Share

Bab 4

Author: Tirfa Ledina
last update Huling Na-update: 2021-08-15 18:06:31

Adelion masuk dalam ruangan yang sangat megah dengan sombongnya lalu duduk di singgasana yang terlihat indah itu. Semua yang ada dalam ruangan membungkuk hormat pada Adelion. Pria itu kini sedang fokus mendengarkan ucapan seorang utusan dari kerjaan peri.

Disisi lain Yuna sedang sibuk jalan-jalan di taman istana. Bella yang merupakan pelanyan pribadi Yuna terus saja memberikan nasehat untuk kembali ke kamar. Gadis itu tak peduli, taman ini indah dan sangat ajabi mana mungkin Yuna akan melewatkan hal ini. Tiba-tiba sesuatu yang kecil melompat ke arah Yuna.

"Wah, apa ini?" Ujar Yuna sambil melihat Seekor katak yang memiliki sayap.

Gadis itu langsung mengikuti katak itu. Yuna baru pertama kali melihat katak terbang, Sungguh katak yang bisa terbang sangat menarik untuknya. Yuna terus mengejarnya hingga tak sadar ada seseorang yang berjalan mendekat padanya.

Brakkk

Yuna jatuh terduduk, sekarang pantatnya terasa berdenyut. Yuna kemudian mendongak saat seseorang mengulurkan tangannya. Gadis itu tercengang melihat wajah mulus seorang pria di depannya.

"Apa kamu tidak apa-apa?" Ujarnya.

"Wah, wajahmu sangat mulus," Ujar Yuna masih dalam keadaan tercengang.

Pria itu kebingung melihat Yuna. Gadis itu lalu berdiri dan mendekat pada pria mulus di hadapannya.

"Apa yang kau gunakan hingga wajahmu bisa mulus seperti ini, kau sangat cantik." Yuna mulai mencubit pipi pria itu dengan gemas.

"Kau tidak punya ekor dan telinga?" Ujar Yuna mulai menelusuri wujud pria di hadapannya.

"Kau sangat cantik," Ujar Yuna.

"Nona, kita harus kembali!" Teriak Bella dari kejauhan.

Yuna mendengus kasar lalu mengambil katak terbang itu. Yuna menghentikan langkahnya ketika ia mengingat sesuatu, kemudian berbalik mentap pria yang masih mematung di sana.

"Sampai jumpa, orang cantik." Yuna lalu pergi setelah melemparkan senyuman pada pria itu.

Jantung pria itu tiba-tiba berdegup kencang sambil melihat punggung Yuna yang sudah menghilang dari balik pohon. Baru pertama kali pria itu di panggil cantik, padahal ia adalah pria.

"Menarik," Ujar pria itu lalu pergi.

***

Yuna berhasil sampai di kamarnya. Setelah tau jika Adelion akan pergi ke kamarnya, gadis itu tiba-tiba kaget. Dengan susah payah Yuna memanjat jendela kamarnya berusaha sampai lebih dulu dari Adelion.

"Apa yang kau lakukan di situ?" Ujar Adelion sambil duduk di kasur milik Yuna.

"Eh, aku hanya berolahraga saja," Ujar Yuna.

"Kau membantah perintahku?" Ujar Adelion.

"Mana mungkin aku keluar?" Ujar Yuna.

"Kau harus di hukum," Ujar Adelion.

"Hah?! Jangan kumohon, jangan penggal kepalaku. Aku masih ingin hidup," Ujar Yuna dengan wajah memohon.

Adelion lalu merapalkan matra, tiba-tiba tubuh Yuna bergerak berjalan menuju Adelion lalu memeluknya. Adelion tersenyum puas melihat wajah Yuna yang sudah memerah karena malu.

***

Selama seharian penuh Yuna selalu memeluk Adelion dari belakang karena sihir yang di berikan Adelion padanya. Pria itu tidak ingin melepas sihirnya bahkan ketika Yuna sudah memohon padanya. Yuna sekarang sedang duduk di dalam sebuah pertemuan, selama pertemuan Yuna hanya duduk sambil memegang lengan baju Adelion.

Setelah memohon cukup lama Adelion akhirnya memberikan keringanan ketika ia akan menghadiri sebuah pesta penyambutan untuk utusan dari kerajaan peri. Pria itu tidak melepaskan sihirnya, dia hanya membuat Yuna tidak lagi memeluknya tapi hanya memegang tangannya saja.

Dalam pesta Yuna menemukan sosok cantik yang di temuinya di taman. Ingin rasanya Yuna melambaikan tangannya untuk menyapa sosok cantik itu tapi dia tidak mampu karena masih dalam pengaruh sihir Adelion.

