Home / Romansa / The Werewolf's Bride / Bab 3. Murka Ratu

Share

Bab 3. Murka Ratu

last update Last Updated: 2025-06-06 18:22:48

"Ada apa Ayah memanggilku?"

Zevariel masuk ke ruang kerja tanpa mengetuk pintu.

"Hh... Bocah kurang ajar, ketuk pintu dahulu jika mau masuk."

"Ohh.. Rupanya ada Ibunda Yang Mulia Ratu yang selalu cantik di sini.. salam Ibunda."

"Lihatlah sikapnya yang semakin tak sopan itu. Sekarang bahkan dia tak mengindahkan Ayahnya dan hanya menyapa Ibunya."

"Sudahlah suamiku.. Bukankah kita memanggilnya ke sini karena mau menanyakan sesuatu yang penting?"

Raja Alaric kemudian menurut dan duduk di samping istrinya.

"Jadi bagaimana dengan pengantimu nak? Bagaimana caramu membujuknya hingga dia mau dibawa ke sini? Apa dia terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu? Putraku ini kan sangat tampan. Dan bagaimana caramu menjelaskan padanya tentang dimensi ini, kerajaan Velmoria, dan juga klan serigala? Apa ini adalah semacam cinta beda ras yang romantis itu?" tanya Ratu Seraphine, yang juga adalah ibu dari Zevariel.

"Ratu.. tanyakanlah satu-satu, istriku ini terlalu antusias rupanya." ucap Raja Alaric, Ayah dari Zevariel.

Zevariel berkeringat dingin, dia tidak tau harus menjawab apa. Ibunya pasti akan marah besar jika mengetahui kebenarannya. Dan kemarahan Ibunya adalah yang paling menyeramkan melebihi Ayahnya.

Sudah menjadi rahasia umum di kerajaan ini jika sang ratu yang dulunya jenderal perang adalah orang yang sangat hebat sekaligus menakutkan. Jika Raja alaric adalah orang yang baik dan bijaksana, maka Ratu Seraphine adalah sosok kuat yang tegas. Jadi sekalipun sang raja terkenal dengan kebaikannya, tidak ada seorang pun yang berani memanfaatkan kebaikan raja. Karena jika itu terjadi, akan sangat menakutkan berurusan dengan ratu.

"Nak.. kenapa kau diam saja? Apa kau malu pada ibumu ini? Ibu sungguh penasaran dengan calon menantu ibu yang imut itu. Tidak mungkin kan putraku ini menculik calon istrinya sendiri?"

"Uhukk..." Javier yang menunggu di depan pintu tersedak mendengar kata-kata sang ratu.

Ratu Seraphine mulai curiga dengan reaksi anak pertamanya ini.

"Zevariel.. jawab ibu." ucap Ratu dengan senyum. Namun siapapun yang ada disana tau jika senyuman sang ratu saat ini menyiratkan sesuatu yang berbahaya.

"Ibu.. tenanglah... Aku hanya membawanya kemari, tapi dia tertidur. Jadi kupindahkan dia ke kamar yang memang sudah disediakan untuknya."

"Jadi kau membuatnya tertidur dengan kekuatanmu dan membawanya kemari?? Lalu apa kau sudah menjelaskan apa situasi yang sedang dihadapinya saat ini?"

"Itu.... Belum."

Praaangg....

Ratu Seraphine melempar cangkir teh yang sedang dipegangnya.

"Zevariel!!!"

Seketika udara di sekitar mereka terasa berat. Lantai mulai bergetar, tembok yang sudah dilindungi sihir ini pun menunjukkan garis tanda-tanda keretakan. Penerangan di sekitar mulai terganggu dan terjadi konslet di beberapa tempat. Matanya berkilat marah. Jika dibiarkan ini bisa menimbulkan serangan petir yang bisa menghancurkan seluruh istana.

"Ibu.... ibu tenanglah... aku bersalah.. tapi di istana ada Liora bu.. dia bisa terkena dampaknya."

Mendengar nama calon menantunya disebut, amarah ratu langsung reda. Dia lupa jika gadis itu hanya manusia biasa.

