Share

Bab 8

"Tadi udah Alpukat kocok, tapi sekarang laper lagi. Nggak tau deh akhir-akhir ini aku makan banyak banget." Gerutu Cassandra.

"Nggak apa-apa, kamu kebanyakan pikiran kalik." Balas Ahmad menenangkan Cassandra.

"Iya terus entar aku gendut, terus kamu males deh sama aku." Ucap Cassandra dengan kesal.

"Kenapa sih istriku yang satu ini, bawaannya marah-marah terus. Kalo cemburu bilang dong." Goda Ahmad

"Idiiihh.. kepedean banget." Ledek Cassandra kesal.

"Udah yuk turun, makan bareng Zia juga." Ajak Ahmad pada Cassandra.

Cassandra dan Ahmad turun ke lantai bawah untuk makan siang bersama. Di bawah terlihat Zia sedang berbincang-bincang dengan pegawai restoran.

"Ohh,, baru tiga hari ini toh nikahnya." Ucap seorang pramusaji.

"iya." jawab Zia

"Selamat ya mbak Zia." Ujar pramusaji yang lain.

"Sering-sering kesini mbak, ngobrol-ngobrol lagi gitu." Ucap pramusaji yang pertama.

"Zia, ayo kita makan." Ajak Ahmad, memanggil Zia dari jarak yang masih cukup jauh.

Ziapun menoleh dan mengangguk.

"Kapan-kapan ngobrol lagi ya mbak, mas." Ucap Zia sebelum pergi meninggalkan para pegawai Resto itu yang kemudian mulai mengembangkan opini mereka. Membangun gosip yang bisa diobrolkan disela pekerjaan yang melelahkan, atau saat istirahat makan siang.

Ahmad, Zia, dan Cassandra sudah duduk di satu meja yang berada dipojok. Ahmad sengaja memilih meja yang agak tak terlihat agar leluasa mengobrol dengan para istrinya.

"Mau makan apa nih?" Tanya Ahmad pada kedua istrinya.

"Terserah deh kak, aku sama sekali nggak tau seperti apa makanan timur tengah." Jawab Zia pasrah.

"Cassandra?" Ahmad menekankan pertanyaannya pada Cassandra.

"Oh.. aku ngikut deh. Minta yg paket aja, biar Zia bisa sekaligus nyobain banyak makanan." Usul Cassandra santai.

Ahmad mengangguk dan melambai pada para pramusaji yang siap sedia melayani para pelanggan dan terkhusus para pemilik restoran itu. Secepat kilat seorang pramusaji mendatangi meja mereka.

"Ada yang ingin bapak pesan?." Tanya pramusaji yang datang.

"Kasih menu paket ber 3 ya. Sama tambahin menu baru yang kemarin baru launching. minumannya Air putih aja. Oh ya terus sama Kasih buah ya." Pesan Ahmad pada pramusaji itu.

"Siap pak." Pramusaji itu sigap mencatat dan segera pergi untuk melaporkan pesanan pada bagian dapur.

Setelah pramusaji itu berlalu, Ahmad membuka pembicaraan dengan para istrinya.

"Zia, Cassandra sepertinya sudah saatnya kita berbicara dan saling terbuka satu sama lain karena sekarang kita satu keluarga."

Para istri hanya mengangguk setuju pada suaminya.

"Oke, aku ingin mengusulkan untuk membagi jatah hari bersama. masing-masing tiga hari dan untuk weekend bergantian saja, atau mungkin kita bisa berlibur bersama." Usul Ahmad

"Jujur sebaiknya kita bagi seminggu bersama aku dan seminggu bersama Zia, Bagaimana?" Ujar Cassandra ikut Usul.

"Kalau kamu gimana, Zi." Tanya Ahmad pada Zia.

"Emh, aku sih Terserah sama kak Ahmad dan kak Sandra, Aku anggota paling baru disini. Aku belum tau Bagaimana kondisi, kebiasaan, dan kegiatan di rumah kita seperti apa. Aku rasa aku masih butuh adaptasi lebih banyak. Tapi aku lebih condong pada pendapat kak Ahmad untuk sementara ini, karena aku rasa semakin sering bergantian, Aku bisa cepat adaptasi dan juga belajar dari cara kak Sandra melayani kak Ahmad." Jelas Zia panjang lebar.

"Iya nggak apa-apa. mungkin Zia masih butuh banyak bimbinganmu Sandra, kamu yang lebih paham karena selama ini juga kamu adalah istri yang baik dan penuh tanggung jawab." Ucap Ahmad sedikit memuji Sandra.

Zia pov

Huft, rasanya panas juga mendengar kak Ahmad memuji kak Sandra didepanku. Kulihat kak Sandra merekahkan senyumnya. Tapi ku akui Kak Sandra adalah wanita yang Sholehah. Ia selalu sholat tepat waktu dan juga tidak melupakan sholat sunnah.

Kak Sandra selalu sedap dipandang mata, Ia tampil cantik ketika di dalam rumah, tapi ia menutup wajahnya saat diluar rumah. Kak Sandra jago masak dan tau cara berdandan. Kak Sandra juga mempersiapkan segala kebutuhan kak Ahmad dengan baik.

