Share

5

Keiko berlari meninggalkan Jonatan dengan senyuman bahagia di wajahnya. Entah sejak kapan Jonatan telah mendominasi dalam kehidupannya. Keiko selalu berusaha membuat Jonatan berada di dekatnya. Ada rasa nyaman yang tidak pernah dia dapatkan selama ini. Jonatan sudah menjadi pelindung dan penyemangatnya selama ini. Keadaan keiko yang membuatnya harus bertahan untuk hidup seolah menjadi ringan kerena Jonatan. biarpun hanya kata-kata yang terucap, namun seolah menjadi motivasi tersendiri.

Hari itu Keiko pulang kerumah sendirian, karena Jonatan ada urusan. entah urusan apa, Keiko tidak ingin mencampuri urusan Jonatan. Di pintu masuk rumah, pintu sudah tidak terkunci lagi. Keiko masuk kedalam rumah dengan perasaan khawatir.

"Maaa...." Keiko memanggil ibunya dan mencarinya di setiap penjuru ruangan. Keiko berhenti di salah satu ruangan dan melihat sesosok laki-laki yang sangat dia kenal.

"Kamu sudah pulang Ke?" ucap lelaki itu.

"Pa..Pa..." Ucap Keiko dengan nada gemetar.

"Kamu baru ingat kalau aku ini papa mu?" ucap lelaki itu menyindir Keiko.

"Di mana mama?" Tanya Keiko memberanikan diri.

"Dia sedang tidur di kamar itu." Ucap lelaki itu sambil menunjuk ke kamar Keiko. Keiko berlari ke kamarnya dan melihat ibunya sedang tidur disana. Keiko kembali menghampiri papa nya. "Bagaimana papa bisa menemukan kami?" Tanya Keiko.

"Aku melihat Devi berjalan tanpa tahu tujuannya di dekat rumah kita yang lama. Lalu aku mengantarnya pulang ke sini dengan petunjuk darinya." ucap papa Keiko.

"Bagaimana rasanya hidup setelah memenjarakanku Ke? apa kamu merasa nyaman?" Ucap Papa Keiko sambil mendekati Keiko. Keiko gemetar ketika papa nya mendekatinya. Air mata Keiko jatuh tanpa tertahan. Ketika Papa keiko hendak menyentuh Keiko, tiba tiba sosok lelaki berjas hitam datang menangkap tangan Papa Keiko. Keiko yang saat itu sudah ketakutan, duduk terjatuh lemas. Dia melihat lelaki itu dan bertanya-tanya siapa dia.

Papa Keiko seketika dilumpuhkan dengan sekali pukulan. Lelaki itu membantu Keiko berdiri dan mengambilkan minum.

"Anda tidak apa-apa nona?" Tanya lelaki itu.

"Emm saya tidak apa-apa, terima kasih sudah membantuku." Ucap Keiko yang masih sedikit gemetar." Tapi anda siapa?" tanya Keiko.

"Perkenalkan saya Jay, asisten pribadi Tuan Hermawan pemilik grub Babel." Ucap Jay tegas.

Keiko bertanya-tanya ada urusan apa pemilik Grub Babel datang menemuinya. " Apa ada yang bisa bantu?" Tanya Keiko tanpa berbasa-basi.

"Nona, maaf atas kelancangan kami, tapi Tuan Hermawan tidak menyukai kedekatan anda dengan Tuan Jo." Ucap Jay.

"Jo?" Keiko mengerutkan dahinya untuk berfikir. "Jonatan kah maksud anda?" Keiko mulai memahami orang yang di maksud oleh Jay. Jay mengangguk membenarkan ucapan Keiko.

"Jadi Jonatan adalah anak Tuan Hermawan?" Tanya Keiko memperjelas. Jay hanya mengangguk membenarkan ucapan Keiko.

"Tuan akan senang jika, anda mau menghilang dari kehidupan Tuan Jo. Tuan akan memberikan kompensasi yang besar untuk anda. Termasuk membuat ayah anda ini tidak bisa lagi menemukan kalian." Ucap Jay tegas. Keiko memandang papanya yang jatuh pingsan, dan ibu nya yang sedang tidur di kamarnya.

"Anda tidak mungkin membuat tuan Jo menanggung semua yang anda alami ini kan nona?" Tanya Jay.

Keiko memandang Jay dengan linangan air mata. Jay benar, tidak seharusnya Jo menanggung penderitaannya. Dia harus menghilang dari kehidupan Jonatan saat ini.

"Beri aku waktu hingga wisuda nanti, akan aku pastikan aku pergi dari kehidupan Jo." Ucap Keiko dengan gemetar. "Dan tolong urus lelaki itu, agar tidak bisa mendekati kami lagi." Pinta Keiko.

