Share

Bab 6 Dipanggil Kerja

Author: Renita April
last update Last Updated: 2025-03-20 13:54:15

“Data wanita itu sudah ditemukan, Tuan.” Doni memberikan map biru kepada Rangga. Ini cukup mudah menyelidiki latar belakang Tasya karena suami wanita itu adalah teman sendiri. Hanya saja, Doni tidak memberitahu Juna tentang keinginan atasannya. “Dia sempat melamar sebagai office girl di kantor kita.”

Rangga membuka map itu, lalu membacanya. Dilihat dari foto setengah badannya, memang dialah wanita yang ia cari. Sudah berkali-kali bertemu dan menghabiskan malam bersama, lalu kenapa Rangga tidak menjadikan wanita ini sebagai miliknya saja.

“Terima dia, tapi tugaskan wanita itu hanya di lantai ini saja. Dia hanya boleh melayaniku,” ucap Rangga.

“Baik, Tuan. Saya akan menghubunginya.”

“Kau bilang dia punya suami, kan? Apa pekerjaan suaminya?”

Sebenarnya Doni tidak mau memberitahu, tetapi jujur lebih baik daripada berbohong. “Suaminya bernama Juna dan dia teman sekolahku.”

“Kau mengenalnya, Don?”

Tidak ada yang perlu Doni sembunyikan, ia mengangguk. “Juna pernah menyelamatkan saya ketika naik gunung. Kami berteman hanya sekadar saling balas budi saja.”

“Lalu kenapa pria itu menjual istrinya?”

“Dia memang dari dulu problematik. Dia menjual istrinya karena punya hutang.”

Rangga tertawa mendengarnya. “Ini menarik. Besok, wanita itu harus berada di kantorku ini. Lalu suaminya itu, aku tahu apa yang harus dilakukan.”

Ini tidak benar karena Rangga mulai tertarik pada kehidupan rumah tangga orang lain. Doni tahu atasannya ini memang sedikit gila, tetapi tidak pernah Rangga sampai menginginkan wanita pria lain. Entah apa yang dipikirkannya. Yang jelas, Rangga tengah mencoba permainan baru.

Bagian personalia menghubungi Tasya jika ia telah diterima sebagai karyawan perusahaan Urban Haven Corp sebagai tukang bersih-bersih. Mendapati kabar tersebut, membuat Tasya senang bukan main. Ia jadi tidak menganggur lagi. Ada kegiatan yang dikerjakan daripada harus berdiam di rumah dan terus mendengar cibiran tetangga.

Juna kembali tidak pulang. Dihubungi saja sulit, padahal Tasya ingin memberitahu jika ia sudah diterima kerja. Pergi mengantar barang saja begitu lama. Suaminya itu tidak betah di rumah, dan hal ini menjadi nyinyiran dari tetangga.

Suaminya memang pergi mengantar barang lagi, tetapi setelah itu bukan pulang ke rumah, melainkan singgah ke tempat hiburan. Bermain judi, slot, dan wanita. Padahal Tasya begitu menantikan kehadiran Juna. Ya, kehidupan luar memang lebih menarik perhatian pria itu.

Keesokan paginya, Tasya mengunjungi perusahaan Urban Haven Corp. Resepsionis yang baik hati itu mengantar Tasya ke ruang personalia untuk diwawancara lagi sekaligus menandatangani dokumen perjanjian sebagai karyawan kontrak.

“Kontraknya untuk tiga bulan. Kalau kerjamu bagus, maka bisa diperpanjang 3 bulan lagi, lalu setahun. Kau akan ditempatkan di lantai paling atas. Khusus sebagai pelayan dari pemimpin perusahaan kita.”

“Baik, Bu. Saya akan bekerja dengan giat.” Tasya mengatakan itu tanpa berpikir hal aneh lainnya.

“Sekarang kau boleh mulai. Aku akan mengantarmu.” Wanita ini beranjak dari duduknya, begitu pula Tasya. Keduanya keluar dari ruangan dan langsung menuju lift.

Lantai 20 inilah tempat Tasya bekerja. Di sini hanya ada sedikit karyawan. Kebanyakan wanita karena merupakan sekretaris pembantu. Mereka yang melihat kedatangan OB baru, bertanya-tanya.

“Aku ingin memberitahu kalian. Dia office girl baru khusus lantai ini. Dia akan bekerja mulai sekarang. Perkenalkan namamu.”

Tasya mengangguk. “Halo, Semua. Namaku, Tasya. Mohon bantuannya.”

Yang lain hanya mengiakan dan kembali melanjutkan pekerjaannya saja. Seorang office girl tidak layak diperhatikan oleh mereka. Kastanya berbeda dari seorang sekretaris lantai atas.

“Kau bisa langsung membersihkan ruangan itu. Ingat ini, berhati-hatilah. Jangan sampai kau ceroboh.”

