"Jika aku pergi dan menghilang, apa kamu akan mencariku?" tanya Keiko kepada Jonatan yang sedang tidur di atas paha Jonatan.
"Aku tidak perlu mencari mu," jawab Jonatan singkat, dan membuat Keiko mengerutkan dahinya. Jonatan menyadari ekspresi ketodak sukaan Keiko. "Apa kamu tidak menyukai ku lagi?" tanya Keiko dengan nada sebal. "Aku tidak perlu mencari sayang, karena aku tidak akan membiarkanmu menghilang dalam kehidupan ku lagi. Aku akan membuatmu tetap selalu berada di sisi ku," jawab Jonatan sambil mencium kening Keiko. "Bukankah hari ini kamu masuk shift malam?" tanya Jonatan kepada Keiko. "Emm" jawab Keiko mengangguk membenarkan ucapan Jonatan. "Kalau gitu, aku akan siap-siap berangkat dulu," ucap Jonatan yang memberi isyarat kepada Keiko untuk bangun. "Apa kau tidak bisa memberikan shift malam kepada ku di hari lain selain malam minggu," ucap Keiko memprotes Jonatan. "Aku itu dokter bagian bedah sayang, bukan kepala dokter yang bisa mengontrol jadwal mu,"jawab Jonatan sambil mencubit hidung Keiko. "Tapi setidaknya kan, kamu bisa membantuku bilang kepada dokter kepala. Dokter kepala kan pamanmu," cetus Keiko tidak terima dengan jawaban Jonatan. "Emmm gimana kalau kamu mengakui hubungan kita? Pasti secara otomatis kamu tidak akan mendapatkan shift malam di malam minggu," jawab Jonatan menggoda Keiko. Pasalnya selama 6 bulan berpacaran, Keiko meminta Jonatan untuk menyembunyikan status hubungan mereka. Keiko tidak mau orang lain salah paham dan menganggap nya mencari kemudahan karena berpacaran dengan Jonatan. Sebagai dokter residen yang baru saja menjalani prakter nyata di rumah sakit, Keiko faham jika hubungan nya dengan Jonatan diketahui banyak orang, akan menjadi bahan cibiran. Jonatan adalah anak pemilik rumah sakit ini, semua wanita hampir tergila-gila dengannya. Wajahnya yang tampan, body yang tinggi kekar dan kulit putihnya yang mulus, membuatnya berada di herarki tertinggi di rumah sakit ini. Namun Jonatan tidak ingin memegang rumah sakit ini secara langsung. Dia lebih suka menjadi dokter biasa dari pada pusing mengurusi birokrasi dalam rumah sakit ini. Jonatan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Hari ini ada 3 operasi yang harus dia lakukan,dan sudah menjadi prinsipnya untuk memberikan yang terbaik saat dimeja operasi. Selesai membersihkan diri, Jonatan menghapiri Keiko yang sibuk menyiapkan sarapan. Selama berpacaran, Keiko dan Jonatan tinggal di apartemen yang sama. Namun selalu berangkat sendiri sendiri saat kerumah sakit. Untuk menghindari kecurigaan di rumah sakit. Keiko pun juga bersikap acuh saat di rumah sakit. Dia benar benar tidak bisa membiarkan dirinya menjadi bahan pergunjingan karena hubungan nya dengan Jonatan. Keiko menatap Jonatan saat makan dengan tatapan yang tidak biasanya. Jonatan menyadari tatapan Keiko. "Kenapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Jonatan. "Enggak ada apa-apa, hanya saja aku sangat bahagia memiliki cintamu selama ini, dan aku akan mengingatnya dalam hati dan fikiran ku," jawab Keiko. Jonatan menyelesaikan makan nya dan menghampiri Keiko. Jonatan memeluk Keiko dan mengecup kening Keiko. "Baiklah, ingat aku dalam fikiran mu selalu, agar fikiran mu hanya terisi oleh ku," jawab Jonatan dengan senyuman. Keiko membalas pelukan Jonatan. Air mata Keiko tiba tiba jatuh tidak tertahan. Secepat kilat Keiko mengusap air matanya agar tidak ketahuan oleh Jonatan. "Besok libur kan, kita nonton yuks," ajak Keiko. "Emm boleh, karena besok hari ulang tahun mu, aku akan menuruti semua keinginan mu," ucap Jonatan sambil membelai rambut Keiko.****