Dari tempat duduknya Fairuz menemukan Yuna yang duduk di sebelah Adelion. Fairuz lalu memberikan senyuman pada Yuna, gadis itu membalasnya sekilas lalu memasang wajah datar kembali. Beberapa wanita bangsawan menghampiri Fairuz dan mulai membicarakan banyak hal yang membuat pria itu muak, pria itu tau para wanita bangsawan ini hanya mengincar kekuasaannya saja.

Pesta hampir berakhir dan sihir Adelion akhirnya lepas dari Yuna. Gadis itu lalu membuang nafas panjang dan mulai merenggangkan tubuhnya yang sudah menjadi patung selama dua jam. Gadis itu tak peduli pada tamu yang menatapnya dengan aneh, tubuhnya lebih penting.

"Aduh tubuhku terasa remuk saja," Ujar Yuna.

Adelion meninggalkan Yuna, pria itu masih harus mendiskusikan beberapa masalah politik dengan para pejabat dan petinggi kerajaan. Fairuz akhirnya meninggalkan ruangan, pria itu sungguh muak dengan semua orang yang ada dalam pesta. Pria itu tau mereka hanya mencari muka padanya.

"Maaf aku harus keluar mencari angin segar," Ujar Fairuz dan meninggal para bangsawan itu.

Yuna mengambil beberapa makanan enak itu dengan rakus. Ada banyak orang yang menatapnya tapi gadis itu putuskan untuk makan di luar saja dan jauh dari pesta penyambutan ini.

"Aish... Makan di sini membuatku muak saja," Ujar Yuna lalu pergi dari ruangan itu.

Yuna duduk di bawah pohon dengan ada banyak kunang-kunang yang menjadi alat penerangannya saat makan. Yuna memberikan beberapa makannya pada kunang-kunang yang sudah mau menemaninya di sini. Seekor anak macam lucu tiba-tiba mendekat pada Yuna yang masih sibuk makan.

"Kau mau makan? Ini aku kasih daging yang besar ini, mau jadi teman Yuna nggak?" Ujar Yuna sambil memberikan satu potong daging yang besar.

Macan itu mendekat pada Yuna lalu memakan daging pemberian Yuna dengan lahap. Setelah selesai makan anak macan itu lalu berubah menjadi seorang anak kecil.

"Terima kasih sudah memberikan aku makan," Ujarnya lalu membungkuk hormat.

"Kenapa kamu bisa sampai di sini? Dimana orang tuamu?" Ujar Yuna.

"Sudah tidak ada," Ujar anak itu denga wajah yang tertunduk.

Anak itu terlihat akan menangis, Yuna yang melihat itu langsung membawa anak itu dalam pelukannya. Gadis itu tau perasaan kehilangan orang tua, ia juga pernah merasakan perasaan kehilangan seseorang yang di sayangi.

"Jangan sedih, nanti ayah dan ibumu juga akan sedih di sana," Ujar Yuna.

"Nama kamu siapa? Mau berteman dengan Kak Yuna?" Ujar Yuna sambi melemparkan senyuman.

"Nama aku Atlan," Ujar anak itu ragu.

"Jadi Atlan mau berteman dengan kak Yuna?" Ujar Yuna.

Atlan lalu mnyentuh dahi Yuna dengan telunjukknya. Tiba sebuah cahaya berwarna biru muncul di dahi Yuna seiringan dengan sebuah garis yang terukir di dahi Yuna. Atlan lalu berubah menjadi pria dewasa yang Yuna kenali adalah pria cantik yang di temuinya di taman.

"Kemana Atlan?" Ujar Yuna.

"Kenapa kau bisa di sini?" Ujar Yuna melihat Fairuz.

"Pria tidak cantik tapi tampan. Aku anak yang tadi," Ujar Fairuz.

"Apa? Kau bisa mengubah dirimu jadi anak kecil?" Ujar Yuna.

"Biar aku memperkenalkan diri, Aku adalah Atlan Fairuz dari kerajaan peri."

"Wah, kau bisa sihir ternyata. Apa kau bisa mengajariku? Aku harus pulang ke tempat asalku," Ujar Yuna.

"Kau bukan orang dari sini?" Ujar Fairuz dengan wajah bingung.

"Iya, aku berasal dari bumi," Ujar Yuna.

"Ah, tadi kupikir kau berasal dari bangsa yang sama denganku tadi," Ujar Fairuz.

