Malam ini malam yang berbeda untuk Jonatan dan Keiko. biarpun selama berpacaran dengan Keiko dan Jonatan tingga bersama, namun Jonatan tidak menyentuh Keiko untuk hal yang lebih intim. Mereka hanya tinggal bersama dan saling memahami.
"Terima kasih sudah mau menjadi istriku Ke." Ucap Jonatan sambil memegang tangan Keiko. Mereka berdua tidur di balkon apartemen yang yang mereka sewa. memandangi langit yang dihiasi bulan dan bintang yang bertebaran. Keiko menenggelamkan wajahnya di badan Jonatan dan menutupi air matanya."Kenapa kamu menagis Ke? " Tanya Jonatan. "Apakah kamu sangat bahagia dengan pernikahan kita?" Tanya Jonatan."Emmm, aku sangat bahagia Jo." Jawab Keiko."Harusnya pernikahan kita dirayakan dengan megah, mengundang nenek dan juga para dokter. aku akan sangat senang melihat wajah teman-temanmu mengetahui pernikahan kita." Goda Jonatan dengan nada puas." Jo, karena kita sudah menikah, Jika aku melakukan kesalahan, bisakah kamu memaafkanku?" Tanya Keiko tiba-tiba."Aku akan selalu memaafkanmu, apapun yang kamu lakukan." Ucap Jonatan dengan mencium kening Keiko. Keiko tersenyum mendengar jawaban Jonatan. Dia menyodorkan segelas air kepada Jonatan."Minumlah, dari tadi kamu belum minum sama sekali." Ucap Keiko.Tanpa curiga Jonatan meminum air itu, dan mulai tidak sadarkan diri."Maafkan aku Jo, aku sangat egois kali ini. biarkan kenangan menjadi istrimu biarpan hanya sehari ini, menjadi memory terkuat nantinya. lupakan aku Jo, kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dari padaku. I Love You." Keiko mencium kening Jonatan dan meninggalkan Jonatan yang tidak sadarkan diri._"_Sinar matahari mulai memancarkan cahayanya. Jonatan perlahan membuka matanya. dia mencari tubuh yang dia rindukan, namun tubuh mungil Keiko tidak ada disampingnya. Jonatan mulai menyadarkan dirinya, dan memanggil Keiko."Ke...Kamu dimana?" Jonatan dengan mata yang masih mengantuk mencari Keiko di dapur dan kamar mandi, namun tidak mendapati tubuh mungil istrinya itu.Jonatan mencoba menghubungi no telpon istrinya namun tidak aktiv. "Mungkinkan Keiko sudah berangkat ke rumah sakit?" pikirnya.Jonatan segera membersihkan dirinya dan berangkat ke rumah sakit. Jonatan pergi ke ruangan dokter residen dan mencari Keiko."Apa Keiko sudah datang." Tanya Jonatan kepada dokter residen yang sedang duduk berdiskusi."Keiko tidak datang hari ini dok." Jawab Rasya teman dekat Keiko.Jonatan mengerutkan keningnya, karena Keiko jelas tidak ada di apartemen. di rumah sakit pun juga tidak ada. Jonatan mendekati Rasya dan bertanya lebih jelas."Kenapa Keiko tidak masuk hari ini." Tanya Jonatan dengan tatapan khawatir."Keiko mengajukan surat risegn seminggu yang lalu. dan kemarin adalah hari terakhir dia magang disini." Jawab Raysa tegas. Ada rasa marah di nada biacara Raysa." Sya, kemana Keiko pergi?" Tanya Jonatan."Saya tidak tahu dok, Keiko sama sekali tidak memberi tahuku kemana dia pergi. bukannya seharusnya dokter lebih tahu dibanding saya. karena dokter yang terakhir kali bersama Keiko." Jawab Rasya dengan nada menyindir.Rasya adalah teman dekat keiko. Selama Keiko berhubungan dengan Jonatan, hanya Raysa yang tahu.kepergian sahabatnya itu, bukan tanpa sebab. dan Rasya sangat tahu alasan sahabatnya itu pergi meninggalkan Jonatan.Jonatan keluar dari ruangan dokter residen dengan penuh kekecewaan. kecewa kerena tidak menemukan Keiko disana, kecewa karena dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Keiko. Perasaan frustasi menguasainya saat ini. Jonatan menuju ruang kepala."Paman, apa paman tahu Keiko mengajukan risegn?" Tanya Jonatan kepada pamannya."Iya, seminggu yang lalu." Jawab Pamannya."Kenapa paman tidak memberitahuku. dan kenapa tiba-tiba Keiko risegn?" Tanya Jonatan dengan nada frustasi." Itu yang membuatku penasaran, kenapa Keiko tiba tiba mengajukan risegn, padahal magangnya