Share

BAB 112

last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-05 12:29:24

“Astaga, Aini!” Indra meninju udara. Setahun ke belakang, tidak pernah lagi ada nama Naura di rumah mereka. Pagi ini, mendadak Aini membahas Naura lagi hingga membuat emosi Indra naik seketika. “Kenapa tiba-tiba membahas Naura? Kamu sengaja mencari bahan untuk ribut, hah?!”

“Karena tadi malam aku melihat Abang membuka media sosial suami Naura!” Aini tersenyum miring melihat wajah Indra yang tadinya merah padam menahan amarah mendadak salah tingkah. Lelaki itu bahkan memalingkan wajah, menghindari kontak mata dengan dirinya.

“Aku lelah berjuang sendiri, Bang. Abang bisa melupakan Naura asal ada niat dan kemauan. Namun, sepertinya memang Abang saja yang enggan. Kalau memang Abang tidak mau beranjak pergi dari kenangan, ya sudah, aku mengalah. Silahkan Abang lakukan sesukanya, tapi aku juga akan melakukan sesukaku.”

“Sial!” Indra memuk.l udara saat Aini berlalu dan meninggalkan dirinya. Dia akhirnya berangkat tanpa sarapan. Sejujurnya, Indra terlanjur nyaman dengan sikap dan perlakuan A
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Nufazza 004
wah ga ada seru2ny
goodnovel comment avatar
Ira Humaira Ariestie
pendisa disini kan bukan cuma naura dan indra...aini juga pendosa dia hamil sama siapa nikah ya sama siapa trus aini ngga merasa bersalah juga...padahal keluarganya yg membuat indra pada saat itu ngga punya pilihan...
goodnovel comment avatar
rizkY channel
ah indra karmanya gitu doang..tp aku jg ga suka aini..wlpn yg salah klrga aini..ya gara2 klrganya indra jd ga tanggung jawab sama naura hrsnya aini jg jgn dibkin enak...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 116

    Malam ini mereka akan bermalam di rumah Asma dan Satria. Itulah sebabnya, siang tadi Naura memesan pindang patin. Ya masa ke rumah mertua tidak bawa apa-apa walau Asma selalu bilang tidak usah bawa apapun kalau mereka kesana. Namun, Naura segan kalau datang dengan tangan hampa.Sengaja dia pesan siang karena tahu kalau sore pasti rumah makan Wahid akan repot sekali persiapan untuk yang makan malam disana. Awalnya, dia mau masak sendiri. Namun, Clara maunya ditemani terus karena kangen katanya. Akhirnya, Naura memutuskan minta kirim pindang patin saja ke Dewi agar bisa quality time dengan anak sambungnya.“Sudah siap Tuan Ratu dan Tuan Putri? Yuk!” Fatih menghela napas lega melihat Clara dan Naura yang sudah siap. Hampir setengah jam dia menunggui keduanya berdandan sampai Fatih hampir ketiduran. Lelaki itu bergegas meraih rantang dan berjalan di belakang Clara yang menyanyikan lagu Cicak di Dinding sambil menggandeng Naura.Saat Naura akan masuk ke mobil, Fatih meraih pinggang istriny

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 115

    “TAMPAR LAGI, NDRA, TAMPAR!” Aini berteriak saat melihat tangan Indra kembali teracung di udara. Dia memegang pipinya yang terasa perih dan panas karena p.kulan suaminya. Namun, rasa sakit itu tak sebanding dengan nyeri yang dia rasakan di hatinya. Sekuat tenaga dia menahan air mata agar tidak tumpah. Aini meneguhkan hati tidak akan lagi menangis Indra yang tak pernah mencintainya sedikitpun selama ini.“Jaga mulutmu, Aini! Kau bicara seolah kau tak pernah berbuat dosa hingga bisa menghakimi orang lain sesukamu saja. Apa perlu kuingatkan kalau masa lalumu pun kurang lebih sama dengan aku dan Naura? Apa harus kukatakan dengan jelas kalau aku menikahimu dalam keadaan berbadan dua? Jangan karena aku tak pernah mengungkitnya karena kau berzina dengan abangku, lalu kau bisa seenaknya bicara!”Aini menggigit bibir hingga mulutnya terasa asin. Dia menggeleng pelan, tak percaya Indra tega mengungkit dosa Irwan yang telah tiada. Hanya karena Naura, Indra tega melakukannya. Aini tidak mengingin

