Kelvin berjalan menuju kantin tersebut dengan perasaan marah melihat Zico dan kedua anak buahnya berada di sana. Ingin sekali rasanya melupakan amarahnya untuk menghajar mereka. Namun, melihat banyak para siswa-siswi lainnya di sana, dia mengurungkan niatnya. Kedua tangannya yang tadinya mengepal, dia lemaskan. Sementara wajahnya yang tadinya memasang ekspresi marah, kembali ke expresi biasa.
Sesampainya di kantin tersebut, dia memesan nasi goreng dengan lauk ayam panggang dan jus jeruk kepada pegawai kantin. Setelah itu, dia duduk di sebuah kursi yang berada di sebelah meja berbentuk bundar.Para siswa dan siswi yang berada di situ menjadi heran melihat Kelvin bisa membeli makanan di kantin. Dalam hati mereka bertanya-tanya, “Tumben sekali anak miskin itu bisa membeli makanan enak? Dari mana anak pemulung itu punya uang untuk beli makanan enak di sini? Jangan-jangan dia mencuri!”Pegawai kantin itu kemudian membawakan sarapan Kelvin ke tempat meja duduknya. Kemudian, Kelvin memberikan uang $10 dolar kepada pegawai kantin itu. Sebenarnya harga nasi goreng dan ayam panggang itu $5 dan jus jeruk $1. Namun, saat pegawai kantin itu ingin memberikan uang kembalian, Kelvin berkata, “Ambil saja kembaliannya.”Seketika para siswa dan siswi yang sedang makan di kantin ini terkejut. Ada yang tersedak makanannya sendiri, ada yang menjatuhkan gelas di saat ingin minum, dan lain-lain. Mereka tidak menyangka, kalau Kelvin yang selama ini mereka kenal sebagai anak paling miskin di sekolah ini, bersikap seperti itu.Kelvin menahan tawa mengetahui keterkejutan siswa-siswa lain saat melihat perbedaan dirinya yang tidak seperti biasanya. Tadinya Kelvin tidak bisa makan enak seperti ini. Dia biasanya bekerja cuci piring di kantin dulu jika ingin makan. Kalau tidak, dia biasanya memakan sisa makanan yang telah dibuang di tempat sampah. Seperti itulah kehidupan Kelvin sebelum memiliki sistemNamun, sekarang berbeda. Semenjak memiliki sistem, dia merasa hidupnya jauh lebih mulia. Akan tetapi, ada sesuatu yang membuatnya sangat sedih, yaitu kehilangan seorang ibu.Setelah selesai sarapan, dengan segera Kelvin langsung bergegas menuju kelasnya, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Sesampainya di kelas, apa yang diduganya ternyata benar. Baru saja dia masuk ke dalam kelas beberapa langkah, bel tanda masuk telah berbunyi, membuat dia mempercepat langkahnya menuju ke bangku yang biasanya menjadi tempat duduknya, lebih tepatnya bangku yang berada di belakang di paling pojok kanan kelas ini.Tak lama kemudian, seorang guru pria berusia sekitar 30 tahunan, memakai baju putih dengan jaz hitam yang menjadi kombinasinya, dan celana hitam yang menjadi pakaian bawahannya, berjalan santai masuk ke dalam kelas. Guru itu duduk di meja mengajar, kemudian menyapa para muridnya.“Selamat pagi, Anak-anak!”Semua siswa-siswi yang ada di kelas ini dengan kompak menjawab secara bersamaan, “Selamat pagi juga, Pak Guru!”“Oh, ya. Silakan kumpulkan PR Matematika kalian,” ujar guru itu ketika teriingat kalau para muridnya memiliki PR Matematika.Para siswa dan siswi pun langsung mengambil buku Matematika masing-masing, setelah itu mereka mengumpulkannya di meja guru, kecuali Kelvin.Kelvin menggerutu dalam hati. “Aduh! Bagaimana ini? Aku lupa kalau sekarang ada PR. Dan juga, buku Matematika-ku sudah lenyap terbakar di tong itu kemarin. Sistem, apakah kau bisa menolongku di saat seperti ini?”