Beranda / Romansa / The Werewolf's Bride / Bab 2. Lili dan Lulu

Share

Bab 2. Lili dan Lulu

Penulis: Bayang Wiradipa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 15:10:41

Seorang gadis memasuki kamar yang ditempati Liora. Dia terlihat lebih muda dari Liora.

"Selamat pagi Nona.... Saya ditugaskan di sini untuk menjadi pelayan pribadi Nona. Perkenalkan nama saya Lili." ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

"Pelayan? Pfft.. Hampir saya aku tertawa terbahak. Apa di zaman sekarang itu masuk akal?" batin Liora.

"Iya, salam kenal Lili. Angkat kepalamu, jangan menunduk begitu. Aku merasa tidak nyaman."

"M-maaf Nona.. Saya tidak bermaksud membuat Nona tidak nyaman. Maafkan saya..."

Lili gemetar ketakutan. Ini tugas pertamanya untuk melayani setelah selama ini hanya bertugas mencuci di belakang. Apa dia membuat kesalahan yang membuat Nona Liora tidak nyaman. Dia juga takut jika dia akan dihukum oleh Yang Mulia Pangeran Pertama, beliau terkenal kejam dan berdarah dingin.

Liora bingung melihat ekspresi Lili yang ketakutan seolah dia melakukan kesalahan.

"Maaf Lili.. aku tidak bermaksud menyalahkanmu karena membuatku tidak nyaman. Aku hanya belum bisa memahami semua yang terjadi di sini. Tiba- tiba aku terbangun di tempat yang asing dan sangat berbeda dengan tempat tinggalku dulu. Sudahlah... Mari kita berteman Lili..."

Lili takjub dengan Liora, rupanya dia melayani Nona yang baik hati.

"Nona tidak perlu meminta maaf, terimakasih Nona... Nona sangat murah hati.. Saya akan melayani Nona dengan sepenuh hati."

"Lili panggil saja aku Liora."

"Saya tidak berani Nona, maaf..."

"Huhh baiklah terserahmu saja."

Jika ini seperti novel-novel romance klise yang Liora baca, maka Liora termasuk diperlakukan dengan sangat baik. Ahh tunggu... bukankah biasanya di jaman ini para bangsawan dibantu oleh pelayan dalam segala hal? Liora merasakan firasat buruk.

"Saya sudah menyiapkan air mandi Nona, silahkan.. Saya juga akan membantu Nona bersiap."

"Tidak usah Lili, akun akan melakukannya sendiri. Letakkan saja pakaian gantiku di kamar mandi."

"Jangan begitu Nona, saya dan pelayan lain sudah mempersiapkan semuanya."

"Aku bisa sendiri Lili, dan juga aku tidak terbiasa. Jadi biarkan aku melakukan semuanya sendiri."

"Mana mungkin aku melakukan itu, membayangkannya saja sudah membuatku malu. Seorang Aku? Bahkan kamar mandi pun aku bersihkan sendiri, dan sekarang aku akan dibantu oleh pelayan dari mulai mandi sampai memakai baju sekalipun?!" batin Liora.

"Nona saya mohon... maaf jika Nona merasa tidak nyaman, tapi Yang Mulia Pangeran Pertama akan menghukum kami jika tidak melayani Nona."

"Benar.. kami mohon Nona.." sahut pelayan lain.

Sesungguhnya Liora ingin sekali memaki pria menyebalkan yang disebut sebagai pangeran itu. Namun dia tidak tega dengan para pelayan itu. Bagaimanapun ini bukan salah mereka.

"Yasudah.. lakukan saja apa yang kalian mau." Liora memutuskan untuk mengalah kali ini.

"Terimakasih Nona.. kami akan melakukan yang terbaik."

"Benar.. percayakan saja pada kami Nona."

"Ya.. baiklah..."

Hahhh, lihat saja nanti.. Pangeran brengs*k yang hanya tampan wajahnya itu akan kubalas. Benar-benar menyebalkan!

Liora tidak habis pikir, segala hal yang ada di sini sangat tidak praktis. Apa-apaan pakaian yang berlapis dan tidak nyaman ini? Bahkan sekarang ada orang yang merias dan menata rambutnya. Memangnya dia akan tampil di opera?

"Nona sangat cantik, bahkan semakin cantik setelah dirias." ucap salah seorang pelayan yang menata rambutku yang kuketahui bernama Lulu. Lulu ternyata adalah saudara kembar Lili. Pantas saja mereka terlihat mirip.

"Jangan mengatakan hal yang membuatku geli begitu. Ini karena kalian sangat ahli."

"Rupanya Nona orang yang pemalu jika dipuji." Jawab Lili

"Benar.. Nona lucu sekali." Ucap Lulu sambil terkekeh.

"Kalian memang kembar, benar-benar mirip. Kompak sekali kalian meledekku."