Akibat kemarahana ratu, istana harus melakukan renovasi besar-besaran. Pasukan istana diluar sana yang sempat mengira ada serangan dan dalam keadaan siaga sudah diberi info oleh Javier agar kembali ke posisi masing-masing. Javier yang kerjaannya sudah menumpuk jadi semakin menumpuk akibat ulah Pangeran Pertama yang seenaknya.

"Mungkin aku harus menjual mansionku, hidupku hampir seperti keluarga kerajaan yang tinggal di istana." ucap Javier meratapi kemalangannya.

Kembali ke ruang kerja Raja Alaric yang sudah porak poranda.

"Zevariel, kami tidak mendidikmu untuk menjadi lelaki brengs*k!"

Raja Alaric menyetujui ucapan istrinya dengan mengangguk-anggukan kepalanya. "Dengarkan kata-kata ibumu bocah."

"Katakan apa alasanmu melakukan hal itu."

"Saat aku datang ke dimensi dimana Liora berada, aku mengamatinya terlebih dahulu. Aku hanya ingin tau calon istriku orang yang seperti apa, lalu setelah itu aku berniat mendekatinya. Dia adalah orang yang banyak disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Dia orang yang bersinar ketika sedang memainkan alat musik. Tapi aku bingung harus mengatakan apa saat aku akan menemuinya nanti. Dan ketika dia sendirian aku memutuskan untuk mendekatinya dan bermaksud mengajaknya bicara. Tapi dia malah ketakutan. Aku terpaksa membekap mulutnya saat dia mencoba untuk berteriak. Dan setelah itu segalanya terjadi begitu saja. Aku terpaksa membuatnya tertidur agar dia tenang, lalu membawanya kemari. Sungguuh ibuu, aku tidak bermaksud buruk kepada calon istrinya."

Ratu hanya menghela napas lelah. Dia tidak menyangka jika putranya sebodoh ini soal wanita.

"Lalu sampai sekarang pun dia tidak tau apa-apa?"

"Tidak bu."

"Jika kau bukan anakku, aku sudah mengurungmu di penjara bawah tanah."

Ada alasan kenapa ratu sangat sensitif soal calon istri anaknya. Keturunan keluarga kerajaan Velmoria sudah memiliki pasangannya sejak lahir. Masing-masing pasangan akan memiliki tanda di punggungnya yang akan bereaksi jika bersentuhan. Biasanya pasangan dari keluarga kerajaan akan langsung dibawa ke istana sejak mereka kecil atau bahkan ada yang sejak bayi. Ada benang merah yang menghubungkan keduanya yang hanya bisa dilihat oleh keluarganya. Namun karena pasangan dari Zevariel ada di dimensi yang berbeda pencarian jadi semakin sulit. Raja dan Ratu tidak mungkin meninggalkan tahtanya dalam waktu yang lama. Akhirnya pencarian itu baru dilakukan setelah Zevariel dewasa dan membangkitkan kekuatannya.

Dan bagi ratu itu sangat tidak adil, karena mereka yang menjadi pasangan seolah tidak memiliki pilihan lain. Jika pasangan mereka adalah orang baik seperti Raja yang saat ini mencintai rat, maka ini akan menjadi sebuah anugerah. Namun jika sebaliknya, rasanya seperti mendapat kutukan.

Namun jika mereka tidak menikah sesuai dengan pasangannya dan berani menyentuh lawan jenis selain pasangannya, mereka akan merasa sangat kesakitan di bagian punggung yang terdapat simbol.

Dan bagi ratu situasi ini berkali lipat tidak adil bagi Liora. Dia pasti ketakutan dan kesepian berada di dunia yang asing ini. Sesungguhnya ratu sudah sejak dulu mendambakan anak perempuan, tapi kedua anaknya adalah laki-laki. Keduanya pun sama-sama pembuat onar sejak kecil.

"Huhh.. tidak bisa begini. Ibu tidak bisa tinggal diam. Besok ibu akan menemui Liora dan mengajaknya minum teh. Sampaikan pada pelayan yang melayani Liora."