[Master coba cek buku-buku baru Master yang berada di tas. Semuanya sudah terisi dengan tulisan yang sama persis seperti buku-buku Master sebelumnya. Dan PR Matematika Master semuanya sudah ada jawabannya.]“Benarkah?” Kelvin mengulas senyum senang, dan dengan segera dia langsung mengecek buku yang berada di dalam tas-nya, untuk memastikan apakah yang baru saja dikatakan sistem itu benar atau tidak?Setelah mengecek buku-buku yang berbeda di tas-nya, ternyata apa yang dikatakan sistem itu benar, membuat senyum Kelvin menjadi semakin melebar.“Kelvin Stewart!” Guru itu memanggil nama Kelvin karena hanya dia yang belum mengumpulkan PR Matematika-nya. “Cepat kumpulkan PR-mu!”“Baik, Pak!” Dengan cekatan, Kelvin langsung mengambil buku Matematika-nya dari tas. Dan ternyata juga isinya tulisan materi Matematika lengkap, dan PR-nya semuanya telah terisi jawabannya. Dia membawa buku itu untuk dikumpulkan ke meja guru.Guru itu mengoreksi dan menilai semua PR para muridnya. Setelah selesai, dia memberikan buku itu lagi kepada muridnya.Saat Kelvin melihat nilai PR Matematika-nya, sudut bibirnya terangkat ke atas. Dengan perasaan gembira dia berkata dalam hati. “Wah! Nilaiku 100. Padahal, sebenarnya bukan aku yang mengerjakan PR-nya.”Di sisi lain, Xenovia yang tempat duduknya di sebelah kiri Kelvin melebarkan matanya saat melirik buku Kelvin. Gadis itu tidak menyangka, kalau Kelvin bisa mendapatkan nilai 100 di pelajaran yang menurutnya paling sulit ini. “Wah! Kau pintar sekali, Kelvin? Nanti ajarin aku Matematika juga, ya?”Kelvin menjawab sembari tersenyum ke arah gadis itu. “Iya, Xenovia. Nanti aku ajari!”Xenovia adalah satu-satunya siswi di sekolah ini yang tidak membenci Kelvin. Malahan, selama ini gadis itu yang selalu membelanya di saat dia akan dihajar oleh Zico. Jadi sudah wajar kalau Kelvin tersenyum dan bersikap baik padanya, meskipun dia adalah adiknya Zico, orang yang sangat dia benci.Zico yang mendengar percakapan antara Xenovia dengan orang yang paling dia benci itu langsung menoleh ke arah adik perempuannya itu sembari berkata, “Kau jangan dekat-dekat dengan anak sampah itu, Xenovia!”Xenovia langsung mendelik ke arah kakaknya itu yang duduk di depannya. “Apa yang kau bilang, Kak? ... Sampah?! ... justru dirimu itulah yang sampah!”Pada saat itulah, guru yang mendengar keributan itu langsung berkata dengan intonasi tinggi sembari menatap Xenovia dan Zico. “Hey, Kalian! Berani sekali kalian berdua bikin keributan di kelas! Cepat berdiri di depan!”“Ta–tapi kan saya cuma ....”Belum Xenovia sempat menyelesaikan perkataannya, guru itu langsung menyergah, “Tidak ada kata tetapi! Cepat maju ke depan!”Xenovia tidak bisa berkata-kata lagi. Dia hanya bisa menurut saja dengan gurunya itu, berjalan maju ke depan kelas sembari menundukkan kepala. Zico pun juga berjalan maju ke depan.Di depan, Guru Matematika itu menghukum mereka, menyuruh mereka berdiri dengan satu kaki sambil menjewer telinganya sendiri.Melihat Zico terkena hukuman seperti itu, Kelvin merasa sangat senang. Namun, dia merasa kasihan jika Xenovia juga terlibat dalam hukuman itu. Dan menurutnya, yang paling bersalah dalam hal ini adalah Zico.