Share

2

Malam ini malam yang berbeda untuk Jonatan dan Keiko. biarpun selama berpacaran dengan Keiko dan Jonatan tingga bersama, namun Jonatan tidak menyentuh Keiko untuk hal yang lebih intim. Mereka hanya tinggal bersama dan saling memahami.

"Terima kasih sudah mau menjadi istriku Ke." Ucap Jonatan sambil memegang tangan Keiko. Mereka berdua tidur di balkon apartemen yang yang mereka sewa. memandangi langit yang dihiasi bulan dan bintang yang bertebaran. Keiko menenggelamkan wajahnya di badan Jonatan dan menutupi air matanya.

"Kenapa kamu menagis Ke? " Tanya Jonatan. "Apakah kamu sangat bahagia dengan pernikahan kita?" Tanya Jonatan.

"Emmm, aku sangat bahagia Jo." Jawab Keiko.

"Harusnya pernikahan kita dirayakan dengan megah, mengundang nenek dan juga para dokter. aku akan sangat senang melihat wajah teman-temanmu mengetahui pernikahan kita." Goda Jonatan dengan nada puas.

" Jo, karena kita sudah menikah, Jika aku melakukan kesalahan, bisakah kamu memaafkanku?" Tanya Keiko tiba-tiba.

"Aku akan selalu memaafkanmu, apapun yang kamu lakukan." Ucap Jonatan dengan mencium kening Keiko. Keiko tersenyum mendengar jawaban Jonatan. Dia menyodorkan segelas air kepada Jonatan.

"Minumlah, dari tadi kamu belum minum sama sekali." Ucap Keiko.

Tanpa curiga Jonatan meminum air itu, dan mulai tidak sadarkan diri.

"Maafkan aku Jo, aku sangat egois kali ini. biarkan kenangan menjadi istrimu biarpan hanya sehari ini, menjadi memory terkuat nantinya. lupakan aku Jo, kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari padaku. I Love You." Keiko mencium kening Jonatan dan meninggalkan Jonatan yang tidak sadarkan diri.

_"_

Sinar matahari mulai memancarkan cahayanya. Jonatan perlahan membuka matanya. dia mencari tubuh yang dia rindukan, namun tubuh mungil Keiko tidak ada disampingnya. Jonatan mulai menyadarkan dirinya, dan memanggil Keiko.

"Ke...Kamu dimana?" Jonatan dengan mata yang masih mengantuk mencari Keiko di dapur dan kamar mandi, namun tidak mendapati tubuh mungil istrinya itu.

Jonatan mencoba menghubungi no telpon istrinya namun tidak aktiv. "Mungkinkan Keiko sudah berangkat ke rumah sakit?" pikirnya.

Jonatan segera membersihkan dirinya dan berangkat ke rumah sakit. Jonatan pergi ke ruangan dokter residen dan mencari Keiko.

"Apa Keiko sudah datang." Tanya Jonatan kepada dokter residen yang sedang duduk berdiskusi.

"Keiko tidak datang hari ini dok." Jawab Rasya teman dekat Keiko.

Jonatan mengerutkan keningnya, karena Keiko jelas tidak ada di apartemen. di rumah sakit pun juga tidak ada. Jonatan mendekati Rasya dan bertanya lebih jelas.

"Kenapa Keiko tidak masuk hari ini." Tanya Jonatan dengan tatapan khawatir.

"Keiko mengajukan surat risegn seminggu yang lalu. dan kemarin adalah hari terakhir dia magang disini." Jawab Raysa tegas. Ada rasa marah di nada biacara Raysa.

" Sya, kemana Keiko pergi?" Tanya Jonatan.

"Saya tidak tahu dok, Keiko sama sekali tidak memberi tahuku kemana dia pergi. bukannya seharusnya dokter lebih tahu dibanding saya. karena dokter yang terakhir kali bersama Keiko." Jawab Rasya dengan nada menyindir.

Rasya adalah teman dekat keiko. Selama Keiko berhubungan dengan Jonatan, hanya Raysa yang tahu.

kepergian sahabatnya itu, bukan tanpa sebab. dan Rasya sangat tahu alasan sahabatnya itu pergi meninggalkan Jonatan.

Jonatan keluar dari ruangan dokter residen dengan penuh kekecewaan. kecewa kerena tidak menemukan Keiko disana, kecewa karena dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Keiko. Perasaan frustasi menguasainya saat ini. Jonatan menuju ruang kepala.

"Paman, apa paman tahu Keiko mengajukan risegn?" Tanya Jonatan kepada pamannya.

"Iya, seminggu yang lalu." Jawab Pamannya.

"Kenapa paman tidak memberitahuku. dan kenapa tiba-tiba Keiko risegn?" Tanya Jonatan dengan nada frustasi.

