antik karya Zhao Mengfu ini menjadi lukisan termahal di awal tahun ini. Harga fantastisnya dianggap sudah sepantasnya.

Pelelangan berakhir dengan meriah. Semua pihak puas dengan hasil pelelangan malam itu. Tak pernah ada yang mengira pelelangan lukisan itu akan menjadi berita besar sepanjang tahun ini. Dan masih menjadi topik panas selama beberapa tahun ke depan.

Sementara itu di luar hotel tempat pelelangan diadakan, sesosok pria tengah berdiri di sudut jalan yang gelap dan sepi. Sebatang rokok menyala ada di tangannya. Samar-samar senyuman puas tergambar di lekuk bibirnya yang seksi.

Tak jauh darinya, sesosok pria tampan dengan setelan mahal bersandar di mobil mewah yang terparkir di depan kedai kopi yang terkenal. Tak jauh juga dari hotel tersebut.

Pria itu tampak sibuk berbicara di ponselnya. Sesekali dia memperhatikan sekelilingnya. Seakan menunggu seseorang yang sangat dinantikannya.

Tak lama berselang, seiring usainya acara pelelangan, sekelompok orang berhamburan keluar dari hotel. Satu persatu mobil-mobil mewah membawa tuannya keluar dari hotel.

Namun sampai suasana sepi, dan hanya satu dua pengunjung hotel yang keluar, orang yang dinantinya tak kunjung tiba. Pria tampan itu melirik arloji di tangannya. Sepertinya ini sudah larut malam, yang dinantikannya tidak mungkin akan datang.

Saat hendak beranjak memasuki mobilnya, tiba-tiba seorang remaja tanggung menghampirinya. Pemuda berpakaian sembarangan dengan topi nyaris menutup wajahnya, menabraknya dengan sengaja. Tanpa sempat bereaksi, pemuda itu sudah berlalu meninggalkannya.

Pria tampan itu tertegun sejenak. Tatapannya jatuh pada sesuatu yang tergeletak di dekat kakinya. Dengan ragu pria itu membungkuk mengambil benda yang sepertinya dijatuhkan pemuda tadi. Sebuah amplop putih dan polos.

Diamatinya amplop putih ditangannya itu. Mungkinkah ini ditujukan untuknya? Diedarkannya pandangan matanya ke sekeliling tempat itu. Tidak ada sesuatu yang mencurigakan. Semua seperti biasa, tidak ada yang tidak seharusnya terjadi.

Setelah yakin dengan situasi yang kondusif, pria itu masuk ke mobilnya. Dan beberapa saat mobil mewah itu pun meninggalkan tempat itu.

Semua yang baru saja terjadi tak luput dari perhatian sesosok pria di sudut jalan tersebut. "Kita akan bertemu kembali dua tahun lagi," bisiknya lirih.

Sosok itu pun meninggalkan sudut jalan itu. Dikerudungkannya jaket hodie di kepalanya. Dengan santai dia berjalan, seakan-akan semua yang terjadi tidak ada kaitan dengannya.

Keesokan harinya, lukisan itu menjadi headlines di hampir semua media, baik cetak maupun online. Bukan hanya sejarah dan nilai seni serta keindahannya saja, namun harganya yang fantastis mampu menyedot perhatian banyak orang.

Berbagai komentar diluncurkan para netizen. Sebagian besar mengomentari harganya yang membuat orang biasa harus mengeluh. Harga itu sepertinya cukup untuk menghidupi mereka selama sisa usia mereka.

Dan selama beberapa hari berikutnya, lukisan itu menjadi trend setter di kalangan netizen. Tak ada yang mengira, lukisan ini akan tetap menjadi bahan perbincangan setelah bertahun-tahun kemudian.

Sementara itu, di salah satu gedung perkantoran termegah di negeri Singa, seorang pria tampan tengah duduk di kursi kerjanya. Secarik kertas berada dalam genggaman tangannya.

Seulas senyum puas terukir di bibir tipisnya. "Aku akan menunggumu, dua tahun lagi kita akan bertemu kembali," gumam pria itu lirih.

Pria tampan itu bangkit dan membuang kertas itu ke tempat sampah. Dia pun beranjak untuk mulai bekerja lagi. Dia tidak tertarik untuk mengikuti berita di berbagai media yang mengupas tentang lukisan termahal dan terpopuler tahun ini.

Meski dalam pelelangan semalam, dia salah satu orang yang gencar menawar untuk mendapatkan lukisan antik itu. Namun saat ini sepertinya minatnya terhadap lukisan itu telah menghilang. Dia lebih tertarik untuk menunggu waktu si pengirim pesan rahasia itu menemuinya.

Ya, dua tahun mungkin waktu yang lama, mungkin juga bisa menjadi sangat singkat. Dia akan menunggu, dan lukisan itu pasti akan menjadi miliknya.

Dia yakin itu. Karena lukisan itu memang telah dijanjikan sang pemilik untuk menjadi milik keluarganya.

Meski sempat terjadi kesalahan, dan lukisan itu telah jatuh ke tangan orang yang tidak seharusnya memiliki, namun sang pemilik telah berjanji padanya untuk membawa lukisan itu padanya dua tahun lagi.

Jadi, dia hanya akan menjadi penonton saat lukisan itu memicu sensasi dan kekacauan. Toh, dia tidak ada hubungannya dengan apa pun yang terjadi pada lukisan itu.

Dia hanya kolektor yang gagal mendapatkan lukisan itu. Setidaknya itu yang diketahui publik.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status