"Baik Nona." Ucap jay. Jay memanggil beberapa orang untuk memindahkan tubuh papa Keiko. entah kemana mereka akan membawanya, Keiko tidak lagi peduli. Papanya bukan papa kandung Keiko, melainkan Papa tiri. Ibu Keiko menikah dengannya setelah ayah Keiko meninggal dunia. Bukan hal yang baru lagi, jika Keiko sering disiksa oleh papa tirinya itu. terakhir kali, Keiko hendak diperkosa oleh lelaki bejat itu, dan hampir pernah dijual untuk membayar hutangnya. Namun Keiko anak yang cerdas. Sehingga dia bisa menjebloskan papanya di penjara selama lima tahun. Sedang ibu Keiko menderita Dimensia akibat pukulan keras di kepalanya.

Sejak saat itu Keiko menjadi tulang punggung untuk kehidupannya dan ibunya. Satu tahun yang lalu, Keiko sengaja pindah rumah, karena mendengar papanya keluar dari rumah sakit. Tidak akan aman berada dirumah itu, sehingga Keiko mencari rumah baru untuk mereka tinggali.

*_*

Hari wisuda telah tiba, semua orang tua hadir menyaksikan acara wisuda nak mereka. Keiko hanya memandang kosong kearah para orang tua, hingga tidak menyadari kehadiran Jonatan.

"Apa yang kau fikirkan?" Tanya Jonatan.

"Akan sangat bahagia, jika orang tua kita datang bukan. " Ucap Keiko.

"Sudah ada aku, apa kau membutuhkan orang lain lagi selain aku." Ucap Jonatan.

"Aku tidak membutuhkan." Ucap Keiko sambil menjulurkan lidahnya untuk mengejek Jonatan. Jonatan merasa gemas dan mencubit hidung Keiko.

Tiba tiba sebuah mobil Mercedes memasuki area sekolah, semua orang penasaran dan memusatkan perhatian kepada mobil itu. Pasalnya kota ini adalah kota kecil, dan tidak ada yang memiki mobil semewah itu.

Jonatan mengerutkan dahinya melihat kehadiran mobil itu.

"Kei, bagaimana jika kita tidak usah mengikuti wisuda ini, dan pergi dari sini." Ucap Jonatan sambil memegang tangan Keiko dan menyeretnya untuk berlari. Keiko tidak bisa menolak dan hanya mengikuti Jonatan dengan pasrah. Keiko melihat ke arah Jonatan yang masih menarik tangannya. Dia tersenyum dan merasa bahagia, mungkin ini akan menjadi moment terakhir dia bersama Jonatan.

"Terima kasih Jo, kamu sudah memberi warna yang indah untukku." Ucap Keiko dalam hati.

Langkah kaki Jonatan tiba-tiba terhenti, dan membuat Keiko tanpa sengaja menabrak tubuh Jonatan.

"Auuu, sakit." Ucap Keiko sambil memegang dahinya. Jonatan tidak menanggapi rintiha Keiko dan menatap ke arah depan.

"Selamat atas kelulusan mu Tuan muda." Ucap Jay yang berdiri sambil membawa bunga sebagai ucapan selamat. Jonatan menatap Jay dengan ketidaksukaan. Kehadiran Jay sama saja mengisyaratkan akan kehadiran papanya Hermawan.

"Tuan Hermawan secara langsung datang kemari untuk melihat pesta wisudamu tuan muda." Ucap Jay.

"Aku tidak butuh kehadirannya. Suruh dia kembali tanpa melibatkanku. " Ucap Jonatan tegas. Keiko menyadari sikap Jonatan yang tidak bersahabat dengan papanya. Keiko melepaskan tangan Jonatan,.

"Mari kita kembali Jo, ini adalah pesta kelulusan kita, dan aku sudah menantikannya selama 3 tahun. Aku tidak mau melewatkannya begitu saja." Pinta Keiko dengan halus.

Ekspresi Jonatan yang dingin mencari setelah Keiko berbicara kepadanya. Jay sangat terkejut melihat kepatuhan Jonatan kepada Keiko. Selama ini tidak ada yang bisa membuat tuan mudanya itu patuh dan memiliki ekspresi hangat seperti sekarang.

Jonatan menuruti permintaan Keiko, dan berjalan menuju aula besar. Disana sudah terjadi sedikit kehebohan karena kedatangan Hermawan. Semua sangat ingin berkenalan secara langsung dengan Hermawan.

"Tuan Hermawan begitu tampan dan gagah, wajar saja jika putranya juga tampan mengikuti aura ayahnya." Ucap salah satu orang tua murid. Ucapan itu terdengar oleh Keiko.

"Kau sangat mirip dengan ayahmu Jo." Ucap Keiko sambil terkekeh.

"Apa kau tidak ingin bertanya kepadaku?" Tanya Jonatan dengan menatap Keiko.

"Jangan merusak kebahagiaku hari ini. Hari ini adalah momen yang indah, jangan merusaknya." Jawab Keiko tegas yang membuat Jonatan merasa khawatir.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status