Share

manis

"Aku tahu perasaanmu, Mas. Namun ini bisa boros namanya, dan sikap boros itu berteman dengan syaitan. Jika Mas sungguh ingin membelikan maka cukup satu saja." Aku meraih salah satu dari tumpukan pakaian itu.

"Kamu yakin hanya mau beli satu?"

"Iya, Mas. Cukup sehelai saja dengan kerudungnya," balasku.

"Tapi ini akan jadi seserahan," ucapnya ragu.

"Seserahan hanya simbol Mas, kapan kapan aku bisa beli beberapa helai lagi," jawabku.

"Baik jika begitu, Jannah."

Kami membayar dan bergegas pergi dari mall karena hari semakin siang.

"Oh ya, kita makan dulu?"

"Apa gak sebaiknya kita makan di rumah Bu saja?" usulku.

"Ada resto terbaru terkenal di depan Mall ini, kita coba yuk," ajaknya.

"Ya udah Mas, oke."

Kami berjalan bergandengan menuju restoran yang ada di seberang jalan. Setelah memilih tempat duduk yang nyaman Mas Rafiq mulai memanggil pelayan untuk memesan menu yang dia inginkan.

"Kau mau ayam atau daging?"

"Apa aja Mas," jawabku.

"Kalau minumnya? kamu mau apa?"

"Apa aja Mas, yang pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status