[Misi sistem terpicu.][Bebaskanlah Xenovia dari hukuman Guru Matematika.][Reward: Masih misteri, dan akan diketahui setelah misi berhasil diselesaikan.][Waktu: Sebelum jam Matematika selesai.][Status misi: Sedang berlangsung.]Mendapatkan misi seperti itu, Kelvin berpikir keras dan bertanya-tanya dalam hati. “Bagaimana caranya aku membebaskan Xenovia dari hukuman guru?”[Jelaskan saja pada guru dengan kata-kata apa pun yang menurut Master bisa membuat Guru Matematika itu percaya bahwa Xenovia tidak salah, tetapi Zico yang salah.]Setelah mendapatkan jawaban dari sistem, Kelvin mengulas sebuah senyum tipis. Tentu saja karena dia telah mendapatkan gambaran dan ide bagus untuk membebaskan Xenovia, sekaligus menyelesaikan misi ini.Ide seperti apakah yang dipikirkan Kelvin untuk meluluhkan hati Guru Matematika itu agar Xenovia dibebaskan dari hukuman?Di dalam ruangan ini, Jaka melihat cahaya dari luar yang masuk melewati sela-sela pintu masuk yang ditutup. Dia mengernyitkan dahi. Karena penasaran, dia pun beranjak berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju ke arah pintu untuk mengecek, ada apakah di luar?Ketika dia sampai di dekat pintu dan tangannya hendak meraih tuas pintu tersebut, dia mendengar suara Xenovia dan Kelvin sedang berbicara di luar.Mendengar suara Kelvin yang berkata akan membangun Suku Ndiwek menjadi Kota, membangun istana, serta ingin menjadikan dia dan istrinya menjadi raja dan ratu, Jaka merasa terharu dan langsung membuka pintu tersebut sembari berkata, “Kau tidak perlu melakukan itu, Nak. Melihat kalian pulang dengan selamat saja aku sudah sangat bersyukur.” Pria itu kemudian mendekat ke arah mereka, lalu memeluk Kelvin dan Dewi Lily.“Tanpa bantuan Xenovia, kami tidak akan selamat, Ayah,” kata Kelvin, dia dan Dewi Lily membalas pelukan Jaka.“Tidak!” kata Xenovia. “Aku tidak melakukan apa pun. Sis
“Ibu angkatmu?” tanya Xenovia, tidak mengerti dengan yang baru saja diucapkan Kelvin. “Kekuatan cahaya kehidupan?”(Sepertinya pemuda itu ingin mengajak Master untuk menggabungkannya kekuatan Sistem Cahaya dengan Kekuatan Sistem Kehidupan.)Ketika Kelvin hendak membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Xenovia, tiba-tiba gadis itu langsung berkata, “Apakah kau ingin menggabungkan kekuatan Sistem Cahaya dan Sistem Kehidupan?”Kelvin tidak terkejut dengan perkataan Xenovia, karena dia bisa menerka kalau gadis itu pasti baru saja diberitahu oleh Sistem Cahaya. Dia hanya merespon ucapannya dengan berkata, “Benar, aku ingin menghidupkan kembali Dewi Lily. Dia adalah ibu angkatku yang telah dibunuh oleh ayahmu.”“Dewi Lily? Dibunuh oleh ayahku?” ulang Xenovia. Dia penasaran denga sosok ‘Dewi Lily’ yang baru saja dikatakan Kelvin, tetapi dia juga merasa bersalah, ketika ayahnyalah yang membunuh ibu angkat pemuda itu. Dia tidak bisa membayangkan betapa sakitnya perasaan Kelvin setelah kehilanga
