"Radit Lu harus ikut. Ini pertandingan berkelas Dit. Enggak banget deh kalau Lu enggak sampai ikut Dit. Tim basket masih butuh kapten kayak Lu!" ucap Vino panjang lebar menasihati sahabatnya itu.
Namun, Radit acuh tak acuh menanggapi ucapan dari Vino.
"Vin, asal Lu tahu ya! gue sudah capek dengan ini. Lagian kan, ada Elga yang akan gantiin posisi gue, gue nggak mau kalau soal ini saja gue berurusan terus sama dia Vin!" Radit menghempaskan bolanya ke lantai.
"Dit, mending Lu ikut gue latihan ntar besok Dit,kita harus bangkit. Problem Lu cuma satu Lu nggak percaya dengan kenyataan!" ketus Vino meninggikan suaranya suaranya.
"Vin, Lu nggak pernah tahu punya orang tua yang tinggal berjauhan dan gue merasa sendiri terus.Gue berpikir untuk apa gue jadi orang yang populer di kampus tapi kepribadian gue berantakan!" keluh Radit pada sahabatnya itu.
"Dit,sekarang yang dilakuin Nyokap Lu itu yang terbaik di Please, Lu harus dewasa. Gue cuma kepengen Lu kuliah. Hutang Lu sudah terlalu banyak dan Lu kudu tunjukin ke semua orang bahwa Lu mampu menghadapi ini semua!" tukas Vino panjang lebar.
Beberapa waktu kemudian Vino pun pamit pulang dari rumahnya.
Siang itu udaranya lumayan panas terlihat Radit bergegas ke kampus karena sudah terlalu lama ia bolos kuliah.
Namun, di perjalanan mobil Radit mogok. Radit pun turun dan memeriksanya ternyata air aki mobil nya habis.
Radit mengawasi di sekitarnya terlihat Radit menyeberang jalan dia tidak melihat dari kejauhan mobil yang melaju dengan kencang ke arahnya.
Terlihat seorang perempuan yang terburu-buru mengejar sesuatu. Perempuan itu memakan biskuit dan sesekali ia menunduk kebawah sembari membenarkan Tali sepatunya. Perempuan itu tidak melihat Radit yang berjalan di depannya.
Sesaat perempuan itu menoleh ke depan ia langsung tercengang melihat Radit di hadapannya. Perempuan itu tidak dapat mengendalikan setir mobilnya. Kecelakaan pun terjadi Radit tergeletak tak sadarkan diri wajah dan tshirtnya dilumuri banyak darah sesegera perempuan itu turun dan berlari menghampiri Radit.
"Darah!" ucap perempuan itu gugup.
Entah apa yang ia pikirkannya Ia berlari meninggalkan Radit dan dia berteriak.
"Papa tolong Julie. Julie takut!" desah perempuan itu sembari menghentikan kakinya.
Sesaat ia mengawasi Radit terlihat di area perkebunan teh tersebut. Tidak ada orang di sekitar mereka sesaat seorang bapak setengah baya menghampiri perempuan itu dan Radit.
"Pak tolong saya Pak!"ucap Julie tergesa-gesa.
"Iya neng, Aden ini harus kita bawa ke rumah sakit. Sok atuh mari bapak bantu!"ucap Bapak tersebut seraya mengangkat tubuh Radit ke dalam mobil Julie.
Mobil itu pun melaju dengan kencang menuju rumah sakit setempat. Sesampai di rumah sakit, Radit langsung ditangani oleh Dokter.
"Neng Terima kasih ya neng,"ucap bapak itu menghampiri Julie di ruang tunggu.
"Pak bukan Bapak yang berterimakasih, melainkan saya pak"ucap Julie ramah. seraya berdiri .
"Neng tapi berkat neng juga bapak bisa bertemu sama anak perempuan bapak" ucap bapak itu senang.
"Oh maksud bapak anak perempuan bapak ada di rumah sakit ini?" ucap Julie seraya bertanya pada bapak itu.
" Iya Neng, anak bapak seorang suster di rumah sakit ini.Bapak sudah rindu sama Naya dia sudah lama nggak pulang"ujar bapak itu.
