Seorang gadis kecil berlari sambil mengepakkan kedua tangannya bagaikan sayap burung yang sedang terbang ke arah Rania yang baru saja turun dari mobil.Wanita itu nampak sedikit terkejut, tetapi juga senang saat melihat keponakan Kendrick yang menggemaskan itu datang menghampirinya. Rania langsung membuka tangannya lebar-lebar sembari membungkuk untuk menangkap tubuh gadis kecil itu."Bibi, aku merindukanmu," ucap Cindy sembari mengalungkan kedua tangannya di leher Rania. Memeluk teman pamannya itu dengan erat.Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya berjalan mendekati dua wanita berbeda usia yang sama-sama sedang melepas rindu bagaikan seorang ibu dengan anaknya. Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan. "Kapan Mama datang?" tanya Kendrick sembari mencium tangan sang mama dengan lembut.Ya, wanita paruh baya itu ialah Nilam, mama kandung Kendrick yang datang bersama cucunya atau keponakan Kendrick yaitu Cindy. "Kami baru saja sampai," sahut mama Kendrick. Rania melepaskan
"Kamu lagi apa, Ken?" tanya Nilam yang baru saja ke dapur ingin mengambil minum untuk Cindy.Sang putra langsung menoleh sesaat, kemudian kembali dengan aktivitasnya."Aku membuat susu untuk Rania. Sepertinya dia lupa belum meminumnya," jawab Kendrick tenang.Nilam melirik dus susu khusus untuk diminum wanita hamil. Dia terdiam sejenak memerhatikan putranya itu.Seperti layaknya seorang suami, Kendrick begitu telaten memerhatikan kondisi Rania dan bayi dalam kandungannya. Nilam menyadari betapa besar cinta Kendrick untuk Rania yang bahkan dia sendiri tidak tahu bagaimana perasaan wanita itu terhadap putranya.Namun, Nilam selalu berdoa untuk kebahagiaan mereka dan berharap cinta putranya akan bersambut suatu hari nanti.Kendrick menoleh ke arah Nilam yang sedang melamun. "Loh, kok malah melamun? Mama mau apa ke dapur?" tanyanya. Nilam segera sadar dari lamunannya. Dia menggelengkan kepalanya pelan, lalu tersenyum tipis."Mama mau ambil air minum buat keponakanmu. Katanya dia haus tap
Keesokan paginya, Rania mengejapkan mata ketika merasakan kehangatan di wajahnya yang disebabkan silau cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela. Dia mengucak mata dan merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Setelah itu, dia beranjak bangun.Rania terdiam beberapa saat di atas tempat tidur mengingat peristiwa semalam. Refleks, dia menoleh ke samping, melihat tempat tidur di sebelahnya yang nampak sudah kosong. Tanpa sadar, kedua sudut bibir wanita itu tertarik melengkung ke atas mengulas senyum yang tipis.Dia melihat jam. Waktu menunjukkan sudah pukul delapan pagi. Rania bergegas turun dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar. Dia ingin mencari keberadaan pria yang menemaninya tidur semalam.Wanita hamil itu lupa, pagi ini Kendrick harus kembali ke Jakarta karena dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja."Tante," gumam Rania.Langkahnya terhenti sejenak di ambang pintu dapur saat melihat Nilam sedang membuat sesuatu di sana.Wanita paruh baya itu langsung menoleh
Satu tahun berlalu.Rania sudah kembali ke Jakarta dan dia sudah siap untuk berperang merebut kembali perusahaan dan semua miliknya yang telah dicuri oleh Farhan dan Dinar. Sekarang dia sudah bekerja di salah satu perusahaan terbesar yang bekerja sama dengan perusahaan Farhan sebagai direktur utama.Rania juga sudah melahirkan seorang anak yang sangat tampan bernama Noah Keanu Xavier. Nama itu sengaja diberikan oleh Kendrick untuk putranya sebagai tanda sayang.Setelah menjalani hari-hari yang sangat sulit, akhirnya Rania bersedia membuka hati dan memberi kesempatan kepada Kendrick untuk menjadi ayah sambung putranya. Ya, walau pun saat ini mereka belum terikat pernikahan karena Rania ingin fokus membalas dendam dulu kepada Farhan dan Dinar. "Sayang kamu sama Bibi Lala dulu, ya. Mama harus berangkat kerja sekarang," ucap Rania kepada putranya yang baru berusia enam bulan.Rania memberikan Noah kepada Lalita karena pagi ini dia harus segera berangkat ke kantor."Sini sini, Noah sama bi
