Share

Tiga

Author: Lia
last update Last Updated: 2020-09-27 00:06:23

Shenling berjalan pelan. Pria paruh baya bertubuh tambun segera mengikuti sambil menggendong   punggung sosok pria muda yang ditemukan gadis itu.

   Gadis muda tersebut akhirnya mengambil keputusan untuk menyelamatkan lelaki tidak dikenal itu. Ia bahkan membayar orang untuk membawa lelaki itu pulang ke rumahnya. Sebenarnya, Shenling sempat ingin membawa pemuda yang membuatnya jatuh itu ke rumah sakit, tetapi masalahnya dia tidak punya uang. Ini saja dia sudah habis-habisan untuk menyewa paman gemuk itu agar membantu membawa orang itu ke rumahnya. 

   'Ah, Shenling, kau terlalu baik hati. Seharusnya kau pergi dan tidak ikut campur. Sekarang lihat saja bagaimana nasibmu selanjutnya,' gerutunya pada diri sendiri.

   'Sudahlah. Mungkin dia nanti akan membayarku. Lagipula meski habis dirampok, para perampok itu meninggalkan pedang ini. Aku bisa menjualnya,' ucapnya sambil menatap pedang yang berada di genggaman tangan.

'Kelihatannya ini pedang asli dan kuno. Beratnya saja sampai beberapa kilo. Pasti harganya mahal.'

    "Nona, hei, Nona!" panggil si pria paruh baya itu kesal. Punggungnya sudah sakit dan kaki terasa pegal, tetapi justru gadis yang membayarnya senyum-senyum sendiri.

    "Ada apa?" tanya Shenling sedikit terkejut. Ia menduga-duga, mungkin pria itu lelah dan ingin berhenti.

    'Bagaimana ini? Padahal rumahku masih agak jauh,' ujarnya sedikit panik.

   "Nona, apa rumahmu masih jauh? Punggungku seperti mau patah sekarang," gerutu lelaki tersebut.

   "Oh, sudah tidak jauh, kok. Tinggal beberapa langkah lagi, Paman."

   "Heh, lagian ada apa sih dengan temanmu ini? Kenapa dia memakai pakaian seperti ini? Beratnya saja berkilo-kilo. Mabuk sih boleh, tapi masa harus memakai kostum aneh segala?" dumel lelaki itu lagi.

   "Mungkin itu memang pesta kostum, Paman. Jadi ya, dia berpakaian seperti itu."

   "Mungkin? Bukankah dia temanmu? Atau kalian memang tidak saling mengenal?"

   "Tentu saja kami saling mengenal. Dia memang temanku. Hanya saja dia tidak bilang ke mana dirinya pergi hari ini. Mungkin beberapa teman yang lain mengajaknya berpesta dan meninggalkan dia begitu saja setelahnya," kelit Shenling sambil tertawa gugup. Ini semua karena dirinya berbohong kepada paman itu. Shenling takut jika berkata dia menolong orang asing, maka orang itu akan dibawa ke rumah sakit dan dia yang harus bertanggung jawab untuk biayanya.

    "Tapi ada yang aneh," cetus pria di sampingnya itu lagi.

"Kenapa aku tidak mencium bau alkohol, ya? Yang ada malah bau anyir."

    "Benarkah?"

    Pria itu mengangguk sambil menatap Shenling curiga.

   "Itu semua ... itu semua pasti karena hidung Paman bermasalah," jawab Shenling cepat. 

   "Apa katamu?" 

   Shenling tidak menanggapi. Gadis itu malah menutup hidung.

"Ya ampun baunya. Baunya saja menyengat sampai sini. Benar-benar memuakkan," ujarnya.

    Si paman terlihat bingung dan bertanya-tanya,

"Apa benar ya, hidungku yang bermasalah?"

***

    Di sebuah ruangan yang berhias ornamen unik, putri Lanshang tampak duduk seorang diri. Mata indahnya terlihat sayu. Kepalanya diletakkan di atas meja. Ia benar-benar lesu dan tidak bersemangat. Biasanya ia selalu suka bermain, tetapi kali ini meski para dayang dan pelayan membujuknya untuk bermain dengan mereka, dia menolak dan justru menyuruh mereka pergi.

