Share

Bab 9 Pertemuan Abraham dan Aaron

Derap langkah kaki memenuhi seluruh ruangan lobi. Saat ini Abraham sedang mengunjungi hotelnya. Tampak Reno sudah menyambutnya di depan. Mereka berkeliling hotel, sebelum akhirnya mengadakan rapat. 

Rapat selesai setelah satu jam. Di dalam rapat tidak banyak yang dibahas, karena Bourbon Orleans Hotel memiliki performa yang bagus. Maka, hanya laporan bulanan dan mingguan saja yang dibahas. 

"Bagaimana Ren, kapan Tuan Aaron akan berkunjung?" tanya Abraham sambil menandatangani berkas. 

"Beliau akan datang pas makan siang Tuan. Katanya agar lebih rileks pembahasan yang akan diperbincangkan," jawab Reno. 

"Baiklah. Kau kembalilah bekerja."

Setelah selesai memberi laporan, Reno kembali ke tempatnya dan menyelesaikan pekerjaannya. Hotel pada hari itu tampak biasa saja, tidak banyak yang berkunjung karena kebetulan saat itu adalah hari kerja. 

***

"Papi mau ketemu Tuan Abraham dari Bourbon Orleans Hotel?" tanya Bella. 

"Iya, Mi. Membahas masalah kerjasama kami, sekaligus memperbarui kontrak," jelas Aaron. 

"Pi, Mami mau bicara nih."

"Bicara apa, Mi. Dari tadi 'kan sudah bicara."

"Ish, Papi ini." Bella mendengkus kesal. 

"Iya, iya, sayang." Aaron tertawa melihat Bella yang merajuk. 

"Tuan Abraham sepertinya mempunyai seorang cucu, deh, Pi? Seusia Dominique, bagaimana kalau kita jodohkan mereka?"

"Ih, Mami. Memang Tuan Abraham mau. Secara dia adalah orang terkaya di New Orleans ini."

"Ya, tidak ada salahnya mencoba, Pi. Lagipula menurut Mami Tuan Abraham tidak seperti itu memandang orang lain."

"Iya, nanti Papi coba, ya, Mi."

Bella pun tersenyum mendengar jawaban Aaron. Dia berharap anak semata wayangnya itu lekas memiliki seorang pendamping. Dia takut Dominique seperti pemuda jaman sekarang, tidak tertarik pada wanita. 

"Semoga saja cucu Tuan Abraham berjodoh dengan Dominique. Kalau dilihat dari fotonya di majalah, dia sangat cantik dan baik. Sepertinya cocok dengan Dom," gumam Bella sambil tersenyum lebar. 

***

Hari pun merambat siang. Aaron bergegas menemui Abraham di Bourbon Orleans Hotel, sekaligus makan siang di sana. Makanan di Bourbon Orleans Hotel sangatlah terkenal karena memiliki cita rasa yang lezat dan tiada tandingannya.

Mereka berbincang mengenai kerjasama perusahaan Abraham dengan Aaron kedepannya. Setelah selesai, mereka pun berpisah menangani urusan masing-masing. 

Aaron memasuki mobil dan duduk dengan santai, sambil sesekali memeriksa berkas dan mengamati pemandangan di sekeliling Bourbon Street. 

"Astaga, aku lupa," ucap Aaron sambil menepuk dahinya. 

"Ada apa, Tuan?" tanya Asisten Aaron. 

"Ada hal yang terlupa yang ingin kusampaikan pada Tuan Abraham."

"Hal apa, Tuan? Biar aku saja nanti yang follow up."

"Tidak perlu, bukan urusan perusahaan, kok. Ini urusan pribadi, biar aku dan Bella saja yang berbicara sambil mengundang makan malam Tuan Abraham."

"Baik, sekarang kita akan ke mana, Tuan?"

"Kita kunjungi toko dulu mumpung masih di sekitar sini, baru kita kembali ke perusahaan."