Obrolan mereka terhenti saat suster menghampiri Julie dan bapak itu.
"Mbak Anda teman orang yang kecelakaan tadi kan?" tanya suster itu menghampiri Julie.
"Iya, iya suster saya temannya. Ada apa suster, apa teman saya baik-baik saja kan?" ucap Julie gugup
Apa yang kau tahu tahu tentang sebuah tanggung jawab Berani berbuat berani pula untuk bertanggung jawab." Temen Mbak lagi ditangani oleh dokter. Ini dompet dan ponselnya. Tolong hubungi keluarganya!" ucap suster tersebut panjang lebar dan Julie pun langsung membuka isi dompetnya ia melirik KTP."Namanya Aditya Hermawan" ucap Julie dalam hatinya.Suster itu pun berlalu pergi terlihat Julie mengotak ngatik ponsel Radit."Mungkin ini nomor ponsel mamanya" ucap Julie bergumam.Julie pun langsung menghubungi nomor tersebut." Halo Sayang, kenapa Mama kan udah transfer uang sampai 2 bulan. Dah ya sayang Mama lagi sibuk!" ucap Mama Radit yang langsung mematikan ponselnya itu.Julie pun mematikan ponselnya."Aduh gimana nih? apa yang mesti aku lakuin? mamanya saja Sibuk banget sampai-sampai aku nggak ada kesempatan untuk ngomong!"ucap Julie yang menampakan waja
Di luar Julie masih tetap bertahan menunggui Radit suster yang baru keluar dari kamar Radit mengeluh dengan suster yang lainnya."cowok yang ada di kamar 305 itu nggak mau makan kak. Aku sudah mencoba meminta dia untuk makan. Pasti kali ini aku kena marah lagi sama suster kepala" ucap Suster itu mengeluh dengan rekan nya.Julie hanya mendengar ocehan suster itu yang melewatinya."Dit, kamu harus makan. Gimana mau sembuh jika dia tidak mau makan!" ucap Julie bergumam.Dia masih berada di luar kamar pria itu.Dia tidak mampu untuk menunjukkan wajahnya karena dia tidak mau menjadi Makian laki-laki itu.Pagi itu suster kembali mengantarkan sarapan untuk Radit.Julie meyakinkan dirinya untuk masuk ke dalam kamar Radit.Radit hanya Acuh Tak Acuh mengawasi Julie."Ngapain lagi sih loh datang ke si
Beberapa waktu kemudian Radit pun terbangun dari tidurnya ia seakan tersentak melihat Julie yang berada di sampingnya." Elu itu memang cewek yang aneh ya!" ucap Radit tersentak kaget karena dia terkejut melihat Julie berada yang disampingnya. Sedangkan Julie justru ia tersenyum simpul melihat Wajah ketus Radit terhadapnya." Kapan eloh nyampenya? Giliran dibutuhin saja eloh nggak ada,sekarang gue lagi gak butuh eloh nongol disini!"ucap Radit mendengus dia memimikkan wajah kasarnya."Aku baru sampai Dit, sekarang kamu kan sudah bangun, gimana kalau kita keluar kamar saja!" tawar Julie pada Radit dengan wajahnya yang begitu ceria seakan dia sudah akrab dengan laki-laki itu."Gue nggak mau, kalau eloh mau keluar ya eloh saja yang keluar!gue nggak, tiba-tiba mood gue hilang karena ada loh!"ucap Radit Ketus.Dia meninggika
Sesampai di rumah Radit dia turun dengan dibantu oleh Julie dan juga satpam rumah Radit. Tiga hari berlalu Julie harus mondar-mandir antara Bandung dan Jakarta."Gimana kalau loh tinggal di sini saja kan enggak terlalu banyak waktu eloh mesti bolak-balik!"tawar Radit pada Julie.Julie pun menyetujuinya ia langsung pulang ke Jakarta untuk meminta izin dan cuti kuliah untuk sementara waktu.Tidak lama baginya dalam satu hari itu dia pun kembali ke rumah Radit. Terlihat laki-laki itu tengah siap-siap untuk pergi ke kampusnya dia berpakaian rapi layaknya seorang mahasiswa."Kamu mau ke mana?" tanya Julie terbatah."Gue mau kuliah kan loh sendiri yang bilang gue harus bisa dengan keadaan gue sendiri ya sudah sekarang gue akan pergi ke kampus dengan menggunakan sekrup" ucap Radit