Dua pasang mata saling berpandangan, menatap satu sama lain dengan sorot yang sulit di artikan. Sekilas, bayangan kenangan yang berbeda berputar dalam benak masing-masing bagaikan sebuah kaset film di bioskop. Membawa mereka kembali pada cerita masa lalu untuk beberapa menit.Rania menghela napas panjang, dia yang lebih dulu memutus pandangannya dari Farhan dengan melihat ke arah lain."Bisa tolong tunjukkan di mana ruanganku berada?" tanya Rania dengan nada yang sangat tenang.Wanita itu bersikap seperti tak pernah terjadi apa pun di masa lalu antara dia dengan sang mantan suami. Dan sikapnya itu membuat Farhan penasaran akan kehidupan Rania selepas bercerai darinya. "Ah, ya," sahut Farhan yang baru saja menarik diri dari lamunannya.Suasana seperti saat ini terasa aneh bagi pria itu. Setelah cukup lama tidak pernah bertemu dan tidak pernah mendengar kabar, tiba-tiba mantan istrinya datang dengan sifat yang berbeda, dan tentunya penampilan Rania pun terlihat sangat berubah. Dia menj
"Tidak bisa. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dia tidak di sini saja sikap Farhan sangat dingin apa lagi sekarang dia sudah kembali."Jemari Dinar mengepal erat. Rahangnya mengeras, geram dengan kehadiran Ramia kembali.Setelah pergi dari ruangan Farhan, dia bergegas untuk menemui Rania untuk memberikannya peringatan agar dia tidak mencoba merayu suaminya kembali.Dinar menerobos masuk ke ruangan Rania tanpa permisi, sehingga membuat si pemilik ruangan yang saat itu sedang berbicara dengan asisten barunya pun terkejut dengan kedatangannya secara tiba-tiba.Kedua alis Rania mengernyit dalam seraya menatap Dinar dengan tatapan datar. Dia menghentikan aktivitasnya, menyimpan dokumen yang sedang dia diskusikan dengan sang asisten lalu meminta rekan kerjanya itu untuk pergi dari ruangannya. "Katakan apa yang sedang kau rencanakan sekarang?!" ujar Dinar dengan nada sinis dan penuh penekanan."Apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan sekarang," sahut Rania datar d
"Sayang ...."Rania memanggil putranya yang sedang dipangku oleh Lalita. Dia langsung berjalan menghampiri mereka yang sudah menunggu di depan pintu.Di belakangnya, Kendrick mengikuti dengan membawa semua barang belanjaan yang tadi mereka beli di supermarket.Rania hendak mencium pipi gembul Noah yang sudah memakai bedak. Sepertinya Lalita baru saja memandikan bayi itu, sehingga wanginya tercium menyegarkan hidung Rania"Jangan sentuh!"Refleks, niat Rania tertahan begitu mendengar suara larangan yang diucapkan oleh Kendrick. Padahal, dia sudah tidak sabar ingin segera memangku dan mencium anaknya itu."Cuci tangan dulu sampai bersih sebelum menyentuhnya. Kau ini bagaimana? Bukankah aku sudah sering memberi tahun kalau kulit anak seusia Noah itu sangat sensitif," ucap Kendrick sembari melayangkan tatapan penuh peringatan kepada Rania selama beberapa detik. Sesaat kemudian, pria itu bergegas memasuki rumah dengan membawa barang belanjaannya yang langsung disambut oleh asisten rumah t
Farhan berdecak kesal setelah menerima telepon dari seseorang. Dia yang sedang meeting dengan klien pun terpaksa harus mengakhiri pertemuan itu sebelum waktunya karena dia harus buru-buru pergi."Maaf, sepertinya saya harus menyudahi meeting ini. Saya baru saja mendapat telepon, istri saya sedang sakit," ucap Farhan beralasan istrinya sakit agar dia bisa segera mengakhiri pertemuan dengan klien. "Apa kita bisa melanjutkan lagi besok?" tanyanya kemudian."Baiklah kalau begitu, tidak apa-apa kita lanjutkan besok saja. Kesehatan istrimu lebih penting. Pergilah!" ucap pria paruh baya, calon klien Farhan.Pria itu sudah berpengalaman dalam berumah tangga, sehingga dia dapat mengerti dengan keadaan Farhan saat ini. Itu sebabnya dia mengizinkannya pergi dan akan melanjutkan meeting besok.Setelah berpamitan, Farhan pun bergegas pergi langsung menyusul Dinar di alamat yang si penelepon tadi berikan kepadanya. Begitu sampai di tempat tujuan, dia langsung membawa istrinya yang sedang dalam kead