"Kau. Keluar. Jangan panggil aku ibu jika kau belum meminta maaf pada Liora."

"Baik Ibunda.." ucap Zevariel

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Werewolf's Bride   Bab 115. Liora Menjauh

    Sejak malam saat Morgan menangis, Liora sedikit menjauh dari Morgan.Liora memutuskan untuk menciptakan jarak dengan Morgan secara perlahan, sedikit demi sedikit. Karena Morgan yang masih sangat rapuh. Liora mulai mengurangi waktu menemani Morgan belajar, meminta Morgan untuk sarapan sendiri, dan sesekali menolak permintaan Morgan untuk berjalan-jalan bersama.Namun Morgan bukanlah remaja biasa, dia sangat peka.. bahkan terlalu peka. Jika ada perubahan pada Liora walaupun hanya sedikit, dia langsung tahu."Kak, hari ini aku akan berpedang melawan paman John. Kakak akan melihatku kan? Aku mau menunjukkan..""Maaf Morgan, bisakah kau berlatih pedang sendiri dulu? Ada hal yang harus kulakukan, sebagai gantinya.. nanti sore kita jalan-jalan. Kau selesai sore kan hari ini?""...""Hmmm? Morgan?" Liora mengayunkan tangannya di depan wajah Morgan. "Mau kan? Jalan-jalan denganku nanti?" ucap Liora dengan senyum yang selalu terlukis dari bibir mungilnya."Baiklah." jawab Morgan patuh. Hanya sa

  • The Werewolf's Bride   Bab 114. Ketakutan Morgan

    Malam harinya, setelah memastikan Morgan tertidur, Liora keluar untuk mencari kucing emas yang tadi dia temui. Namun sudah mengitari seluruh mansion dan taman sekitar pun tidak ketemu.Akhirnya Liora memutuskan untuk kembali, namun langkah Liora terhenti ketika dia mendengar suara Isak tangis dari kamar Morgan. Liora masuk terburu-buru, namun dia tidak melihat keberadaan Morgan."Morgan?" panggil Liora.Tidak ada sahutan, hanya ratapan Morgan yang terdengar oleh Liora."Di sana kau rupanya." Liora berjalan perlahan menghampiri Morgan.Morgan terduduk di lantai pojok ruangan. Wajahnya sudah basah oleh air mata, ini pertama kalinya Liora melihat Morgan menangis lagi setelah sekian lama. Kondisi Morgan terlihat tidak biasa."Morgan.." panggil Liora lembut.Dia tidak menjawab, setelah Liora perhatikan.. mata Morgan terpejam. Namun tangan Morgan berusaha meraih udara kosong, dia seperti sedang mencari sesuatu yang hilang."Kakak.. kak Liora.. Jangan, jangan pergi. Kumohon.." jeda sejenak,

  • The Werewolf's Bride   Bab 113. Meong

    Waktu berlalu tanpa terasa. Liora tidak tahu sudah berapa lama dia terdampar di masa lalu. Hari-harinya diisi dengan menemani tumbuh kembang Morgan. Bocah yang dulu kecil dengan pipi bulat menggemaskan, kini semakin tinggi. Bahunya hampir setinggi Liora. Gerak-geriknya sudah lebih dewasa dan tidak cengeng seperti dulu. Namun tatapannya yang selalu mencari keberadaan Liora tidak pernah berubah.Lamanya waktu yang dihabiskan keduanya bersama membuat rasa sayang tumbuh. Tidak dipungkiri, Liora sangat menyayangi Morgan sebagai adiknya sendiri, seperti Liora pada Kael. Berbeda dengan Liora, rasa sayang yang ada di dalam hati Morgan sepertinya bukan pada seorang kakak.Tetapi semakin lama Liora berada di masa lalu, membuat Liora semakin putus asa. Dia sudah sangat merindukan Zevariel."Zevariel.." gumam Liora.Liora berjalan melewati halaman, mengacuhkan bunga dia sekelilingnya. Indahnya bunga-bunga di taman itu tidak mampu mengalihkannya dari semua yang berkecamuk di pikirannya.Tiba-tiba