Esok hari nya.Keiko sudah pulang dari rumah sakit. Dia membangun kan Jonatan yang masih terlelap dalam mimpi nya. Keiko menatap wajah Jonatan yang tertidur. Membelai wajah Jonatan dengan halus agar Jonatan tidak terbangun, lagi lagi air mata Keiko jatuh tanpa tertahan. Kali ini air mata Keiko jatuh di pipi Jonatan dan membuat nya terbangun. Dengan segera Keiko menghapus air mata nya."Kamu sudah pulang sayang ku?" tanya Jonatan yang sedikit terkwjut ada air yang mengenai pipinya. Jonatan tahu itu air mata Keiko. Namun Jonatan tidak ingin meembuat Keiko merasa tidak nyaman."Emm," jawab Keiko."Ayusk kita pergi!" ajak Keiko."Kamu gak istirahat dulu? Kan baru pulang?" tanya Jonatan."Enggak, nanti saja istirahat nya, pingin cepat cepat nonton, keburu siang," ucap Keiko.Jonatan memandang kekasihnya dengan sedikit heran. Tidak biasanya Keiko bersikap seperti ini. Namun Jonatan tetap menuruti permintaan kekasihnya itu. Jonatan bergegas mandi dan bersiap untuk pergi. Keiko mengganti pakaiannya dengan stelan baju warna cream, dengan syal yang melilit di lehernya."Sudah siap sayang?" ucap Jonatan yang tiba tiba memeluk Keiko dari belakang."Ayuks," jawab Keiko.Hari ini mereka menghabiskan waktu bersama seharian, nonton di bioskop, jalan jalan ke mall, dan terakhir makan malam di sebuah restoran.Hari yang singkat dan menyenangkan. Saat di restoran, Jonatan mengeluarkan sebuah cincin cantik yang hendak dia berikan kepada Keiko."Keiko." Tiba-tiba Jonatan berlutut dihadapan Keiko, alunan musik dari para pelayan restoran terdengar romantis."Menikahlah denganku," ucap Jonatan.Keiko meneteskan air matanya mendengar ucapan Jonatan. "Aku menerimanya," ucap Keiko. Jonathan berdiri dan memeluk Keiko. Ada rasa bahagia yang mendalam, yang tidak mampu Jonatan ungkapkan. Menikahi Keiko sudah menjadi rencananya dari dulu, dia tidak ingin melepas Keiko sedikit pun dalam hidupnya. "Bisakah kita menikah hari ini Jo?" ucap Keiko yang membuat Jonatan terkejut."Apa kamu benar benar tidak sabar untuk menjadi nyonya Jonatan Kei?" tanya Jonatan."Aku hanya takut ini hanya mimpi semata," ucap Keiko.
Jonatan tersenyum dan mengajak Keiko ke sebuah gereja. Dia meminta pastur yang ada di gereja untuk menikahkan mereka saat itu juga.
"Bisakah kau menikahkan kami sekarang?" tanya Jonatan kepada Pastur.
"Apa ini sungguh sungguh?" tanya pastur itu.
"Kami bersungguh sungguh," ucap Jonatan.
"Baiklah mari ke dalam," ajak pastur itu.
Jonatan menggandeng tangan Keiko dan masuk ke gereja. Pastur mulai membacakan beberapa kalimat pembuka dan mulai menikahkan Jonatan dan Keiko.
"Tuan Jonatan, apa kah kamu bersedia menerima Nona Keiko sebagai Istrimu dalam suka dan duka?" tanya pastur.
"Saya bersedia," ucap Jonatan
"Nona Keiko, Apakah kamu bersedia menerima Tuan Jonatan sebagai Suamimu dalam suka dan duka?" tanya Pastur kepada Keiko.
"Saya bersedia," jawab Keiko.
"Mulai hari ini, kalian sudah resmi menjadi suami istri," ucap Pastur.
Jonatan memeluk Keiko dan menciumnya. Terima kasih sayang.
Keiko meneteskan air mata yang penuh dengan makna.