tinggal sebentar lagi. Apa sebenarnya hubunganmu dnegan Keiko, hingga Keiko di panggil ke ruang direktur." ucap Paman Jonatan." Ke ruangan papa?" Tanya Jonatan penasaran."Iya 2 minggu kemarin Hermawan memanggil Keiko keruangannya." Jawab Paman Jonatan.Tanpa menghiraukan pamannya lagi Jonatan keluar dan berjalan menuju kantor direktu utama." Selamat pagi Tuan Jo, Bapak Hermawan sedang ada tamu, mohon ditunggu sebentar." Ucap seorang wanita yang menjadi sekertaris direktur. Jonatan tidak menghiraukan ucapan sekertaris itu dan menerobos masuk ruangan direktur.Melihat kehadiran Jonatan yang menerobos masuk, Hermawan langsung menyudahi pembicaraannya dengan manager rumah sakit."Kita lanjutkan nanti, kamu boleh pergi sekarang." Ucap Hermawan kepada manager rumah sakit itu. Manager rumah sakit beranjak pergi dan membungkukkan badannya untuk menyapa Jonatan. Namun tidak ada balasan dari Jonatan.Hermawan kembali duduk ke kursinya, dan menunggu putra nya berbicara."Apa yang Papa katakan kepada Keiko?" Ucap Jonatan tanpa basa-basi. Hermawan tersenyum tipis mendengar ucapan Jonatan."Papa tidak mengatakan apa-apa kecuali menyuruhnya pergi dari hidupmu." Ucap Hermawan tanpa berkedip. Jonatan mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya."Punya hak apa Papa mengatur kehidupanku." Ucap Jonatan dengan menahan emosinya."Kamu putraku dan pewaris satu-satunya grub Babel. Jadi Papa berhak mengatur semua orang berhubungan denganmu." Jawab Hermawan menegaskan status Jonatan." Aku tidak mau menjadi penerusmu, setelah apa yang terjadi pada Mama, aku tidak sudi menjadi penerusmu. Akan ku pastikan Papa menyesal karena membuat Keiko pergi dariku." Ucap Jonatan dan pergi meninggalkan kantor direktur.Mendengar ucapan Jonatan, hati Hermawan menjadi hancur. kejadian yang menimpa istrinya dulu sepenuhnya kesalahan Hermawan. Membiarkan istrinya pergi tanpa tahu apa yang terjadi kepadanya, dan menuduhnya melakukan perselingkuhan tanpa menverifikasi kebenarannya. Hermawan sangat mencintai istrinya dulu, tapi karena rumor perselingkuhan istrinya, Hermawan langsung menceraikan istrinya tanpa menverifikasi kebenaran rumor itu dan langsung mengusir istrinya. Jonatan yang masih duduk di bangku SMP merasa marah kepada Papanya.setelah sebulan di usir dari rumah, Jonatan mendengar kabar, Mama nya telah meninggal dunia karena kanker di otaknya. Kematian mama, membuat Jonatan membenci papanya dan menyalahkan semua yang terjadi pada Mama nya. Jonatan selalu membuat ulah di sekolah annya. Bolos sekolah, tidur di kelas, membully temannya, dan berkelahi. Namun dibalik kenakalannya, satu hal yang menjadi pertanyaan semua teman-temannya, bagaimana dia bisa mendapatkan nilai diatas rata-rata teman-temannya satu kelas. Hal yang aneh dan selalu mengejutkan setiap hasil ujian di umumkan, Jonatan mendapatkan nilai sempurna disetiap mata pelajaran.Papa Jonatan menganggap kenakalan Jonatan tidak perlu dikhawatirkan selama masih pada taraf normal dan tidak menyentuh narkoba ataupun alkohol. Papanya juga tidak pernah khawatir tentang nilai pelajaran, karena dia tahu tanpa menghadiri kelas pun Jonatan akan mendapatkan nilai sempurna di ujiannya.Kenakalan Jonatan tidak berhenti begitu saja di bangku SMP, lanjut di bangku SMA, Jonatan juga berkelakuan sama, bahkan lebih parah setelah papanya menikah lagi. Yang berbeda adalah, Papa Jonatan harus sering datang ke sekolah, karena peraturan sekolah yang ketat. Sehingga Papa Jonatan harus sering menjadi donatur kegiatan sekolah, agar Jonatan tetep di ijinkan bersekolah disana.Membuat Hermawan marah, Jonatan di kirim ke rumah Neneknya di Kota X, kota terpencil di pegunungan. pembatasan fasilitas di lakukan Hermawan dengan harapan Jonatan bisa sadar. Selama satu tahun Jonatan tinggal dengan Neneknya di pegunungan, namun disana Jonatan mendapatkan kasih sayang, dan bertemu