" Itu yang membuatku penasaran, kenapa Keiko tiba tiba mengajukan risegn, padahal magangnya tinggal sebentar lagi. Apa sebenarnya hubunganmu dnegan Keiko, hingga Keiko di panggil ke ruang direktur." ucap Paman Jonatan.

" Ke ruangan papa?" Tanya Jonatan penasaran.

"Iya 2 minggu kemarin Hermawan memanggil Keiko keruangannya." Jawab Paman Jonatan.

Tanpa menghiraukan pamannya lagi Jonatan keluar dan berjalan menuju kantor direktu utama.

" Selamat pagi Tuan Jo, Bapak Hermawan sedang ada tamu, mohon ditunggu sebentar." Ucap seorang wanita yang menjadi sekertaris direktur. Jonatan tidak menghiraukan ucapan sekertaris itu dan menerobos masuk ruangan direktur.

Melihat kehadiran Jonatan yang menerobos masuk, Hermawan langsung menyudahi pembicaraannya dengan manager rumah sakit.

"Kita lanjutkan nanti, kamu boleh pergi sekarang." Ucap Hermawan kepada manager rumah sakit itu. Manager rumah sakit beranjak pergi dan membungkukkan badannya untuk menyapa Jonatan. Namun tidak ada balasan dari Jonatan.

Hermawan kembali duduk ke kursinya, dan menunggu putra nya berbicara.

"Apa yang Papa katakan kepada Keiko?" Ucap Jonatan tanpa basa-basi. Hermawan tersenyum tipis mendengar ucapan Jonatan.

"Papa tidak mengatakan apa-apa kecuali menyuruhnya pergi dari hidupmu." Ucap Hermawan tanpa berkedip. Jonatan mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya.

"Punya hak apa Papa mengatur kehidupanku." Ucap Jonatan dengan menahan emosinya.

"Kamu putraku dan pewaris satu-satunya grub Babel. Jadi Papa berhak mengatur semua orang berhubungan denganmu." Jawab Hermawan menegaskan status Jonatan.

" Aku tidak mau menjadi penerusmu, setelah apa yang terjadi pada Mama, aku tidak sudi menjadi penerusmu. Akan ku pastikan Papa menyesal karena membuat Keiko pergi dariku." Ucap Jonatan dan pergi meninggalkan kantor direktur.

Mendengar ucapan Jonatan, hati Hermawan menjadi hancur. kejadian yang menimpa istrinya dulu sepenuhnya kesalahan Hermawan. Membiarkan istrinya pergi tanpa tahu apa yang terjadi kepadanya, dan menuduhnya melakukan perselingkuhan tanpa menverifikasi kebenarannya. Hermawan sangat mencintai istrinya dulu, tapi karena rumor perselingkuhan istrinya, Hermawan langsung menceraikan istrinya tanpa menverifikasi kebenaran rumor itu dan langsung mengusir istrinya. Jonatan yang masih duduk di bangku SMP merasa marah kepada Papanya.

setelah sebulan di usir dari rumah, Jonatan mendengar kabar, Mama nya telah meninggal dunia karena kanker di otaknya. Kematian mama, membuat Jonatan membenci papanya dan menyalahkan semua yang terjadi pada Mama nya. Jonatan selalu membuat ulah di sekolah annya. Bolos sekolah, tidur di kelas, membully temannya, dan berkelahi. Namun dibalik kenakalannya, satu hal yang menjadi pertanyaan semua teman-temannya, bagaimana dia bisa mendapatkan nilai diatas rata-rata teman-temannya satu kelas. Hal yang aneh dan selalu mengejutkan setiap hasil ujian di umumkan, Jonatan mendapatkan nilai sempurna disetiap mata pelajaran.

Papa Jonatan menganggap kenakalan Jonatan tidak perlu dikhawatirkan selama masih pada taraf normal dan tidak menyentuh narkoba ataupun alkohol. Papanya juga tidak pernah khawatir tentang nilai pelajaran, karena dia tahu tanpa menghadiri kelas pun Jonatan akan mendapatkan nilai sempurna di ujiannya.

Kenakalan Jonatan tidak berhenti begitu saja di bangku SMP, lanjut di bangku SMA, Jonatan juga berkelakuan sama, bahkan lebih parah setelah papanya menikah lagi. Yang berbeda adalah, Papa Jonatan harus sering datang ke sekolah, karena peraturan sekolah yang ketat. Sehingga Papa Jonatan harus sering menjadi donatur kegiatan sekolah, agar Jonatan tetep di ijinkan bersekolah disana.

Membuat Hermawan marah, Jonatan di kirim ke rumah Neneknya di Kota X, kota terpencil di pegunungan. pembatasan fasilitas di lakukan Hermawan dengan harapan Jonatan bisa sadar. Selama satu tahun Jonatan tinggal dengan Neneknya di pegunungan, namun disana Jonatan mendapatkan kasih sayang, dan bertemu dengan Keiko.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status