Malam ini malam yang berbeda untuk Jonatan dan Keiko. biarpun selama berpacaran dengan Keiko dan Jonatan tingga bersama, namun Jonatan tidak menyentuh Keiko untuk hal yang lebih intim. Mereka hanya tinggal bersama dan saling memahami."Terima kasih sudah mau menjadi istriku Ke." Ucap Jonatan sambil memegang tangan Keiko. Mereka berdua tidur di balkon apartemen yang yang mereka sewa. memandangi langit yang dihiasi bulan dan bintang yang bertebaran. Keiko menenggelamkan wajahnya di badan Jonatan dan menutupi air matanya."Kenapa kamu menagis Ke? " Tanya Jonatan. "Apakah kamu sangat bahagia dengan pernikahan kita?" Tanya Jonatan."Emmm, aku sangat bahagia Jo." Jawab Keiko."Harusnya pernikahan kita dirayakan dengan megah, mengundang nenek dan juga para dokter. aku akan sangat senang melihat wajah teman-temanmu mengetahui pernikahan kita." Goda Jonatan dengan nada puas." Jo, karena kita sudah menikah, Jika aku melakukan kesalahan, bisakah kamu memaafkanku?" Tan
"Hei aku Keiko. Selamat datang di sekolah kami." Ucap Keiko dengan mengulurkan tangannya kepada Jonatan. Hari ini adalah hari pertama Jonatan sekolah setelah kepindahannya dirumah neneknya. Jonatan yang menaruh wajahnya di meja, melihat Keiko dengan malas dan mengabaikan Keiko.Keiko meraih tangan Jonatan dan memaksanya untuk menyambut uluran tangannya. Jonatan terpaksa menatap Keiko. Senyuman manis Keiko berikan saat Jonatan memandangnya."Apa kamu ingin bergabung dengan kami ke kantin?" Ucap Keiko."Enyah9lah." Balas Jonatan dengan malas menanggapi Keiko dan kembali menenggelamkan wajahnya."Baiklah, tapi jika butuh sesuatu jangan sungkan, aku ketua kelas disini." ucap Keiko dan perlahan meninggalkan Jonatan untuk bergabung dengan teman-temannya.Diam-diam Jonatan memandang tubuh mungil Keiko yang perlahan menghilang dari hadapannya. Jonatan sedikit salut dengan keberanian Keiko mendekatinya, padahal beberapa jam masuk di sekolah ini, tidak ada yang
"Lupakan yang kamu dengar tadi, dan jangan mencoba mengasihaniku." ucap Keiko yang memecah keheningan suasana saat pulang dengan Jonatan. " Dan jangan pernah memberi tahu nenek soal ini." Pinta Keiko sambil menatap Jonatan. Jonatan menghentikan langkahnya dan memandang Keiko. "Karena kamu satu-satunya orang yang mengetahui rahasiaku saat ini, apakah kamu mau menjadi temanku?" Ucap Keiko sambil mengulurkan tangannya. Jonatan semakin dalam memandang Keiko, dan akhirnya muncul seutas senyuman di wajah Jonatan. Jonatan pun membalas uluran tangan Keiko untuk pertama kalinya.Keiko tersenyum puas mendapat balasan tangan Jonatan. Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk pulang.Hari-hari Jonatan yang membosankan selama ini, menjadi sedikit ramai karena kehadiran Keiko. Keiko selalu bisa membuat Jonatan menuruti semua perintahnya dengan kepintarannya. Jonatan belum pernah menemui wanita yang enerjik dan cerdas seperti Keiko. Selama ini, wanita hanya mendekati Jonatan karena ketampa
Keiko berlari meninggalkan Jonatan dengan senyuman bahagia di wajahnya. Entah sejak kapan Jonatan telah mendominasi dalam kehidupannya. Keiko selalu berusaha membuat Jonatan berada di dekatnya. Ada rasa nyaman yang tidak pernah dia dapatkan selama ini. Jonatan sudah menjadi pelindung dan penyemangatnya selama ini. Keadaan keiko yang membuatnya harus bertahan untuk hidup seolah menjadi ringan kerena Jonatan. biarpun hanya kata-kata yang terucap, namun seolah menjadi motivasi tersendiri. Hari itu Keiko pulang kerumah sendirian, karena Jonatan ada urusan. entah urusan apa, Keiko tidak ingin mencampuri urusan Jonatan. Di pintu masuk rumah, pintu sudah tidak terkunci lagi. Keiko masuk kedalam rumah dengan perasaan khawatir."Maaa...." Keiko memanggil ibunya dan mencarinya di setiap penjuru ruangan. Keiko berhenti di salah satu ruangan dan melihat sesosok laki-laki yang sangat dia kenal."Kamu sudah pulang Ke?" ucap lelaki itu."Pa..Pa..." Ucap Keiko dengan nada gemet
Jonatan menatap Keiko selama acara wisuda, ada rasa kekhawatiran yang menyusup dalam hatinya."Apa yang sedang kamu rencanakan Ke?" Batin Jonatan. Namun Jonatan tidak ingin mengungkapkan rasa penasarannya. Setelah acara wisuda, Jonatan menarik tangan Keiko dan mengajaknya pergi."Ayuks kita pergi dari sini." Ucap Jonatan,.Keiko melepaskan tangan Jonatan, dan menatap wajahnya."Mari kita akhir Jo." Ucap Keiko. "Ahh bukan, bukan mengakhiri, karena selama ini kita tidak pernah benar-benar memulai suatu hubungan." Ucap Keiko tersenyum getir."Mari kita berjalan ke arah dunia kita masing-masing. itu yang benar." Ucap Keiko. Jonatan terkejut mendengar ucapan Keiko."Kei." Suara Jonatan sedikit meninggi."Selama ini kita hanya berteman Jo. Dan ini sudah kelulusan. Aku akan berjalan ke arah mimpiku, begitupun dengan kamu." Ucap Keiko dengan menahan air matanya."Mimpiku adalah kamu Kei."