Tasya berjanji jika ia tidak akan pernah melakukan kesalahan. Ia sudah terbiasa dengan pekerjaan seperti ini. Keahliannya jelas di atas rata-rata. Tasya segera menuju pantry yang ada di lantai ini, mengambil penyedot debu, lap, kemoceng, serta semprotan pembersih. Dimulai dari ruangan yang besar itu.

Saat Tasya masuk, memang ruangan ini begitu besar, bahkan kamarnya saja salah. Ia mulai dengan membersihkan lantai. Menyedot debu di mana saja yang menempel. Sementara pemilik dari perusahaan ini tengah berada dalam lift.

“Dia sudah ada di lantai atas, Tuan,” ucap Doni.

“Biarkan saja dia.” Rangga menurunkan dasinya, ia bersiul, tidak sabar dengan permainan yang sebentar lagi akan dimulai.

Tiba di lantainya, Rangga segera menuju ruangan tanpa Tasya tahu. Pintu didorong, Rangga melangkah masuk bertepatan dengan Tasya yang sadar akan kehadirannya. Semprotan pembersih yang ada di tangan, jatuh begitu saja. Tasya melangkah mundur, sedangkan Rangga melangkah masuk.

“Kau siapa?” tanya Rangga.

“Ma-Maafkan saya, Pak.” Tasya segera mengambil semprotan yang jatuh. Jantungnya berdegup kencang. Pria ini, dia adalah lelaki yang telah membelinya.

“Kau belum menjawab pertanyaanku.”

“Tasya, office girl baru di sini.” Ia menundukkan kepalanya.

“Lanjutkan pekerjaanmu. Kau belum selesai berberes, kan?”

Tasya mengangguk, ia memerhatikan Rangga yang langsung duduk di mejanya. Baru Tasya sadari jika papan nama di meja itu memang bertuliskan nama Rangga Saputra. Ini aneh, apa pria ini tidak mengenalnya? Mungkin saja, dan itu malah bagus. Hanya beberapa jam saja, lelaki ini pasti sudah melupakan wanita yang ia beli.

“Bersihkan kacanya sampai mengkilap,” ucap Rangga memerintah.

“Iya, Pak.” Syukurlah, Tasya bisa kembali bekerja dengan santai. Tanpa sadar atasannya ini mulai mendekat.

“Kau menikmatinya?” bisik Rangga.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Permainan dimulai wkwk
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Laah....Rangga mulai beraksi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Pingsan

    Teriakan Tasya membuat semua yang ada di meja itu kaget. Tasya melangkah mendekati kerumunan dan langsung menarik rambut Juna, ia bahkan memberi pukulan pada pria tidak tahu diuntung itu. "Aku membayar hutangmu dengan mempertaruhkan harga diri, dan kau di sini seenaknya menghabiskan uang. Berjudi dan bermain wanita. Kau pikir dirimu siapa, hah?!" teriak Tasya, yang berhasil membuat rekan Juna menyingkir dari meja. "Lepaskan aku!" Juna menepis tangan Tasya. "Memangnya aku memaksamu? Kau sendiri yang berniat membayarnya. Kau juga istriku. Sudah sewajarnya kau itu bertanggung jawab atas apa yang kulakukan. Memangnya kau saja yang ingin bersenang-senang? Aku juga, Tasya." Plak ! Entah berapa kali Tasya melayangkan tangannya hari ini. Sakit hati tidak bisa sembuh dengan hanya satu tamparan atau pukulan. Perihnya begitu nyata. Juna berhasil mengiris-iris sanubarinya. Cinta kini telah berganti dengan luka. "Puas? Pergi dari sini. Kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi. Kita sudah

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Watak Juna

    Ketika tiba di kediaman, Rangga sudah menunggu serta menyerahkan sebuah dokumen dalam map biru. Tasya membuka dan membaca kata per kata isi dari surat tersebut. Ya, yang berada di tangan Tasya saat ini adalah surat perceraian yang sudah ditandatangani oleh Juna. Yang dikatakan oleh Mira, kekasih gelap pria itu, benar adanya.“Tinggal kau saja yang belum tanda tangan,” ucap Rangga.“Apa ini semua ulahmu? Kau bukan hanya memaksa, tetapi juga ikut campur dalam urusan rumah tanggaku.”“Harusnya kau berterima kasih, Tasya. Aku menyelamatkanmu dari pria berengsek itu.”“Kau menyelamatkanku? Kalau kau tidak hadir dalam hidupku, pernikahan ini tidak akan hancur!” Tasya meninggikan suaranya.“Ternyata kau sangat mencintai pria itu. Sampai kau lupa apa yang telah dia lakukan. Bukan aku yang membuatmu bercerai, tetapi mantan suamimu itu yang datang padaku. Dia meminjam uang dengan jaminan dirimu.”“Bohong!” Mata Tasya melotot. “Setelah apa yang terjadi, apa aku harus percaya padamu? Kau itu pria