    Semenjak kecil, Lanshang sudah akrab dengan sang jenderal yang adalah sahabat kakaknya. Mereka selalu bermain bersama. Leewan -nama sang jenderal- yang mengajarkan dia bermain layangan serta sering memanjat pohon untuk memetikkan buah untuknya.

    Beranjak remaja dan semakin dewasa, rasa persahabatan itu semakin berubah. Sang putri mulai merasa ada yang lain setiap kali melihat Leewan. Degup jantungnya berdetak lebih cepat. Wajahnya juga sering merona merah saat pemuda itu menggodanya. Gadis itu semakin mengerti bahwa rasa persahabatan tersebut telah berubah menjadi cinta.

    ,'Tapi apakah kini semua terlambat? Bodohnya aku. Harusnya kuutarakan rasa sebelum dia pergi. Mengapa harus canggung hanya karena aku seorang wanita dan seorang putri?' rutuknya dalam hati.

'Ayah juga pasti tidak akan menentang. Dia selalu memenuhi keinginanku dan sangat menyukai Leewan. Kenapa aku bodoh dengan keraguanku?'

     Gadis itu memejamkan netra beningnya. Dalam bayangannya, tampak sang jenderal muda tampak gagah dengan baju zirahnya, pergi sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

    "Tidak, tidak, jangan pergi. Tidak!" teriak gadis itu keras.

    "Lanshang, bangun!" seru seorang pemuda yang berdiri di hadapannya. Mata sang putri terbeliak lebar. Ia lalu segera memeluk pemuda tersebut.

    "Kakak," ucapnya pelan dengan air mata menitik.

"Aku takut, Kak. Bagaimana kalau Leewan tidak pernah ditemukan?"

    "Tenanglah, Adikku," ucap sang pangeran sambil menepuk-nepuk pelan punggung sang adik.

"Ayah kita adalah seorang kaisar. Beliau pasti bisa menemukannya. Selama Leewan masih ada di bumi ini, kita akan menemukan dia secepatnya."

***

    Setelah berjalan sekian lama, akhirnya Shenling dan paman itu tiba juga di rumah gadis tersebut.

   "Dia kuletakkan di mana?" tanya sang paman yang sudah tampak sangat kelalahan. Peluh bercucuran membasahi kening dan tubuhnya.

   Shenling membuka pintu kamar.

"Letakkan saja di tempat tidur," ujarnya. Pria itu hanya menurut. Tidak lama setelahnya beliau keluar dari kamar.

   "Nona, jujur saja. Dia itu kekasihmu, bukan?" tanya pria itu.

   "Paman, sebaiknya jangan sok tahu. Jangan bergosip seperti tante-tante."

   Lelaki berambut tipis itu terkekeh. 

"Kalau bukan kekasih, lalu kenapa dia berada di kamarmu? Jangan tutupi lagi. Pasti ada sesuatu di antara kalian."

   "Paman, kau suka sekali bergosip. Begini saja, bagaimana kalau kau bawa lagi ke rumahnya? Letaknya masih agak jauh sih."

   "Tidak. Tidak perlu. Tidak usah. Ya sudah, terserah kamu saja. Apa pun hubungan kalian, aku tidak peduli. Aku pamit sekarang," ucap lelaki itu dengan nada tergesa dan bergegas pergi.

    'Fiuh, akhirnya paman cerewet sok tahu itu pergi juga,' gumam Shenling dalam hati. Dia lalu menoleh pada pemuda tidak dikenal yang dibawanya pulang.

'Baik. Sekarang waktunya untuk menangani dirimu.'

    Beberapa saat kemudian, gadis itu disibukkan mengobati luka sang pemuda. Setelah beberapa saat akhirnya semua selesai.

    'Untunglah tidak ada luka parah dan aku cukup terampil membalut luka, karena sering terluka waktu kecil. Hai, Orang Asing, kau berutang budi padaku. Kuharap kau bisa membayarnya saat bangun nanti. Bagaimanapun juga, bantuanku ini tidak gratis,' ucap Shenling sambil tersenyum.

     

***

    Bunyi berisik dan kilau mentari yang menembus sela-sela jendela kamar membuat Leewan terbangun. 

    'Di mana aku? Tempat apa ini?' gumamnya dalam hati. Dia melihat sekeliling dan terperangah. Tempat tersebut dipenuhi benda-benda yang menurutnya aneh dan selama ini belum pernah dia lihat.