"Kami memang kembar, tapi tolong jangan mengatakan hal yang kejam begitu Nona. Kami tidak mirip sama sekali." jawab LuLu.

"Nona.. tolong jangan samakan saya dengan gorilla ini." timpal Lili.

"Enak saja, dasar kelinci cengeng."

"Aku tidak cengeng! Kapan aku menangis? Dasar kelinci gorilla. Kau seharusnya terlahir sebagai gorilla mengingat sikapmu itu."

"Wahh.. apa kau pura-pura lupa sekarang? Kau bahkan hampir menangis ketakutan saat tadi Nona ingin melakukan semuanya sendiri. Huh!"

"Kh..hha.. hahhahahhaha...." tawa yang sedari tadi Liora tahan meledak. Suara tawanya memenuhi ruangan itu.

Lili dan Lulu ikut tertawa menyadari kekonyolan obrolan mereka di depan Nona Liora.

Sementara di sebelah kamar yang di tempati Liora, seorang pria tersenyum mendengar tawanya.

"Syukurlah, sepertinya bocah itu tidak terlalu tertekan."

Tok.. tok...

"Yang Mulia... saya Javier"

"Masuk."

"Yang Mulia Raja memanggil anda."

"Baiklah, aku segera ke sana."

Pemilik kamar itu adalah Pangeran Pertama Zevariel Valtor. Sebenarnya dia berniat melihat bagaimana keadaan Liora. Mengingat dia belum memberi penjelasan apapun pada bocah itu, barangkali dia merasa frustasi dan melakukan hal nekat. Tapi ternyata dia sedang bersenda gurau dengan para pelayan. Baguslah. Keputusan tepat memilihkan pelayan yang usianya tidak berbeda jauh dengannya. Dengan begitu dia punya teman bicara.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • The Werewolf's Bride   Bab 115. Liora Menjauh

    Sejak malam saat Morgan menangis, Liora sedikit menjauh dari Morgan.Liora memutuskan untuk menciptakan jarak dengan Morgan secara perlahan, sedikit demi sedikit. Karena Morgan yang masih sangat rapuh. Liora mulai mengurangi waktu menemani Morgan belajar, meminta Morgan untuk sarapan sendiri, dan sesekali menolak permintaan Morgan untuk berjalan-jalan bersama.Namun Morgan bukanlah remaja biasa, dia sangat peka.. bahkan terlalu peka. Jika ada perubahan pada Liora walaupun hanya sedikit, dia langsung tahu."Kak, hari ini aku akan berpedang melawan paman John. Kakak akan melihatku kan? Aku mau menunjukkan..""Maaf Morgan, bisakah kau berlatih pedang sendiri dulu? Ada hal yang harus kulakukan, sebagai gantinya.. nanti sore kita jalan-jalan. Kau selesai sore kan hari ini?""...""Hmmm? Morgan?" Liora mengayunkan tangannya di depan wajah Morgan. "Mau kan? Jalan-jalan denganku nanti?" ucap Liora dengan senyum yang selalu terlukis dari bibir mungilnya."Baiklah." jawab Morgan patuh. Hanya sa

  • The Werewolf's Bride   Bab 114. Ketakutan Morgan

    Malam harinya, setelah memastikan Morgan tertidur, Liora keluar untuk mencari kucing emas yang tadi dia temui. Namun sudah mengitari seluruh mansion dan taman sekitar pun tidak ketemu.Akhirnya Liora memutuskan untuk kembali, namun langkah Liora terhenti ketika dia mendengar suara Isak tangis dari kamar Morgan. Liora masuk terburu-buru, namun dia tidak melihat keberadaan Morgan."Morgan?" panggil Liora.Tidak ada sahutan, hanya ratapan Morgan yang terdengar oleh Liora."Di sana kau rupanya." Liora berjalan perlahan menghampiri Morgan.Morgan terduduk di lantai pojok ruangan. Wajahnya sudah basah oleh air mata, ini pertama kalinya Liora melihat Morgan menangis lagi setelah sekian lama. Kondisi Morgan terlihat tidak biasa."Morgan.." panggil Liora lembut.Dia tidak menjawab, setelah Liora perhatikan.. mata Morgan terpejam. Namun tangan Morgan berusaha meraih udara kosong, dia seperti sedang mencari sesuatu yang hilang."Kakak.. kak Liora.. Jangan, jangan pergi. Kumohon.." jeda sejenak,