Disisi lain Adelion sedang mencari keberadaan Yuna yang tiba-tiba menghilang. Pria itu akhirnya pergi keluar dari ruangan itu ketika ia merasakan sisa sihirnya pada Yuna dari luar ruangan. Pria itu lalu menarik Yuna yang sedang asik bebicara dengan seorang peri utusan dari kerajaan peri. Ia kesal melihat Yuna yang tertawa ceriah bersama pria itu.

"Adelion? Kenapa kau ada di sini?" Ujar Yuna.

"Ikut aku!" Ujar Adelion sambil menarik Yuna pergi.

"Eh, tunggu aku masih harus bicara dengan Fairuz," Ujar Yuna berusaha menghentikan langkah Adelion yang terus menariknya pergi.

"Tidak boleh! Kau tidak boleh berbicara dengannya lagi" Ujar Adelion.

Yuna kesal pada Adelion yang datang ketika Fairuz akan memberikan cara untuk kembali ke bumi, gadis itu kini rindu dengan rumahnya. Walau tak ada yang menunggnya di sana, tapi setidaknya masih ada kenangan orang tuanya di sana. Fairuz tertawa kecil ketika melihat Adelion dan Yuna menjauh.

"Sekarang aku tau rahasiamu," Ujar Fairuz.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Time Travel: Rahasia dan Rasa!!   Bab 21

    Sambil mengepakkan sayapnya yang besar ia melintasi ibu kota, beberapa penduduk yang menyadarinya ikut tercengang melihat seekor naga sedang terbang di atas langit di mana tanah peri berdiri. Naga terkenal dengan sifat sombong dan angkuhnya, mereka juga sulit di tundukkan karena sifat mereka. Warna naga menentukan kekuatan yang di milikinya, warna hijau adalah yang terlemah dan merahlah yang terkuat. "Itu naga hitam! Bagaimana dia bisa di sini?" "Tunggu! Ia raja naga! Dan pemiliknya adalah sang raja kerajaan Emerald!" "Apa terjadi sesuatu?" Itulah beberapa tanggapan penduduk ibu kota yang terkejut melihat keberadaan sang raja dari para naga. Azura muncul di secara tiba-tiba dengan wujud rubah puti kecilnya, ia mengomeli sang naga dengan kesal karena telah membawa Yuna sembarangan tanpa menunggunya. Sejak tadi Azura telah mengikuti sang naga dengan tergesa-gesa saat Adelion dengan entengnya mengikat tubuhnya di atas tiang menggunakan rantai mana. "Sebenarnya sejak kapan vampir s

  • Time Travel: Rahasia dan Rasa!!   Bab 20

    "Bella kau bisa pergi sekarang. Aku akan mengompres sendiri mataku," Ujar Yuna melepas handuk hangat dari matanya yang bengkak. "Kau juga tampak lelah Bella. Istirahatlah, aku baik-baik saja. Lagi pula aku akan sangat senang karena aku akhirnya bisa lepas dari kurungan ini," Ujar Yuna hingga Bella hanya mampu terdiam. "Aku akan sangat merindukanmu nona," Ujar Bella. Yuna cukup terkejut saat mendengar penuturan Bella. Ia menoleh melihat kearah Bella yang telah menutup pintu, Yuna pernah mendengar dari Sarfaras jika makhluk di dunia ini tidak bisa hidup tanpa adanya aliran mana. Mereka bisa mati dalam beberapa jam hanya jika mereka meninggalkan dunia ini, maka dari itulah gerbang dunia fana di segel rapat-rapat. "Nona?" Panggil Azura yang sedang dalam wujud rubah putihnya. "Ah, Azura. Sepertinya aku harus memberikan ucapan perpisahan denganmu," Ujar Yuna sambil bulu halus milik Azura. "Eh? Kenapa tiba-tiba." Azura tampak terkejut. "Aku akan kembali ke dunia fana besok. Kau tentu

  • Time Travel: Rahasia dan Rasa!!   Bab 19

    "Maafkan aku nona. Aku tidak bisa menceritakan hal itu. Alam akan menghukumku jika membocorkan masa lalu," Ujar Azura hingga Yuna terlihat kecewa. "Ah, begitu ya." Yuna terlihat cukup kecewa, ia merebahkan. Sambil menatap langit-langit, ia jadi teringat oleh buku kuno Rahasia dan rasa. Yuna kembali terduduk, "Deluciana. Apa kau tau tentang dia Azura?" Tanya Yuna penuh rasa penasaran. "Dari mana nona tau nama itu?" Azura cukup terkejut saat mendengar sebuah nama yang ia kenali keluar dari bibi Yuna. "Ah, aku sebenarnya mendapatkan sebuah buku." Yuna kemudian berdiri dan mengambil sebuah buku di atas meja. Melihat buku itu Azura langsung mengenalinya, ia berusaha menyentuh buku itu namun setruman listrik malah ia rasakan di jari-jarinya. Buku itu sudah lama hilang bersama sang Dewi Lucian, ia benar-benar curiga dengan munculnya buku yang telah lama hilang ini. Buku itu menyimpan sebuah rahasia tentang keberadaan sang Dewi yang hilang karena sebuah kejadian. "Bagaimana bisa buku it