     Pemuda itu lalu menyadari sesuatu. 

'Pedang ... pedangku. Di mana pedangku?' ujarnya sambil kembali memeriksa, tetapi tidak menemukannya.

     'Tempat aneh ini. Apa mungkin sarang penyihir? Jadi pasukan musuh menangkapku dan memberikan aku menjadi tawanan seorang penyihir?'

    Leewan kembali terkejut saat pintu terbuka dan seorang gadis bergegas masuk.

    "Kau sudah bangun rupanya," ucap gadis berparas ayu yang tidak dikenalnya itu. Perempuan muda itu berjalan mendekat. Leewan langsung bersikap waspada dan membanting gadis itu di tempat tidur.

    "Siapa kau? Apa kau penyihir yang selama ini menjadi anak buah musuh?" tanyanya.

    "Apa maksudmu? Apa begini caramu memperlakukan orang yang menolongmu?"

    Leewan diam sesaat. Ditatapnya wajah gadis itu. 

    'Kelihatannya dia tidak tahu apa-apa. Mungkin dirinya juga sandera di tempat ini,' putusnya. 

    "Baiklah, aku percaya padamu," ujar Leewan.

    "Lalu bisakah kau menyingkir? Aku mau bangun."

    Leewan diam sesaat dan kembali menatap wajah gadis di depannya itu.    

Shenling berdehem keras setelah beberapa saat. 

    'Orang ini apa-apaan sih?' gumamnya dalam hati. 

    Leewan sendiri tersadar dan segera menyingkir dengan wajah sedikit bersemu.

    'Bodoh. Sempat-sempatnya aku terpesona. Siapa tahu dia memang penyihir yang sengaja memikatku?' gumamnya dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jasmin Mubarak
jd inget drakor fith 😁😁
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Time love chronicles   Empat tiga

    Changlan kembali roboh bersimbah darah. Hujaman sejumlah pedang menusuk tubuhnya. Shenling menjerit histeris memanggil nama pria itu. Mendadak tangan Leewan dan Lanzhou seolah terbakar. Cekalan mereka pada Shenling terlepas dan gadis itu kembali berlari menghampiri Changlan. Dipeluknya yang telah diam tersebut erat. Derai air mata mengalir deras di wajah Shenling. Wuyan menatap gadis itu tanpa belas kasihan."Bunuh penyihir itu sekarang!" Beberapa orang mematuhi perintah. Mereka bergegas maju membawa pedang berniat menyerang Shenling. "Shenling!" teriak Leewan. Ia dan Lanzhou hendak bergegas maju. Akan tetapi, sinar putih tiba-tiba memantul dan membuat keduanya kemudian terjatuh. Leewan kembali beringsut untuk maju, tetapi Lanzhou memegang pundaknya dan menggeleng."Kita tidak akan bisa masuk." "Ta

  • Time love chronicles   Empat dua

    "Pasukan kerajaan Wuyan menyerbu perbatasan kerajaan kita," lapor seorang pasukan yang bergegas masuk ke dalam tenda. Leewan dan Lanzhou terperanjat dan bangkit berdiri. Hari ini memang sang pangeran tengah berkunjung ke tempat itu dikawal oleh para pengawal. Ia ingin mencari tahu tentang kabar apakah Shenling sudah ditemukan. Meski tahu cintanya bertepuk sebelah tangan, tetap saja ia tidak bisa tenang dan selalu memikirkan gadis itu. "Apa maksudmu? Ceritakan dengan jelas!" perintah Leewan. Ia tidak menyangka masalah akan datang bersamaan. Sementara Shenling tidak jelas rimbanya, kini malah ada kerajaan Wuyan yang menyerang perbatasan. "Itulah yang hamba tahu. Sebuah surat tiba dari perbatasan baru saja. Mereka meminta bantuan, karena kali ini pasukan Wuyan sangat kuat," jawab pasukan itu lagi. "Kata mereka, ada siluman rubah dan gadis berkemampuan aneh membantu tentara Wuyan," lanjutnya lagi