Keiko mengayuh sepedanya disepanjang perjalanan panjang. Jalanan yang sepi dengan pemandangan pantai yang sangat indah. Keiko mulai mencoba mengakrabkan diri dengan penduduk. Disini sangat terpencil, namun penduduk sangat ramah dan baik. Keiko disambut baik oleh penduduk dan banyak mendapat bantuan dari penduduk. Kehidupan baru yang membuat Keiko nyaman dan semangat untuk menjalani kehidupannya."Kamu akan berhasil menjadi seorang dokter Kei." Ucap Keiko berteriak ke arah pantai. "Semangat...Kamu bisa melewati ini semua."Sudah hampir 3 bulan Keiko tinggal di kota Asia, Keiko bekerja di sebuah toko buku, dengan harapan dia bisa bekerja sekaligus belajar dengan gratis di toko itu. Namun di toko itu Keiko hanya mendapatkan gaji yang kecil, karena kurangnya pembeli. SDM kota Asia hanya mengenal melaut dan bercocok tanam untuk mendapatkan uang. Belum ada yang benar-benar sukses keluar dari kota kecil ini. Keiko hanya menyayangkan kurang adanya ambisi untuk penduduk disini.
"Karena itu aku bisa menyukai mu Jo. Kamu anak orang kaya, tapi memilih tidak menikmati kekayaan orang tua mu seperti anak orang kaya lainnya." Robby menepuk bahu Jonatan. "Aku harus pergi." Ucap Robby dan berlalu keluar apartemen. Jonatan tersenyum melihat sahabatnya itu pergi. Jonatan menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong. Rasa rindu akan sosok Keiko masih saja mendomonasi hatinya. "Sebentar lagi Ke. Setelah aku menjadi dokter yang sukses, kamu tidak akan bisa pergi lagi dariku." Ucapa Jonatan dalam hatinya. "_" Di Kota Asia, Keiko sedang mengayuh sepedanya ke tempat kerjanya. Seperti biasanya, Keiko selalu membawa satu kotak nasi untuk diberikan kepada seorang nenek yang berjualan di dekat toko buku tempat dia bekerja. "Pagi Nek, Ini sarapan untukmu." Ucap Keiko sambil memberikan sekotak nasi kepada nenek itu. "Terima kasih nak." Ucap nenek itu kepada Keiko. "Sama-sama nek, cepat
"Tapi sebentar, apakah Keiko akan kembali setelah dia selesai kuliah? " Tanya salah satu penduduk yang membuat semua orang tiba-tiba terdiam. "Pasti Keiko kembali, karena dia bagian dari kita." Ucapa Dion yang membuat semua penduduk merasa tidak puas. "Setelah kamu selesai kuliah kamu akan kembali kan nak? menjadi dokter untuk kita semua." Tanya bibi tiba-tiba dengan tatapan penuh harap. "Keiko akan kembali bibi. keluarga ku ada disini semua, tidak ada alasan bagiku untuk tidak kembali." Ucap Keiko dengan senyuman manis. Bibi langsung memeluk Keiko. "Kamu adalah anakku." Ucap bibi. Mendengar itu Keiko sangat terkejut. Selama ini bibi memang sangat baik kepadanya. setelah mama meninggal, bibi yang merawatnya. "Mau kah kau menjadi anakku Kei. bibi tidak punya anak selama ini, dan hanya hidup sendiri. bibi ingin menjadi ibumu." Ucap bibi serius. Air mata Keiko tiba-tiba jatuh karena terharu. "Terima kasih bi." ucap Keiko. "Bukan b