Xenovia melepaskan Radiant Crescent Blade, senjata tersebut melesat ke arah Alex dan berhenti tepat tiga meter di atas kepalanya.Pada detik-detik yang menegangkan itu, waktu seolah-olah membeku saat Xenovia mengucapkan kata kunci skill ...."Skill Ultimate: Lunar Radiance!"Semburan cahaya yang menyilaukan meledak dari senjata Radiant Crescent Blade, menelan Alex dalam kecemerlangannya yang membakar. Setiap serat dari tubuhnya berteriak kesakitan saat cahaya yang kuat itu meresap ke dalam kulitnya, membakar seperti seribu matahari yang berapi-api. Penglihatannya kabur, dikonsumsi oleh cahaya yang menyilaukan saat gelombang rasa sakit yang menyiksa melonjak ke seluruh tubuhnya, setiap denyut nadi terasa seperti belati yang menusuk dagingnya.Berjuang untuk mempertahankan ketenangannya, Alex mengertakkan gigi melawan siksaan yang luar biasa, otot-ototnya menegang dalam upaya yang sia-sia untuk menahan gempuran Lunar Radiance. Bulir-bulir keringat menetes di dahinya, berbaur dengan air
(Misi dimulai. Ucapkan kata kunci skill ‘Skill Evasion: Teleportasi’ untuk berpindah ke lokasi tujuan.)“Tolong beri aku penjelasan secara detail tentang kekuatan sistem dan cara menggunakannya!” Tentu saja Xenovia harus meminta penjelasan. Bagaimana mungkin dia bisa langsung terjun menjalankan misi, jika dia belum tahu sama sekali tentang seluk-beluk kekuatan sistem? (Master ucapkankan saja ‘Open Equipment’, nanti akan muncul layar hologram yang akan menunjukkan beberapa perlengkapan yang Master butuhkan.)Xenovia pun menurut dan langsung mengucapkan, “Open Equipment.”Setelah itu, muncullah sebuah layar hologram di depannya, yang menunjukkan beberapa item perlengkapan tempur._________________________Equipment1. Senjata -Radiant Crescent Blade [Use]2. Aksesoris-Topeng Lunar Luminescence [Use]-Gaun Dawnbreaker [Use]-Sepatu Dawnbreaker Sprint [Use]_________________________(Senjata dan aksesoris itu akan membantu Master dalam pertarungan melawan Master Sistem Kegelapan nanti.
Setelah mendengar penjelasan dari sistem, Kelvin Stewart dengan mantap membuat keputusan.“B!” serunya tanpa ragu.Dengan memilih huruf ‘B’, artinya Kelvin memilih Xenovia sebagai Master Pemilik Sistem Cahaya. Dia ingin gadis itu sendiri yang memutuskan nasib ayahnya. Dia ingin agar gadis itu sendiri yang memutuskan untuk membinasakan ayahnya atau tidak. (Sesuai pilihan Anda, saya akan menjadikan Xenovia sebagai Master saya.)Cahaya dan data-data yang berada di depan Kelvin tiba-tiba lenyap. Kelvin tahu Sistem Cahaya pasti telah pergi ke tempat Xenovia yang kini berada di Suku Ndiwek.***Di Suku Ndiwek, lebih tepatnya di dalam rumah Jaka, Xenovia sedang duduk tegak di kursi panjang ruang utama. Diva dan Jaka duduk di sisinya, tetapi sekarang mereka hanya diam saja karena sudah tidak memiliki topik pembicaraan setelah ngobrol berjam-jam dengannya.Dalam keheningan itu, tiba-tiba cahaya yang amat terang muncul di depannya, menghiasi ruangan dengan pesona yang mampu membuat siapa saja
“Skill Evasion: Teleportasi.”Setelah mengatakan kata kunci skill itu, dalam sekejap mata, Kelvin telah berpindah di Kota Terratory, lebih tepatnya di halaman taman mansion Xenovia yang megah dan indah.Namun, keindahan taman itu cepat sirna saat pandangan matanya menangkap pemandangan yang mengerikan—Master Sistem Kegelapan dengan kejamnya mencengkeram kaki satpamnya sendiri hingga terdengar suara 'crack' dari tempat Kelvin berdiri.“Aaaaaaaaarrgh!” Satpam tersebut berteriak kesakitan.Dari sini Kelvin juga melihat Xena berdiri di sana. Dia melihat wanita itu langsung meraih pistol yang berada di celananya dan mengarahkan pistol tersebut ke arah Master Sistem Kegelapan itu. Namun sebelum wanita itu menarik pelatuknya, pria itu lebih dulu meninjunya dengan kekuatan dahsyat.Duar!Tinju dahsyat dari Master Sistem Kegelapan yang telah mencapai level 100 itu menciptakan suara yang memekakkan telinga, menyebabkan Xena terlempar ke udara. Tubuh wanita itu melayang dan menabrak pohon sakura