  • The Werewolf's Bride   Bab 113. Meong

    Waktu berlalu tanpa terasa. Liora tidak tahu sudah berapa lama dia terdampar di masa lalu. Hari-harinya diisi dengan menemani tumbuh kembang Morgan. Bocah yang dulu kecil dengan pipi bulat menggemaskan, kini semakin tinggi. Bahunya hampir setinggi Liora. Gerak-geriknya sudah lebih dewasa dan tidak cengeng seperti dulu. Namun tatapannya yang selalu mencari keberadaan Liora tidak pernah berubah.Lamanya waktu yang dihabiskan keduanya bersama membuat rasa sayang tumbuh. Tidak dipungkiri, Liora sangat menyayangi Morgan sebagai adiknya sendiri, seperti Liora pada Kael. Berbeda dengan Liora, rasa sayang yang ada di dalam hati Morgan sepertinya bukan pada seorang kakak.Tetapi semakin lama Liora berada di masa lalu, membuat Liora semakin putus asa. Dia sudah sangat merindukan Zevariel."Zevariel.." gumam Liora.Liora berjalan melewati halaman, mengacuhkan bunga dia sekelilingnya. Indahnya bunga-bunga di taman itu tidak mampu mengalihkannya dari semua yang berkecamuk di pikirannya.Tiba-tiba

  • The Werewolf's Bride   Bab 112. Jalan Keluar Rahasia

    "Astaga dasar bocah."Ucapan Liora membuat Morgan semakin mengerucutkan bibirnya."Aku akan cepat besar dan lebih tinggi dari kakak.""Iya iya.""Aku serius.""Iya aku tahu.""Dan aku akan menikahi kakak jika sudah besar nanti.""Bicara apa kau bocah, aku sudah punya calon suami.""Tidak boleh, siapa yang menemaniku jika kakak tidak ada.""Morgan, tidurlah. Sudah malam.""Kakak akan pergi sekarang?""Aku saja belum tahu bagaimana caraku kembali. Tidurlah, aku akan disini."Karena Morgan terus merengek. Liora menemani di samping Morgan sampai dia tertidur. Morgan tidur sambil menggenggam tangan Liora."Dia jadi lebih rewel hari ini. Selamat tidur Morgan kecil."***Siang itu Morgan sedang berlatih pedang seperti biasa. Setelah ini dia akan ada kelas memanah. Liora sudah hafal dengan jadwal Morgan. Tidak ada libur, setiap hari padat. Morgan hanya bisa beristirahat di malam hari. Itulah saat dimana dia biasanya berbincang dengan Liora sebelum tidur, menceritakan harinya yang padat dan me

  • The Werewolf's Bride   Bab 111. Serigala Merah

    Usai pesta yang memuakkan itu, ayah Morgan mengumpulkan semuanya. Termasuk kakek dan ibu tiri Morgan. Kemarahan terlihat jelas di wajahnya, ditambah dengan kesaksian para pekerja di sana.Untunglah setelah itu Morgan mendapat perlakuan yang layak, pendidikan yang bagus, dan juga latihan pedang. Dan yang lebih mengejutkan Liora, ternyata Morgan bisa berubah menjadi.. serigala? Serigala merah."Mungkin saja ibumu siluman serigala?" tanya Liora di waktu sore saat mereka sedang bersantai."Mungkin saja, tapi tidak pernah melihat ibu berubah jadi serigala?" jawab Morgan.Serigala merah itu berlarian kesana kemari mengelilingi Liora. "Sepertinya dia sendiri takjub dengan perubahan dirinya." gumam Liora.'Tunggu.. tapi Morgan yang kulihat saat sudah dewasa, tidak pernah memperlihatkan sosok serigalanya padaku.' ucap Liora dalam hatinya.Saat itu Morgan dan Liora mendengar suara seseorang mendekat."Morgan, kau harus sembunyi. Percayalah padaku, nanti aku akan menjelaskan padamu alasannya.""

  • The Werewolf's Bride   Bab 110. Ayah Morgan

    Sudah tiga hari berlalu sejak Liora ada di dunia Morgan kecil. Karena sering menghabiskan waktu bersama, mereka jadi semakin akrab. Kini Liora tahu alasan dibalik kekerasan yang Morgan terima.Ayah Morgan mencintai seorang wanita yang bukan kaum barbarian, ibu kandung Morgan adalah rakyat Velmoria. Kakek Morgan sangat menentang keduanya, namun dua-duanya keras kepala dan melarikan diri. Mereka hidup damai di sebuah pedesaan kecil. Suatu hari terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa ibu kandung Morgan.Ayah Morgan memutuskan untuk pulang kembali ke keluarganya setelah menerima surat permintaan maaf dari kakek Morgan. Kakeknya yang menyarankan ayah Morgan untuk menikah lagi karena Morgan masih kecil dan membutuhkan sosok ibu. Itulah kenapa ayahnya menyetujui pernikahan ini.Lalu tidak terasa tibalah hari saat pesta. Selama ini Liora dan Morgan hanya berbincang saat tidak ada orang. Liora selalu mengikuti kemana pun Morgan pergi, apa saja aktifitas Morgan, Liora selalu ada di sampingnya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status