  • Time Travel: Rahasia dan Rasa!!   Bab 18

    'Deluciana' adalah nama seorang gadis yang berkali-kali di sebutkan dalam buku kuno Rahasia dan Rasa.Ada sebuah legenda yang menceritakan tentang seorang Dewi yang jatuh cinta dengan makhluk dunia fana. Kisah cinta mereka bahkan telah di buat berbagai versi mulai dengan ending yang manis, hingga ending yang menyedihkan. Namun tak ada yang tau bagaimana akhir dari kedua pasangan tersebut. Legenda hanya menceritakan setengah dari kisah keduanya tanpa ada akhir.Ada banyak nama yang sering orang-orang gunakan untuk menggambarkan sang Dewi. Mulai dari sebutan pemilik cahaya, kecantikan yang tidak pernah padam, hingga Dewi yang terkutuk. Setelah membaca satu halaman Yuna akhirnya sadar jika buku ini adalah diary seorang bernama Damian."Tunggu, apa aku boleh membaca buku diary orang lain? Bukannya ini tidak sopan?" Yuna menutup buku karena merasa bersalah telah membaca satu halaman dari diary orang lain.Yuna meletakkan buku di atas nakas kemudian memilih untuk segera tidur agar rasa pena

  • Time Travel: Rahasia dan Rasa!!   Bab 17

    Sang Demon kemudian menghilang meninggalkan kesunyian di tempat itu, Lucas akhirnya ambruk dan tak sadarkan diri. Ia sudah melewati batas penggunaan mana dan hal itu menyebabkan kesadaran menghilang untuk beberapa hari kedepan. Kesatria lainnya kemudian membopong tubuh Lucas untuk mendapatkan perawatan. Sarfaras memberi hormat pada Fairuz dan berterimakasih atas bantuannya. "Pemilik darah peri yang agung, mahkluk rendahan ini mengucapkan rasa terimakasih atas bantuannya," Ujar Sarfaras. "Berdirilah," Ujar Fairuz. "Kali ini mungkin kita berhasil selamat, tapi Demon sudah terlalu kuat untuk bangsa peri tangani. Aku bahkan heran kenapa dia menyembunyikan kekuatannya itu," Ujar Fairuz menatap keatas langit. "Itu benar, aku rasa tidak lama lagi sang Demon akan memulai perang," Ujar Sarfaras. Fairuz menatap ke arah bulan, ia mengernyitkan dahi atas ucapan Sarfaras. Perkataan Sarfaras tidak salah, perang pasti terjadi. Demon pemimpin bangsa kegelapan sudah sangat lama berselisih dengan

  • Time Travel: Rahasia dan Rasa!!   Bab 16

    "Ada apa denganku?" "Hei, berhenti mengikutiku!" Ujar Adelion. Setelah mengatakan hal tersebut, tubuh Adelion ambruk begitu saja. Yuna jadi kebingungan akan hal tersebut, tidak akan ada pelayan yang bisa masuk ke tempat ini. Jadi mungkin saja Adelion akan sepanjang malam tidur di atas lantai yang dingin. Yuna berbalik arah meninggalkan Adelion, rasa kebenciannya terhadap pria tersebut membuat dia di butakan amarah. "Untuk apa aku harus peduli? Aku membencinya. Sangat-sangat benci padanya," Ujar Yuna. Yuna pergi dari sana, tapi tiba-tiba saja mata Yuna berkaca-kaca. Tangannya meremas kuat gaunnya mencoba menahan perasaan aneh, setelah terbangun dari mimpi itu tubuhnya terus bereaksi terhadap pergerakan Adelion. Setiap reaksi tubuh nya terus saja tidak sejalan dengan keinginannya. Yuna berbalik dan menatap ke arah Adelion yang masih dengan wajah menahan sakit luar biasa. "Yang mulia, apa kau bisa mendengarku? Kemana aku harus membawamu?" Ujar Yu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status