Share

Bab 5

Desas-desus santer terdengar dalam kalangan kolektor barang seni. Sejumlah kolektor mendapatkan informasi tentang keberadaan lukisan yang diklaim sebagai asli karya Zhou Mengfu.

Itu terungkap tanpa sengaja, saat sebuah acara talk show mengundang seorang pengusaha keturunan China yang berdomisili di Kanada. Acara talk show yang meliput kediaman pengusaha kaya itu tanpa sengaja menyorot koleksi lukisan miliknya.

Dan di antara lukisan itu terdapat lukisan yang sama persis dengan yang dilelang beberapa bulan lalu. Polemik pun tak terhindar. Adu klaim keaslian pun terjadi.

Kedua-duanya mengaku memiliki lukisan yang asli. Sehingga para kolektor menengahi perseteruan dua pengusaha ini. Dan sebagai pihak yang melelang lukisan tersebut, balai lelang itu berinisiatif untuk membuktikan keaslian lukisan yang mereka lelang.

Pameran pun diadakan kembali. Selain itu beberapa ahli seni pun berdatangan untuk menilai kedua lukisan itu. Para kolektor dan media pun tidak melepaskan kesempatan ini.

Sangat jarang terjadi peristiwa yang dianggap mempermalukan karya seni ini. Jika lukisan yang merupakan koleksi dari balai lelang itu terbukti palsu, itu akan sangat berpengaruh terhadap reputasi balai lelang.

Sedangkan bagi kolektor yang memiliki lukisan yang sama persis dan diakui diperolehnya dari rekan bisnisnya, asli atau tidaknya lukisan itu bukan masalah. Dia hanya korban dan menderita kerugian material saja.

Dan setelah perdebatan panjang antar para ahli seni, terungkap bahwa kedua lukisan itu tidak ada yang asli. Keduanya palsu.

Publik pun dibuatnya tercengang. Pasalnya para ahli ini juga yang dahulu mengkonfirmasi keaslian lukisan itu pada saat dipamerkan pertama kali di balai lelang tersebut.

Dengan begitu, balai lelang pun melaporkan kasus ini pada pihak yang berwajib. Karena terdapat indikasi adanya pencurian lukisan sebelum diadakannya pelelangan.

Kepolisian Singapura pun dibuat pusing tujuh keliling. Penyelidikan dan investigasi menunjukkan tidak adanya kejanggalan pada waktu sebelum pelelangan. Karena balai lelang ini terkenal dengan sistem keamanannya yang canggih.

Dan selama beberapa waktu kasus ini menjadi salah satu kasus yang tak terungkap. Beberapa kalangan menduga lukisan itu hanyalah sensasi yang dihembuskan balai lelang itu sendiri. Bahkan beberapa tahun kemudian, kasus ini tidak pernah diangkat lagi dan dilupakan publik.

Sampai suatu ketika, lukisan itu muncul di pesta ulang tahun seorang pengusaha terkemuka di Singapura. Cucu sang pengusaha, menghadiahinya sebuah lukisan antik, yang tak lain adalah lukisan perdana Zhao Mengfu.

Polemik pencurian dan pemalsuan lukisan itu tidak hanya mengguncang dunia seni. Namun juga membuat Tuan Gong kelabakan.

Dia segera menghubungi Milli. Dia tidak tahu bagaimana bisa lukisan yang dijualnya di black market itu palsu? Dia jelas-jelas telah memastikan lukisan yang ditukar si maling dogol itu asli.

Fakta itu juga membuat Milli tidak mau dilibatkan dalam masalah ini. Tuan Gong sendiri telah menyatakan keaslian lukisan waktu Milli dan Harry Si menyerahkan lukisan itu.

Untuk masalah setelahnya itu tidak menjadi tanggung jawab Milli lagi tentunya. Apa lagi Harry Si kini bukan lagi anggota gengnya.

Tuan Gong pun semakin tidak mengerti. Ada perasaan aneh menyelimuti benaknya. Dia mendapatkan lukisan itu dari transaksi online, dua tahun lalu.

Saat itu dia tidak memiliki kecurigaan apa pun. Justru dia merasa puas karena mendapatkan lukisan antik itu dengan harga yang murah.

Dan selayaknya transaksi online lainnya, dia tidak bertemu langsung dengan pemilik lukisan itu. Dan hingga kini dia tidak mengetahui identitas asli sang pemilik lukisan. Dia hanya tahu nama akunnya di salah satu media sosial.

Namun saat dia mengecek ulang akun tersebut sudah tidak ada lagi. Dan tidak ada kontak lainnya yang bisa dia hubungi. Tuan Gong merasa ada yang aneh dengan pemilik lukisan itu.