Tanpa berpikir panjang, Kelvin pun langsung berlari menghampiri mereka. Meskipun atribut kecepatannya telah mencapai maksimum, tetapi kali ini dia berusaha untuk berlari dengan kecepatan seperti orang biasa pada umumnya.Mendengar suara langkah kaki dari belakang, Jaka menghentikan langkah kakinya, begitu juga dengan Diva, gadis itu juga mendengar suara langkah kaki orang yang sedang berlari di belakangnya. Secara bersamaan, mereka berdua kemudian menoleh ke arah belakang, dan seketika itu juga, mereka melihat seseorang sedang berlari ke arah mereka, dan orang itu sudah tidak asing lagi bagi mereka.“Itu kan ....” “Itu Kak Kelvin!” Diva langsung merespon dengan cepat sebelum Jaka menyelesaikan perkataannya. Gadis itu tersenyum sumringah melihat orang yang sangat dirindukannya.Setelah Kelvin sampai di hadapan mereka, Diva langsung memeluk kakaknya itu sembari berkata, “Kakak, akhirnya kau kembali juga. Diva kira Kakak akan lama tidak kembali lagi. Diva sudah sangat merindukan Kakak,
Sebuah serangan tenaga dalam yang sangat dahsyat menghantam Master Sistem Kegelapan itu hingga terpental, menabrak pagar tembok yang berada di sebelah pintu keluar itu hingga jebol—pria itu terlempar sekitar ratusan meter dan jatuh terguling-guling di taman.Satpam yang sedang duduk di kursi panjang yang terletak di sebelah gerbang terbelalak melihat itu. Dengan segera, satpam itu berlari menghampiri pria itu seraya berteriak, “Tuan Alex!”***Sementara di dalam rumah, Xenovia berkata pada Kelvin dengan suara bergetar. “Kelvin, tolong jelaskan maksud semua ini! Kenapa ayahku tiba-tiba menjadi jahat setelah melihatmu, dan kenapa kalian memiliki kekuatan mengerikan dan ingin saling membunuh?”“Aku akan menjelaskan semuanya, tetapi tidak di sini.” Kelvin berjalan mendekati Xenovia dan ibunya.“Di mana?” tanya Xenovia penasaran.Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, Kelvin langsung menyentuh tangan Xenovia dan ibunya sembari mengucapkan kata kunci skill.“Skill Evasion: Teleportasi.”***“
“Apa yang ingin kau lakukan?” Pria itu menepis tangan Kelvin dengan kasar di saat pemuda itu hendak menyentuh tangan Xenovia. Kelvin terkejut dengan apa yang baru saja pria itu lakukan padanya. Dia menundukkan kepalanya di saat melihat tatapan mata pria itu yang terlihat sangat tidak bersahabat. Kemudian, dia bertanya pada sistem melalui pikiran. “Sistem, apakah pria ini tahu kalau aku ingin menteleport Xenovia?”[Sepertinya Sistem Kegelapan bisa mendeteksi tindakan yang akan Master lakukan.]“Apa yang ayah lakukan?” Xenovia pun dibuat terkejut dengan perlakuan kasar ayahnya pada Kelvin. “Dia ini temanku!”“Iya, Xenovia benar! Kenapa kau bertindak kasar kepada calon menantu kita?” kata ibu Xenovia sembari berjalan dengan cepat menghampiri mereka. “Menantu kita?” Pria itu mendengus. “Aku tidak sudi memiliki menantu sampah seperti dia!”“Sampah?” ulang Kelvin sembari mengepalkan tangannya. “Ya! Kau hanyalah anak sampah!” kata pria itu. “Kau si anak pemulung yang tinggal di kolong jem