Terkadang aku sering berfikir, apa bisa aku melayani kak Ahmad sebaik yang dilakukan kak Sandra? Aku tau ini bukan sebuah kompetisi tapi entah apa yang meracuni otakku sehingga aku mulai kompetitif dalam merebut hati kak Ahmad.

"Baiklah, kalau gitu untuk sementara ini kita sepakat bergantian jatah bermalam masing-masing tiga hari ya. dan untuk weekend kita gantian juga aja." Rangkum kak Sandra.

"Oke, nanti kalau Zia sudah beradaptasi dengan baik kita bisa pertimbangkan usulan Cassandra untuk membagi jatah malam seminggu setiap istri." Tambah kak Ahmad.

Selagi seru berdiskusi, pesanan kami pun datang. Meja itu dipenuhi berbagai kudapan yang membuat asam lambungku bergejolak menahan lapar yang tiba-tiba muncul karena aroma wangi rempah dan gurih makanan-makanan itu.

"Yuk dimakan." Ucap kak Ahmad sembari menyendokkan Nasi Briyani itu kepiringku dan piring kak Sandra.

Kami makan dengan lahap sembari mengobrol ringan diselingi guyonan kak Ahmad yang mengakrabkan suasana. Kulihat kak Sandra dengan anggun menyuap makanannya dan menyelipkannya kedalam cadar yang dipakainya. Cara makannya anggun. bahkan untuk hal sesepele itupun aku kagum pada maduku itu.

................

Seusai makan kamipun bertolak pulang kerumah. Sebelum pulang kami menyempatkan untuk mampir ke sebuah mall terdekat untuk shalat duhur dan berbelanja beberapa kebutuhan.

Di supermarket mall itu kak Sandra dengan sigap memasukkan beraneka macam sayuran, daging, buah dan juga beberapa kotak telur. Kak Ahmad memilih-milih roti dan selai juga beberapa obat-obatan. Sedangkan aku pergi kearea kosmetik untuk membeli makeup.

Jujur aku kebingungan dan hanya berputar-putar saja. kucoba baca tulisan dibalik kemasan dan kukembalikan lagi, hingga kak Sandra mendekatiku.

"Mau beli apa?" tanya kak Sandra

"hehehe, aku juga nggak tau kak. Aku sama sekali nggak tau apa-apa soal makeup." jawabku malu.

"Mau aku bantu?" Kak Sandra menawarkan bantuannya.

"boleh." jawabku dengan senang hati.

"Nah karena kamu masih belajar, aku saranin beli ini aja." Ujar kak Sandra sembari mengambil sebuah makeup palet yang bentuknya seperti buku.

Aku memperhatikan kak Sandra dengan baik, Suaranya merdu dan ramah. Aroma tubuhnya khas, seperti bau oud dan melati. Semua tentang kak Sandra selalu membuatku cemburu. Cemburuku juga karena sikap lemah lembut dan perhatiannya padaku. Oh mengapa aku terjebak dalam pernikahan ini. Tapi terkadang aku juga bersyukur berada di pernikahan ini bersama mereka.

"Lihat ini, didalamnya sudah lengkap. Ini untuk mata, ini untuk pipi, ini bedak, dan juga ada lipstik nya ada banyak warna. jadi kamu nggak usah bingung lagi." Jelas kak Sandra padaku.

"Oh oke kak, makasih." Ucapku padanya.

"bukannya Ahmad udah beliin kamu beberapa makeup?" Tanya kak Sandra.

"Iya, tapi karena satuan dan nggak ada yg jelasin aku jadi bingung.hehehe." jawabku terkekeh.

"Ya udah kapan-kapan aku ajarin ya." Ucap kak Sandra kemudian.

Aku mengambil palet itu, pelembab, body lotion dan beberapa makanan ringan. Aku suka sekali mengemil, walau terkadang takut juga kalau badanku membengkak karena kebiasaan buruk ini.

Setelah selesai dengan semua belanjaan, kami menuju kasir dan kak Ahmad membayar belanjaan kami. Setelah itu kami memutuskan untuk Shalat Ashar terlebih dahulu sebelum pulang kerumah.

Setelah shalat Ashar, kami naik ke parkiran dan berangkat pulang kerumah. Saat itu gerimis mulai turun, langit nampak gelap, Angin bertiup agak kencang. Kami bertiga terdiam di dalam mobil. Kak Sandra duduk didepan disamping kak Ahmad. Sedangkan aku duduk dibelakang bersama tas belanja yang menumpuk disebelahku.

Sekitar empat puluh lima menit berlalu Akhirnya kami sampai di parkiran gedung apartemen kami. Aku dan kak Sandra keluar sambil menenteng beberapa belanjaan, dan kak Ahmad menyiapkan troli untuk membawa semua belanjaan ke atas.

Sesampainya di apartemen, aku memutuskan untuk istirahat di kamarku. Sedangkan kak Sandra dan kak Ahmad mengobrol di dapur. Aku segera mandi untuk menghilangkan gerahku. Kemudian kuambil gamis rumahan yang nyaman dan beranjak ke pembaringan. Niat hati ingin sekedar scrolling media sosial, namun entah sejak kapan aku terlelap.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status