Mereka pun gegas menuju toko mebel milik Aaron. Sambil berbincang ringan di dalam mobil, mereka akhirnya sampai di depan toko. Di toko, Aaron memeriksa pembukuan dan stok barang, serta permasalahan yang tengah dihadapi. Setelah selesai, Aaron pun kembali ke perusahaan. 

***

Setelah pertemuan dengan Aaron, Abraham kembali ke kantornya di lantai dasar -- samping restoran. Dia kembali berkutat dengan berkas-berkas yang hendak ditandatangani. 

"Reno, kemarilah!" seru Abraham. 

"Iya, ada apa, Tuan."

"Aku ingin membicarakan sesuatu kepadamu, perihal Aubrey."

" Iya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu."

"Menurutmu, anak dari Aaron Hameed bagaimana orangnya?"

"Entahlah, Tuan. Saya tidak pernah melihat atau pun bertemu dengan Tuan Muda Dominique, anak keluarga Hameed."

"Sebenarnya, aku ingin menjodohkan anak mereka dengan Aubrey. Kau carilah informasi tentang anak itu dan kabarkan secepatnya kepadaku."

"Baik, Tuan. Saya permisi." Reno membungkuk kemudian pergi melakukan tugas yang diberikan padanya. 

Abraham memijit pelan pelipisnya. Di umurnya yang makin tua, dia mengkhawatirkan Aubrey. Seandainya saja Aubrey tumbuh seperti remaja lain pada umumnya, mungkin dia tidak terlalu khawatir. Namun, Aubrey -- dia terlihat kuat di luar, tetapi sesungguhnya adalah makhluk yang paling rapuh dan butuh perlindungan. Seandainya waktu Abraham sudah habis di dunia, dia berharap ada sosok yang akan melindungi dan menyayangi Aubrey sepertinya atau mungkin lebih. Maka, saat waktu itu tiba, Abraham akan lebih tenang meninggalkan Aubrey. 

Reno dengan sigap menghubungi rekanan mereka untuk mencari informasi tentang Dominique. Walau bagaimana pun Aubrey sudah Reno anggap sebagai adiknya sendiri, maka dia juga turut andil mencarikan yang terbaik untuk penerus keluarga Calandre kelak. Setelah semua hal yang dirasa perlu diserahkan kepada detektif. Reno kembali kepada pekerjaan rutinnya. 

***

Bella dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata tampak bahagia. Dia bersenandung kecil sambil memasak untuk makan malam keluarganya. 

"Dominique, lekas turun." Bella menelpon Dominique dari lantai bawah. 

"Iya, Mami. Nanti Dominique turun."

"Good Boy."

"Iya, dong."

Dominique pun gegas turun menghampiri Bella yang sedang memasak di dapur. Ibu dan anak itu tampak akrab seperti seorang teman. Namun, ketika Bella ingin menyampaikan niatnya, dia kembali mengurungkannya. Dia ingin hal tersebut menjadi sebuah kejutan dan pasti Dominique tidak akan menolaknya. Di kepalanya berputar-putar adegan bahagia yang nanti akan terjadi, tanpa terasa Bella sudah senyum-senyum sendiri. Dominique yang melihatnya menjadi penasaran, sebenarnya apa yang ada di pikiran maminya. 

"Mami, Mami kenapa? Kok sepertinya bahagia sekali?"

Bella tampak terkejut karena sapaan Dominique, tetapi bukan Bella kalau tidak bisa mengalihkan pembicaraan. 

"Iya, dong. Siapa yang tidak bahagia punya anak setampan kamu. Mami memikirkan seperti apa nanti cucu-cucu Mami."

"Ih, Mami. Masih jauh kali."

"Hush, apa sih. Masih jauh, masih jauh. Mami 'kan sudah tua, mau gendong cucu tahu." Bella merajuk sambil mengerucutkan bibirnya. 

"Iya, Mami. So Sorry, Dom akan segera cari pasangan. Udah jangan ngambek lagi."

"Nah, gitu dong. Baru anak kesayangan Mami."

Siang itu mereka bercengkrama dengan asyik. Setelahnya Dominique kembali ke kamar, membuka laman media sosial dan gegas pergi entah menuju ke mana. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status