Ponsel Radit berdering sesegera Radit melirik lalu mengangkatnya ternyata yang menelepon itu adalah Elga harga mengajak Radit ke diskotik."Dit kalau nggak halo eloh tidak sampai datang Berarti benar kalau cuman cowok pecundang!!"ucap Elga sembari mematikan ponselnya itu.Radit Tengah siap-siap di kamar Radit sengaja diam-diam pergi tanpa memberi tahu ke semua orang yang ada di rumahnya.Bahkan Julie tidak mengetahui Radit pergi dari rumahnya itu. Namun hingga sampai malam tiba Radit belum kunjung pulang Julie memutuskan untuk menghubungi Vino sahabat Radit.Akan tetapi Vino juga tidak tahu di mana keberadaan Radit berada Julie menyuruh Vino untuk datang ke rumah Radit.Mereka berdua pergi mencari Radit."Julie,gimana kalau kita ke diskotik saja!" ucap Vino memberi masukan Seraya menstater mobil
Seperti Apa hubungan itu sebenarnya hubungan itu adalah saling terikat satu sama lainnya walau jarak dan waktu telah memisahkan antara kita.Tapi ini adalah hati Biarkanlah hati yang berbicara karena hati tidak bisa untuk berdusta.Ternyata Julie dan Radit saling membutuhkan tapi Radit tidak mampu karena ia masih saja menginginkan Tika untuk kembali padanya.Terlihat Radit menghubungi sahabatnya Vella ada di Jakarta."Vel, sepertinya gue punya feeling ke Julie tapi gue sudah banyak nyusain dia Vel!"ucap Radit ditelepon."Gue cuman berharap kalau eloh harus tahu kalau Julie itu benar-benar tulus menolong eloh. Ya Itu kan di luar kendali loh kalau loh bisa suka sama dia. Ya secara dia yang nabrak eloh kan wajar kalau kalau dia merasa bersalah dan baik pada loh" ucap Vella di telepon."Thanks ya Vel" ucap Radit mematikan ponselnya.
Julie dan Vino pun pamit pulang dari rumah Radit. Karena Vino tidak ingin jika ayah Julie akan menunggu terlalu lama walau sebenarnya ia ingin sekali mengajak Julie sekedar berjalan-jalan.Mereka berada di dalam mobil sebenarnya Julie masih enggan untuk pulang, dia ingin sedikit lebih lama lagi di rumah Radit walau Radit selalu jutek bahkan Angkuh terhadapnya.Tapi dia sudah mempunyai feeling terhadap pria itu yang membuat dia mampu untuk meredam rasa kecewanya ketika Radit selalu Angkuh berbicara padanya, mungkin cinta bisa merubah segalanya."Jul,kamu lihat tidak tampang Radit saat melihat kita tadi.Pasti Radit pikir kita memiliki hubungan!" seru Vino yang tetap konsentrasi menyetir mobilnya itu.Julie tersenyum simpul menanggapi ucapan Vino."Vin, terkadang aku ini bingung deh sama Radit. Sebenar
Semua kisah cinta memang amatlah manis terasa sepergi Deru ombak yang mengalun ngalun seakan menari-nari di pesisir pantai.Sama halnya yang dirasakan oleh Julie pada saat itu."Dit, mau sampai kapan kita berada disini Dit? Aku mengantuk"lirih Julie dia menguap menandakan bahwa ia ingin sekali tidur."Jul, gue cuma takut karena bisa saja mereka nunggu kita diluar"ucap Radit datar."Tapi aku ngantuk Dit"ucap Julir manja.Radit langsung memeluk Julie dengan keadaan yang sangat mengantuk Julie pun tertidur dipelukan Radit."Den, mengapa kalian disini?"tanya seorang kakek-kakek pada Radit yang membuat Radit sedikit curiga mengapa ada orang di dalam hutang selarut itu."Den, jangan takut.Saya orang baik Den"ucap Bapak itu tersenyum ramah pada Radit.&nbs