Share

Diisolasi

Melihat Bentara juga ada diantara mahasiswa yang tak dibagikan laporan hasil tesnya, Aria tidak berkomentar apa-apa, dia diam saja. Wajahnya tiba-tiba memucat. Nampaknya kali ini dia benar-benar panik. Mereka berlima melangkah memasuki ruangan kepala lab dengan membawa kekhawatiran yang sama; khawatir jika batal untuk mengikuti program relawan. Ruangan itu tak luas, di dalamnya sedang duduk seorang lelaki yang terlihat masih segar meski uban sudah hampir rata menyebar di kepalanya. Dia segera memasang maskernya saat menyadari kehadiran kelima mahasiswa itu. Dia tidak mungkin mempersilakan mereka untuk duduk karena kursi di ruangan itu hanya dua dan yang satunya sudah dia tempati untuk duduk.

“Kalian tenang dulu, ya.” Ujarnya seolah menyadari arti dari kegusaran yang terpancar di mata kami berlima.

Bagaimana aku bisa tenang? Batin Lara berkecamuk, keringat dingin mulai terasa membuat jemarinya licin. Dia melirik ke arah Aria, wajah temannya itu semakin pucat saja. Kemudian dia member
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status