dengan Keiko."Hei aku Keiko. Selamat datang di sekolah kami." Ucap Keiko dengan mengulurkan tangannya kepada Jonatan. Hari ini adalah hari pertama Jonatan sekolah setelah kepindahannya dirumah neneknya. Jonatan yang menaruh wajahnya di meja, melihat Keiko dengan malas dan mengabaikan Keiko.Keiko meraih tangan Jonatan dan memaksanya untuk menyambut uluran tangannya. Jonatan terpaksa menatap Keiko. Senyuman manis Keiko berikan saat Jonatan memandangnya."Apa kamu ingin bergabung dengan kami ke kantin?" Ucap Keiko."Enyah9lah." Balas Jonatan dengan malas menanggapi Keiko dan kembali menenggelamkan wajahnya."Baiklah, tapi jika butuh sesuatu jangan sungkan, aku ketua kelas disini." ucap Keiko dan perlahan meninggalkan Jonatan untuk bergabung dengan teman-temannya.Diam-diam Jonatan memandang tubuh mungil Keiko yang perlahan menghilang dari hadapannya. Jonatan sedikit salut dengan keberanian Keiko mendekatinya, padahal beberapa jam masuk di sekolah ini, tidak ada yang
"Lupakan yang kamu dengar tadi, dan jangan mencoba mengasihaniku." ucap Keiko yang memecah keheningan suasana saat pulang dengan Jonatan. " Dan jangan pernah memberi tahu nenek soal ini." Pinta Keiko sambil menatap Jonatan. Jonatan menghentikan langkahnya dan memandang Keiko. "Karena kamu satu-satunya orang yang mengetahui rahasiaku saat ini, apakah kamu mau menjadi temanku?" Ucap Keiko sambil mengulurkan tangannya. Jonatan semakin dalam memandang Keiko, dan akhirnya muncul seutas senyuman di wajah Jonatan. Jonatan pun membalas uluran tangan Keiko untuk pertama kalinya.Keiko tersenyum puas mendapat balasan tangan Jonatan. Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk pulang.Hari-hari Jonatan yang membosankan selama ini, menjadi sedikit ramai karena kehadiran Keiko. Keiko selalu bisa membuat Jonatan menuruti semua perintahnya dengan kepintarannya. Jonatan belum pernah menemui wanita yang enerjik dan cerdas seperti Keiko. Selama ini, wanita hanya mendekati Jonatan karena ketampa
Keiko berlari meninggalkan Jonatan dengan senyuman bahagia di wajahnya. Entah sejak kapan Jonatan telah mendominasi dalam kehidupannya. Keiko selalu berusaha membuat Jonatan berada di dekatnya. Ada rasa nyaman yang tidak pernah dia dapatkan selama ini. Jonatan sudah menjadi pelindung dan penyemangatnya selama ini. Keadaan keiko yang membuatnya harus bertahan untuk hidup seolah menjadi ringan kerena Jonatan. biarpun hanya kata-kata yang terucap, namun seolah menjadi motivasi tersendiri. Hari itu Keiko pulang kerumah sendirian, karena Jonatan ada urusan. entah urusan apa, Keiko tidak ingin mencampuri urusan Jonatan. Di pintu masuk rumah, pintu sudah tidak terkunci lagi. Keiko masuk kedalam rumah dengan perasaan khawatir."Maaa...." Keiko memanggil ibunya dan mencarinya di setiap penjuru ruangan. Keiko berhenti di salah satu ruangan dan melihat sesosok laki-laki yang sangat dia kenal."Kamu sudah pulang Ke?" ucap lelaki itu."Pa..Pa..." Ucap Keiko dengan nada gemet
Jonatan menatap Keiko selama acara wisuda, ada rasa kekhawatiran yang menyusup dalam hatinya."Apa yang sedang kamu rencanakan Ke?" Batin Jonatan. Namun Jonatan tidak ingin mengungkapkan rasa penasarannya. Setelah acara wisuda, Jonatan menarik tangan Keiko dan mengajaknya pergi."Ayuks kita pergi dari sini." Ucap Jonatan,.Keiko melepaskan tangan Jonatan, dan menatap wajahnya."Mari kita akhir Jo." Ucap Keiko. "Ahh bukan, bukan mengakhiri, karena selama ini kita tidak pernah benar-benar memulai suatu hubungan." Ucap Keiko tersenyum getir."Mari kita berjalan ke arah dunia kita masing-masing. itu yang benar." Ucap Keiko. Jonatan terkejut mendengar ucapan Keiko."Kei." Suara Jonatan sedikit meninggi."Selama ini kita hanya berteman Jo. Dan ini sudah kelulusan. Aku akan berjalan ke arah mimpiku, begitupun dengan kamu." Ucap Keiko dengan menahan air matanya."Mimpiku adalah kamu Kei."