  • Time love chronicles   Empat satu

    Changlan tertegun diam mendengar perkataan Shenling. Gadis tersebut lalu menjelaskan tentang Yanche dan Chenyang. "Chenyang dulu sahabat baikku. Begitu pula Yanche. Dia cinta pertamaku, tapi semua berakhir saat mereka mengkhianatiku. Bukan hanya itu, mereka juga berusaha menyakitiku, bahkan membunuhku," ucap Shenling dengan mata berkaca-kaca. Changlan segera bangkit dari duduknya dan melangkah mendekat. Ia kemudian memeluk erat gadis itu. "Maafkan aku. Aku tidak tahu tentang itu. Semua pasti terasa berat bagimu sekarang. Kurasa kita memang harus benar-benar pergi dari sini," ucapnya. Shenling menggeleng."Tidak," tolaknya."Aku akan menghadapi semua itu." "Tapi mereka benar-benar jahat. Apa kau bisa mengatasinya?" Shenling tersenyum kecil."Kau tenang saja. Aku bukanlah gadis yang lemah. Kejadian demi kejadian yang menerpa menemp

  • Time love chronicles   Empat puluh

    Hari sudah beranjak siang. Shenling dan Changlan tengah bersiap untuk pergi. Semalam mereka telah menyusun rencana. Shenling memutuskan untuk tidak jadi pergi dan membantu orang-orang itu hidup merdeka. "Apa kau sudah tidak ragu lagi?" tanya Changlan dalam perjalanan. Mereka hendak menemui pangeran Wuyan untuk bekerja sama. Hal tersebut adalah usul dari nenek Shan yang mengetahui bahwa pangeran dari kerajaan tetangga tersebut memendam amarah dan sakit hati pada kerajaan Lan. "Semua karena putri Lanshang telah menolak menikah dengannya dan memilih bersama jenderal Lee, Pangeran Wuyan merasa sangat dipermalukan," ujar wanita uzur tersebut malam sebelumnya. Shenling diam termangu. Mendengar nama jenderal Lee, membuat hatinya membuncah tidak menentu. Changlan menatap gadis itu sekilas. "Jika kau ragu, kita bisa membatalkannya," ucap pemuda itu. "Kenapa kau selalu membuat dia

  • Time love chronicles   Tiga sembilan

    Semua kedamaian dan kebahagiaan itu kemudian berlalu cepat. Semua berawal dari pemberontakan seorang bawahan raja. Dia ingin berkuasa. Tuduhan sang ratu adalah penyihir tersiar luas. Isu tersebut semakin kuat setelah beberapa orang menteri dan pejabat meninggal secara misterius. Tuduhan tersebut semakin menguat. Raja didesak untuk menurunkan dan menghukum mati ratu yang memang memiliki kemampuan untuk menyihir. Juga untuk membunuh Shenling yang dianggap putri penyihir. Sang raja tentu menolak. Orang-orang yang semula setia berpaling dan mengkhianati kerajaan. Mereka membelot dan memprovokasi kerajaan Lan yang waktu itu hanya kerajaan kecil. Seranganpun terjadi tanpa terelakkan di dalam istana. "Ayah, Ibu!" seru Shenling sambil berlari menuju ruang utama. Gadis itu tadinya bersama pengawal yang masih setia. Akan tetapi dia justru melarikan diri saat para musuh juga menyerang pengawal itu. &nbs

  • Time love chronicles   Tiga delapan

    Nenek Shan menyambut Shenling di kediamannya. Dibanding kediaman yang selama ini pernah ditinggali Shenling, kediaman ini yang paling kumuh. Tempatnya kecil dan dibangun ala kadarnya. Meski begitu keadaan di dalam rumah itu terbilang cukup bersih. Nenek Shan segera menyuruh Shenling duduk. Gadis di hadapannya tersebut tersenyum sambil mengangguk sopan, meski begitu keraguan membayang jelas di wajahnya. Wanita tua yang membawa tongkat itu mulai menceritakan semuanya. Tentang keluarga kerajaan yang pernah menguasai negeri itu sebelum kekuasaan direbut oleh raja yang sekarang. "Tapi itu semua tidak mungkin. Aku bahkan tidak berasal dari masa ini. Anda pasti sudah salah mengenali orang. Aku bukanlah tuan putri yang Anda cari. Cucu Anda itu pasti sedang berada di suatu tempat dan mungkin sedang menanti Anda untuk membawa dia kembali," ujar Shenling. "Aku tidak salah. Kau memang cucuku. Akulah yang mengirimmu pergi ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status