  • The Werewolf's Bride   Bab 112. Jalan Keluar Rahasia

    "Astaga dasar bocah."Ucapan Liora membuat Morgan semakin mengerucutkan bibirnya."Aku akan cepat besar dan lebih tinggi dari kakak.""Iya iya.""Aku serius.""Iya aku tahu.""Dan aku akan menikahi kakak jika sudah besar nanti.""Bicara apa kau bocah, aku sudah punya calon suami.""Tidak boleh, siapa yang menemaniku jika kakak tidak ada.""Morgan, tidurlah. Sudah malam.""Kakak akan pergi sekarang?""Aku saja belum tahu bagaimana caraku kembali. Tidurlah, aku akan disini."Karena Morgan terus merengek. Liora menemani di samping Morgan sampai dia tertidur. Morgan tidur sambil menggenggam tangan Liora."Dia jadi lebih rewel hari ini. Selamat tidur Morgan kecil."***Siang itu Morgan sedang berlatih pedang seperti biasa. Setelah ini dia akan ada kelas memanah. Liora sudah hafal dengan jadwal Morgan. Tidak ada libur, setiap hari padat. Morgan hanya bisa beristirahat di malam hari. Itulah saat dimana dia biasanya berbincang dengan Liora sebelum tidur, menceritakan harinya yang padat dan me

  • The Werewolf's Bride   Bab 111. Serigala Merah

    Usai pesta yang memuakkan itu, ayah Morgan mengumpulkan semuanya. Termasuk kakek dan ibu tiri Morgan. Kemarahan terlihat jelas di wajahnya, ditambah dengan kesaksian para pekerja di sana.Untunglah setelah itu Morgan mendapat perlakuan yang layak, pendidikan yang bagus, dan juga latihan pedang. Dan yang lebih mengejutkan Liora, ternyata Morgan bisa berubah menjadi.. serigala? Serigala merah."Mungkin saja ibumu siluman serigala?" tanya Liora di waktu sore saat mereka sedang bersantai."Mungkin saja, tapi tidak pernah melihat ibu berubah jadi serigala?" jawab Morgan.Serigala merah itu berlarian kesana kemari mengelilingi Liora. "Sepertinya dia sendiri takjub dengan perubahan dirinya." gumam Liora.'Tunggu.. tapi Morgan yang kulihat saat sudah dewasa, tidak pernah memperlihatkan sosok serigalanya padaku.' ucap Liora dalam hatinya.Saat itu Morgan dan Liora mendengar suara seseorang mendekat."Morgan, kau harus sembunyi. Percayalah padaku, nanti aku akan menjelaskan padamu alasannya.""

  • The Werewolf's Bride   Bab 110. Ayah Morgan

    Sudah tiga hari berlalu sejak Liora ada di dunia Morgan kecil. Karena sering menghabiskan waktu bersama, mereka jadi semakin akrab. Kini Liora tahu alasan dibalik kekerasan yang Morgan terima.Ayah Morgan mencintai seorang wanita yang bukan kaum barbarian, ibu kandung Morgan adalah rakyat Velmoria. Kakek Morgan sangat menentang keduanya, namun dua-duanya keras kepala dan melarikan diri. Mereka hidup damai di sebuah pedesaan kecil. Suatu hari terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa ibu kandung Morgan.Ayah Morgan memutuskan untuk pulang kembali ke keluarganya setelah menerima surat permintaan maaf dari kakek Morgan. Kakeknya yang menyarankan ayah Morgan untuk menikah lagi karena Morgan masih kecil dan membutuhkan sosok ibu. Itulah kenapa ayahnya menyetujui pernikahan ini.Lalu tidak terasa tibalah hari saat pesta. Selama ini Liora dan Morgan hanya berbincang saat tidak ada orang. Liora selalu mengikuti kemana pun Morgan pergi, apa saja aktifitas Morgan, Liora selalu ada di sampingnya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status