Keiko mengayuh sepedanya disepanjang perjalanan panjang. Jalanan yang sepi dengan pemandangan pantai yang sangat indah. Keiko mulai mencoba mengakrabkan diri dengan penduduk. Disini sangat terpencil, namun penduduk sangat ramah dan baik. Keiko disambut baik oleh penduduk dan banyak mendapat bantuan dari penduduk. Kehidupan baru yang membuat Keiko nyaman dan semangat untuk menjalani kehidupannya."Kamu akan berhasil menjadi seorang dokter Kei." Ucap Keiko berteriak ke arah pantai. "Semangat...Kamu bisa melewati ini semua."Sudah hampir 3 bulan Keiko tinggal di kota Asia, Keiko bekerja di sebuah toko buku, dengan harapan dia bisa bekerja sekaligus belajar dengan gratis di toko itu. Namun di toko itu Keiko hanya mendapatkan gaji yang kecil, karena kurangnya pembeli. SDM kota Asia hanya mengenal melaut dan bercocok tanam untuk mendapatkan uang. Belum ada yang benar-benar sukses keluar dari kota kecil ini. Keiko hanya menyayangkan kurang adanya ambisi untuk penduduk disini.
"Karena itu aku bisa menyukai mu Jo. Kamu anak orang kaya, tapi memilih tidak menikmati kekayaan orang tua mu seperti anak orang kaya lainnya." Robby menepuk bahu Jonatan. "Aku harus pergi." Ucap Robby dan berlalu keluar apartemen. Jonatan tersenyum melihat sahabatnya itu pergi. Jonatan menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong. Rasa rindu akan sosok Keiko masih saja mendomonasi hatinya. "Sebentar lagi Ke. Setelah aku menjadi dokter yang sukses, kamu tidak akan bisa pergi lagi dariku." Ucapa Jonatan dalam hatinya. "_" Di Kota Asia, Keiko sedang mengayuh sepedanya ke tempat kerjanya. Seperti biasanya, Keiko selalu membawa satu kotak nasi untuk diberikan kepada seorang nenek yang berjualan di dekat toko buku tempat dia bekerja. "Pagi Nek, Ini sarapan untukmu." Ucap Keiko sambil memberikan sekotak nasi kepada nenek itu. "Terima kasih nak." Ucap nenek itu kepada Keiko. "Sama-sama nek, cepat
"Tapi sebentar, apakah Keiko akan kembali setelah dia selesai kuliah? " Tanya salah satu penduduk yang membuat semua orang tiba-tiba terdiam. "Pasti Keiko kembali, karena dia bagian dari kita." Ucapa Dion yang membuat semua penduduk merasa tidak puas. "Setelah kamu selesai kuliah kamu akan kembali kan nak? menjadi dokter untuk kita semua." Tanya bibi tiba-tiba dengan tatapan penuh harap. "Keiko akan kembali bibi. keluarga ku ada disini semua, tidak ada alasan bagiku untuk tidak kembali." Ucap Keiko dengan senyuman manis. Bibi langsung memeluk Keiko. "Kamu adalah anakku." Ucap bibi. Mendengar itu Keiko sangat terkejut. Selama ini bibi memang sangat baik kepadanya. setelah mama meninggal, bibi yang merawatnya. "Mau kah kau menjadi anakku Kei. bibi tidak punya anak selama ini, dan hanya hidup sendiri. bibi ingin menjadi ibumu." Ucap bibi serius. Air mata Keiko tiba-tiba jatuh karena terharu. "Terima kasih bi." ucap Keiko. "Bukan b
"Jo, tahun ini mau gabung jadi panitia gak?" Tawar Robby."Enggak." Jawab Jonatan tegas."Tahun ini ada mahasiswa yang dapat beasiswa di fakultas kita. Cantik lho katanya. Yakin gak mau ikut.? Bujuk Robby." seorang mahasiswi baru dapat beasiswa kedokteran seperti aku, hebat juga dia. Pasti dia pintar. " Tebak Robby." Dia sudah tiba kemarin, dan tinggal di asrama. Kamu gak ingin lihat?" goda Robby. Barang kali sahabatnya itu tertarik dan menghilang kan nama Keiko di hatinya.Jonatan terdiam dan tidak merespos permintaan Robby. Kediaman Jonatan menjawab pertanyaan Robby, dan dia tidak ingin memaksa nya. Hanya seperti biasanya, Jonatan hanya akan melihat kegiatan sambutan mahasiswa baru dari dekat tanpa terlibat. Ini tahun terakhir Jonatan dan Robby di kampus ini sebelum mengambil profesi.Jonatan dan Robby berjalan di koridor kelas, tanpa sengaja melihat sosok yang tidak asing. Jonatan berhenti dan mencari sosok yang membuat terpaku, namun sosok itu