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 114

    Sementara disini, Aini menyibukkan diri dengan menyuapi Arjun. Dia bahkan mulai bisa tertawa saat mendengar cerita kegiatan anaknya di sekolah. Sesekali, dia melirik ke arah Indra yang sepertinya kesulitan menghabiskan nasi di piringnya. Padahal, biasanya Indra akan lahap sekali makan kalau lauknya pindang ikan patin.“Mau urut kapan jadinya, Aini? Lima tahun itu sudah cukup jauhlah jarak Arjun dan adiknya nanti. Kamu juga tidak terlalu repot lagi karena Arjun sudah sekolah.” Wenny bertanya pada Aini yang baru selesai menyuapi Arjun. Wanita itu menggeser ikan baung masak kuah tempoyak pesanan Aini. “Bibik ditanyain sama ibumu terus kapan mau membawa kamu buat urut. Sepertinya Kak Emi kangen menggendong cucu.”“Kapan, Bang? Aini bagaimana Bang Indra saja. Soalnya sudah setahunan ini kami juga tidak kontrol ke dokter lagi. Rencana program hamil waktu itu berhenti sebelum dimulai.” Aini mengedikkan bahu. Dia enggan terus didesak sendiri. Padahal, Indra yang selalu mengelak selama ini.Be

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 113

    “Aini!” Indra mendesis, tangannya mengepal erat. Lelaki itu mengembuskan napas kencang dengan mata menatap Aini tak berkedip. Andai di rumah, sudah dia luapkan kemarahan yang bergumul di dalam dada. Namun, dia masih bisa berpikiran dengan jernih kalau saat ini sedang ada di rumah Om Aini.“Kita bicara lagi di rumah nanti. Aku tidak memberi izin kamu bekerja. Mencari nafkah itu kewajiban suami dan aku tidak pernah melalaikan kewajibanku selama ini. Kamu dan Arjun tidak pernah kekurangan apapun. Jadi, atas dasar apa kamu merasa harus ikut bekerja? Membantu suami? Atau ingin menyuapi egomu sendiri?”Aini memalingkan wajah. Melihat kilat kemarahan di mata Indra membuat hatinya bergetar. Selama ini, Indra selalu bersikap lemah lembut padanya. Walau Aini tahu Indra tak pernah menaruh hati padanya, tapi lelaki itu tak pernah bersikap kasar ataupun mengabaikan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga. Hanya setahunan terakhir ini saja keluarga harmonis mereka dulu menjadi dingin dan tera

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 112

    “Astaga, Aini!” Indra meninju udara. Setahun ke belakang, tidak pernah lagi ada nama Naura di rumah mereka. Pagi ini, mendadak Aini membahas Naura lagi hingga membuat emosi Indra naik seketika. “Kenapa tiba-tiba membahas Naura? Kamu sengaja mencari bahan untuk ribut, hah?!”“Karena tadi malam aku melihat Abang membuka media sosial suami Naura!” Aini tersenyum miring melihat wajah Indra yang tadinya merah padam menahan amarah mendadak salah tingkah. Lelaki itu bahkan memalingkan wajah, menghindari kontak mata dengan dirinya.“Aku lelah berjuang sendiri, Bang. Abang bisa melupakan Naura asal ada niat dan kemauan. Namun, sepertinya memang Abang saja yang enggan. Kalau memang Abang tidak mau beranjak pergi dari kenangan, ya sudah, aku mengalah. Silahkan Abang lakukan sesukanya, tapi aku juga akan melakukan sesukaku.” “Sial!” Indra memuk.l udara saat Aini berlalu dan meninggalkan dirinya. Dia akhirnya berangkat tanpa sarapan. Sejujurnya, Indra terlanjur nyaman dengan sikap dan perlakuan A

  • Titik Nadir Sang Pendosa   BAB 111

    “Bang, Aini keluar dulu untuk mengantar Arjun. Dia ada senam, jadi diminta berangkat lebih pagi hari ini.” Aini berpamitan pada Indra keesokan harinya. Wanita itu mencium tangan Indra dan meminta Arjun melakukan hal yang sama.“Semangat ya, Jagoan Papa, berkeringat itu baik.” Indra mengangkat Arjun tinggi-tinggi. Dia terkekeh saat anak itu berteriak-teriak kegirangan, sementara Aini melotot tidak suka. Sejak dulu, istrinya memang sering melarang Indra mengangkat Arjun seperti itu dengan banyak sekali alasan yang diberikan.Setelah anak dan istrinya berangkat, Indra menuju dapur untuk sarapan. Lelaki itu membuka tudung saji. Indra mengepalkan tangan saat melihat nasi kuning dalam box styrofoam dan gorengan yang masih di dalam plastik. Ini kali pertama Aini membeli makan tanpa diminta Indra. Lima tahun menikah, Aini selalu masak sendiri. Indra ingat betul ucapan Aini dulu saat dia bertanya apa tidak capek sering masak.“Kalau beli itu kita nggak tahu kebersihannya bagaimana, Bang. Yakin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status