Sama dengan Harry Si, mereka berdua menghilang tanpa jejak. Bahkan sepertinya mereka memang tidak pernah ada sedari awal.

Tapi dia yakin lukisan yang dibelinya dari seseorang secara online dan yang ditukar oleh Harry Si sebelum pelelangan adalah asli. Dia sendiri telah memastikannya berkali-kali.

Lagi pula kemungkinan Harry Si mengerti nilai lukisan itu sangat kecil. Milli memilihnya untuk tugas ini karena dia tahu kebodohan maling dogol itu.

Hal ini sungguh membuat Tuan Gong kebingungan. Sekarang broker yang menghubungkannya dengan black market menuntut penjelasan mengenai lukisan itu. Begitu juga dengan balai lelang.

Dan dia sendiri juga menjadi salah satu ahli yang turut serta meninjau keaslian kedua lukisan itu. Dan pada saat itulah dia menyadari bahwa lukisan yang diserahkan Harry Si itu juga palsu.

Namun selintas lukisan itu sangat mirip dengan yang asli. Jika dia lebih teliti saat itu, dia pasti akan menyadari lukisan itu palsu. Saat bersama Milli dan Harry Si, dia hanya berpatokan pada tanda yang dia buat pada lukisan tersebut. Hingga dia tidak memastikan keaslian lukisan itu lebih lanjut.

"Sialan, kau Harry Si. Kau telah menipuku. Ternyata kau tak sebodoh yang mereka sangkakan!" geram Tuan Gong dengan marah.

Apa hendak dikata, sekarang si maling dogol itu menghilang tanpa jejak. Bahkan Milli, bosnya pun tidak tahu di mana pria itu berada sekarang.

Tuan Gong pun tidak bisa mendesak Milli untuk bertanggung jawab atas kesialan yang menimpa dirinya. Selain dia tidak berani melawan para preman jalanan anak buah Milli, dia juga menyadari kecerobohannya.

Entahlah, apakah benar dia terlalu ceroboh atau karena dia meremehkan Harry si. Dia juga bisa menangkap kegeraman Milli pada si maling dogol itu. Pada akhirnya mereka berdua lah yang tertipu oleh Harry si.

Memang Milli merasa tertipu mentah-mentah oleh si maling dogol itu. Jika benar Harry Si memiliki lukisan yang asli maka itu artinya pria itu paham betul nilai dan bagaimana cara menjual benda itu. Dan artinya Harry Si mendapat keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan upah yang diterimanya dari Milli.

Milli tak pernah menilai tinggi Harry Si. Di matanya pria itu hanya perusak pemandangan. Dia selalu mengekor kemana pun kakaknya pergi.

Selain Harry Si, Milli pernah mendengar isu tentang salah satu orang kepercayaan kakaknya yang juga selalu ada disampingnya. Orang itu dijuluki Thousand face, baik oleh sang kakak atau pun orang-orang di sekitar mereka.

Dia dijuluki demikian karena memiliki kemampuan menyaru menjadi siapa saja. Dan dia telah banyak merepotkan lawan dan musuh geng mereka. Juga kepolisian.

Namun pada kenyataannya tak satu pun anggota geng yang pernah bertemu langsung dengannya. Milli juga tidak. Dan Harry Si pernah menyatakan orang itu tidak pernah ada, saat Milli menanyakannya.

Entah mengapa, kini timbul kecurigaan dalam benak gadis itu. Mungkinkah Harry si adalah Thousand face?

Milli semakin yakin dengan kecurigaannya saat mencoba mencari informasi tentang maling dogol itu. Tak satu pun informasi yang bisa didapatkannya selain fakta dia adalah sahabat mendiang kakaknya.

Bahkan Milli terkadang merasa Harry Si hanyalah khayalannya saja. Banyak anggota geng kakaknya yang tak terlalu mengingatnya. Menurut mereka Anthony tidak pernah dekat dengan siapa pun. Dan orang yang berada di sisinya selalu berganti, bukan orang yang sama. Namun Harry Si tidak termasuk di antaranya.

Ya, Milli baru menyadari dia mengenal sosok Harry Si setelah kematian kakaknya. Pria itulah yang mengatakan padanya bahwa dia sahabat dekat Anthony. Milli mempercayainya karena Harry Si mengetahui banyak rahasia yang hanya diketahui mendiang Anthony, Milli dan sahabat masa kecil Anthony.

Namun kini Milli samar-samar mulai mengingat sosok sahabat mendiang kakaknya. Tapi itu tidak akan ada gunanya lagi. Yang dihadapinya adalah Thousand face sosok yang bisa menjadi siapa saja dan di mana saja. Milli tidak cukup pandai untuk melawannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status