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Terungkap

    "Katakan sekali lagi." Tasya memang mendengar apa yang diucapkan oleh Mira, tapi ia ingin memastikan lagi apakah telinganya ini benar-benar menangkap perkataan yang wanita itu lontarkan. "Aku, kekasih Juna. Kau tidak lihat kunci rumah ini ada padaku?" Tasya berjalan mendekat. Mengangkat tangan, lalu menampar pipi Mira. "Kau sungguh tidak tahu malu. Ini rumahku dan Juna adalah suamiku, tapi kau berani mengaku sebagai kekasihnya.""Memang itu faktanya. Biar kuberitahu padamu jika aku dan Juna pernah bercinta di rumah ini." Mira tersenyum penuh arti. "Kau bilang apa?!" Tasya menarik rambut Mira. Wanita itu berteriak. "Lepaskan tanganmu!""Kau bercinta dengan suamiku. Berani sekali kau. Perebut sepertimu memang harus diberi pelajaran." Tasya menyeret Mira keluar. Karena teriakan wanita itu, tetangga sekitar keluar dari kediaman masing-masing. Bukannya melerai, tetapi mereka malah merekam aksi pertengkaran itu. "Kau itu tidak dicintai oleh Juna. Hanya aku, wanita yang paling dia cinta

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Wanita Lain

    Bagaimana cara memberitahu pria ini? Tasya sudah memikirkan banyak cara yang pasti berakhir pada satu titik di mana ia harus menerima semua pemberian dari Rangga. "Apa aku boleh bolos bekerja?" tanya Tasya. Saat ini, keduanya tengah berada di ruang makan. Menyantap makanan pagi bersama-sama."Memangnya kau mau ke mana? Kau juga tidak punya pekerjaan di rumah ini?" Lebih baik ke kantor yang sudah jelas ada pekerjaan."Aku ingin izin sehari saja." "Kuizinkan. Mulai besok, kau boleh kembali ke perusahaan sebagai sekretaris pribadi." "Aku tidak sekolah setinggi itu sampai bisa menjadi sekretarismu. Apa kata yang lain nanti?" "Kenapa kau memikirkan orang lain? Yang gaji kau itu adalah aku." "Kalau kau belum pernah merasakan hidup seperti diriku, lebih baik diam saja." "Kau cukup membuatkanku kopi, bersih ruangan, mengantar dokumen, menemaniku ketika aku butuh, termasuk aktivitas ranjang." Rangga tertawa. Pria berengsek! Dua kata itu hanya bisa Tasya lontarkan dalam hati saja. Tapi,

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Perpisahan

    Juna melakukan ini karena terpaksa. Jika ada penagih, maka hidup Tasya juga bahaya. Jadi, ia memutuskan untuk meminta bantuan kepada Rangga Saputra. Yang terpenting adalah mendapatkan uang. Sisanya akan diurus belakangan.Sesuai dengan permintaan Juna, maka Doni membawa temannya ini menemui Rangga Saputra di kediaman. Rumah yang besar sekali sampai Juna begitu menggaguminya. Ia berkhayal jadi orang kaya dengan harta yang tidak pernah habis.Setelah tiba di sini, Juna memikirkan istrinya. Di mana Tasya? Apa dia sudah tidur? Bersama siapa? Juna penasaran apakah istrinya itu melayani Rangga? Membayangkannya membuat perasaan Juna tidak karuan.“Don, istriku di mana?” tanya Juna.“Kau tidak berhak bertanya di mana keberadaan istrimu karena dia bukan lagi milikmu.”“Tetap saja dia istriku.”“Fokus dengan tujuanmu datang ke mari.”Sekitar 10 menit, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya, muncul juga. Rangga keluar dari sebuah kamar dengan memakai kimono satinnya. Terlihat rambut pria ini basah

  • Tolong Lepaskan Aku, Tuan CEO!   Terjerat

    "Apa kau mendengar sesuatu di dalam kamar mandi sana?" tanya pelayan pada rekannya. Temannya ini berdeham. Suara helaan napas dan teriakan terdengar dari dalam kamar mandi. Rangga dan Tasya ada di sana. Sudah pasti keduanya tengah melakukan hal-hal nikmat. "Cepat bersihkan kamar ini. Bisa jadi Tuan akan membawa wanita itu ke tempat tidur." "Pikiranmu sama sepertiku." Bergegas keduanya membereskan kamar ini termasuk mengganti seprainya secepat mungkin. Setelah itu, mereka keluar. Di dalam kamar mandi, Tasya tertunduk-tunduk karena ulah Rangga. Pria ini menarik rambutnya, mencengkeram leher dengan napas yang menderu."Kau tahu alasan kenapa aku tertarik padamu? Itu karena kau selalu berpura-pura berakting polos. Kau itu munafik. Tadinya kau menolak, tapi lihatlah dirimu sekarang. Lihat di cermin itu, kau menikmatinya." "Lakukan sepuasmu," ucap Tasya. "Dengan senang hati, Sayang. Setelah mandi bersama, kita lanjutkan di tempat tidur." Air dingin membasahi seluruh tubuh Tasya dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status